Selasa, 16 Maret 2010

Mnet Scandal-Fake girlfriend.

Created by Abhie

Aku tercengang ketika sesosok pria berlutut dihadapanku sambil membawa sebuket mawar merah yang cantik, bagaimana tidak? Pria yang dihadapanku itu adalah orang yang baru pertama kali aku temui dan yang paling membuatku kaget adalah kenyataan bahwa pria itu merupakan salah satu anggota super junior yang saat ini tengah menjadi pujaan remaja se-Korea..ya..ia adalah Lee Donghae.
“Maukah kau menjadi kekasih ku selama seminggu ?” tanyanya.
Aku bingung dengan apa yang terjadi dan tidak tahu harus berkata apa. Aku hanya bisa mematung di tengah kerumunan para mahasiswi yang menatap iri.
“Hyojoo..kau mau jadi pacarku kan?” tanyanya sekali lagi.
Melihat reaksiku yang hanya terdiam, Donghae pun langsung menatap bingung pada seorang pria. Pria itu menyuruh kameramen untuk mematikan semua kamera, kemudian pria itu pun mendatangiku. “Kau terpilih dalam acara Mnet scandal..kau akan menjadi kekasih Donghae selama seminggu..”
“Kenapa? kenapa aku yang terpilih?” tanya ku tergagap.
Pria itu mengerutkan keningnya, “Kau mengirim formulir pada kami kan?” tanya Pria itu, kemudian pria itu pun memanggil seorang staf wanita. Staf itu memberikan sebuah amplop yang berisi formulir acara mnet scandal. Kemudian Pria itu pun menyerahkan amplop itu padaku, aku pun segera membaca formulir itu.
“ Ah!! Sepertinya kalian salah paham.. disini tertulis Han Hyojoo, itu bukan aku! Marga ku adalah Park!”
“Mwo???” teriak Pria itu, kemudian Pria itu berjalan kearah Donghae dan mereka pun tampak mendiskusikan sesuatu. Tak lama, Donghae dan pria itu pun segera mendatangi ku.
“Aku adalah produser acara ini..aku mohon bantuan anda, kami akan memberikan bayaran yang setimpal atas kerjasamanya”
“Tapi..aku tidak bisa”
“Kami sudah terlanjur kemari dan para mahasiswi disini juga telah mengetahui kalau aku memintamu untuk menjadi pacarku..jika mereka tahu yang sebenarnya maka akan banyak rumor yang tidak enak dan mau tidak mau kau juga sudah terlibat didalamnya.” Jelas Donghae, ia menatapku dengan wajah penuh harap, “ Ku mohon..”
Setelah berfikir dan menimbang perkataan Donghae, Aku pun menyerah dan menganggukkan kepalaku, seketika itu juga Donghae tersenyum padaku. “Gomawo..”ucapnya.
“Tapi...apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa akting..” tanyaku bingung
“Kalau begitu tidak usah berakting, anggap saja selama tujuh hari ini aku adalah pacar aslimu!” ucapnya sambil menepuk Kepalaku.
***
Hari ini adalah hari kedua dari tujuh hari yang kami sepakati. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi hari ini dan aku tidak menyangka kalau kamera ini akan mengikutiku kemana-mana, aku kira kamera ini hanya akan muncul jika kami akan syuting tapi ternyata tidak. Yang membuatku tambah bingung ternyata aku juga tidak diberi script tentang adegan yang akan muncul. Produser hanya mengatakan padaku bahwa jadwal yang padat mungkin membuat Donghae tidak bisa menemaniku selama tujuh hari penuh. Jika aku memang berniat untuk mengikuti acara ini tentunya aku akan bersedih, tapi mengingat bahwa keterlibatanku dalam acara ini adalah karena ketidaksengajaan maka aku pun bersikap biasa saja, aku justru bersyukur jika kami tidak bertemu setiap hari karena tidak mudah bagiku untuk berpura-pura menjadi pacar seseorang yang baru saja aku kenal.
“Hyojoo!” panggil seorang Pria dari dalam mobil, pria itu pun turun dari mobilnya dan menghampiriku yang tengah menunggu bus.
“Donghae?”
“Ne..Pagi ini aku tidak ada pekerjaan, jadi aku ingin mengantarkanmu ke kampus” Ucapnya sambil tersenyum.
“ Kau mau naik bus?” tanyaku takjub.
Donghae hanya tersenyum padaku, “ Eh..Busnya datang! Ayo naik!” ucap Donghae sambil menggandeng tanganku. Kami pun duduk di bangku paling belakang.
“Wah..sudah lama aku tidak naik bus umum!” ucapnya.
“Sesenang itukah?” tanyaku. Donghae pun mengangguk dan menyapa orang-orang yang berada di dalam bus. “Annyeong haseyo...sekarang kami sedang berpacaran! Mohon doa restunya..” ucapnya tiba-tiba sambil mengangkat tanganku ke udara.
“A..Apa yang kau lakukan?” tanyaku sambil menutup wajahku yang memerah, Donghae pun tersenyum dan ia mencubit pipiku dengan gemas.
“Ah..Imutnya” sahutnya, aku tidak tahu apa yang dipikirkannya saat ini. Bagaimana bisa ia memperlakukan ku seperti ini dihari kedua pertemuan kami? didepan banyak orang seperti ini?
“Hyojoo..ani..Chagi..hari ini aku tidak bisa menemanimu, tapi besok aku pasti akan stand-by untukmu! 24 jam penuh!”
Aku pun tersenyum kikuk mendengar ucapannya, Chagi? Ah..aku tak pernah mendengar kata-kata itu sebelumnya, dan sepertinya Donghae tahu akan hal itu dan mungkin itulah sebabnya ia terus memanggilku Chagi. Selama di perjalanan Donghae lebih banyak bercerita dibandingkan aku, ia juga menceritakan bagaimana kehidupannya di asrama bersama dua belas member lainnya. Dan tidak terasa kami pun sampai di kampusku, kami pun turun dari bus itu. Donghae mengantarku sampai ke gedung fakultas.
“Chagi.. nanti aku sms ya!”ujarnya sebelum kami berpisah.
***
Hari ketiga.
Aku membaca ulang sms-sms yang dikirim Donghae, dia sangat perhatian dan juga humoris. Awalnya aku bingung bagaimana caranya agar aku dapat berkomunikasi tanpa terlihat canggung, namun Donghae sangat pandai membaca pikiranku hingga akhirnya sedikit demi sedikit jarak antara kami pun mulai memudar. Tiba-tiba Hp ku berbunyi dan ada satu sms yang masuk ke inbox ku.
Chagiya..mianhae, jadwalku dimajukan sehari jadi aku tidak bisa menemuimu hari ini.... sekarang aku harus siaran di Chinchin radio..kau harus mendengarkan aku ya…Arghh..bogosipta ^^
Aku tersenyum sekaligus kecewa ketika membaca sms Donghae, aku pun membalas smsnya.
Gwenchana..aku pasti akan mendengarkan siarannya, hwaiting!! Nado bogosipta..^^
Kyaaa..apa yang kulakukan? Aku menulis nado bogosipta? Aargh… sms kami kan bisa saja di tayangkan di acara ini..Ah babonya aku!! Tidak lama sms balasan pun datang.
Arraseo..aku akan bekerja keras!! Kh kh kh kalau begitu besok kita kencan ya..ok?Chagi..siarannya sudah mulai nih..annyeong^^
Akupun meletakkan couple phonesl yang diberikan padaku dan langsung menyalakan radioku. Acara radio itu berjalan dengan mulus hingga akhirnya penyiar radio itu menanyakan tentang hubungan kami.
“Donghae-ssi..setahuku kau memiliki kekasih ya saat ini?”tanya penyiar radio itu.
“ A..Ne..” jawab Donghae
“Bagaimana hubungan kalian?”
“Hubungan kami? Ehm..awalnya memang sedikit canggung, tapi dia adalah tipe ideal ku jadi aku terus berusaha agar kami bisa dekat..”
“Wah..wajah Donghae sampai bersemu merah nih.. pasti gadis itu benar-benar mencuri hatimu ya? Hahahaha”
“Benarkah? Kurasa begitu..mungkin dia memang pencuri hati yang ulung”
“Ah..aku jadi iri mendengarnya! Apakah kau ingin memberinya pesan suara?”
“Ehmm..baiklah.” ucap Donghae, kemudian suasana pun menjadi sepi. “Chagiya... Nan kunyang noerago!” ucapnya singkat.
“Ah....aku jadi tambah iri!!! Aku yakin saat ini Pacarmu sedang tersenyum mendengar pesanmu, tapi sayangnya kebersamaan kita dengan para member suju harus berakhir disini.. dan lagu terakhir akan dinyanyikan secara live oleh Superjunior. Annyeong”
Dan siaran radio itu pun berakhir. Aku terdiam masih tidak percaya dengan apa yang diucapkan Donghae, aku pun menenggelamkan wajahku kedalam bantal. Kyaaaa padahal ia tidak mengucapkannya dihadapanku, tapi mengapa jantungku berdegup begitu kencang? Tidak mungkinkan kalau aku menyukainya secepat ini? Aarghh..bagaimana ini? Aku tak bisa mengendalikan senyumku..rasanya bibir ini terus mengembang tanpa bisa ku hentikan. Donghae..apa yang harus kulakukan sekarang?
***
Hari keempat.
Aku merapikan dandananku di depan cermin, saat ini aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan selain bercermin dan bolak-balik sambil mengintip dari jendela rumahku untuk melihat apakah Donghae sudah datang atau belum. Tingtong! Bel rumahku berbunyi.
Aha! Donghae rupanya telah datang, aku pun bercermin sekali lagi kemudian aku pun mengambil bekal makanan yang aku buat. Dari balik jendela aku melihat Donghae tengah berdiri didepan pintuku sambil merapikan rambutnya.
“Annyeong...” sapaku.
Donghae menatapku diam, kemudian ia pun tersenyum kearahku. “Kau memakai make up? Wah..kau cantik sekali..”
“Gomawo..” ucapku sambil tersenyum.
Donghae pun melihat keranjang yang aku bawa, “Kau membuat bekal?” tanyanya dengan wajah yang antusias
“Ne..”
Ia mengambil keranjang itu dari tanganku dan mengintip isinya, “kau membuatnya sendiri? Untukku?”
“Ne..tapi aku tidak tahu apakah kau akan menyukainya atau tidak.”
“Tentu aku menyukainya! Meskipun kau memasukkan racun, aku pasti akan tetap menyukainya.. gomawo chagia..”
“Aish!!Gotjimal!” ucapku sambil memukul lengannya dengan pelan.
Donghae pun tersenyum melihat reaksiku, kemudian ia mengajakku kedalam mobilnya, dan kami pun segera melaju menuju sebuah taman di pinggir kota. Kami pun mencari sebuah tempat yang sepi dan setelah berkeliling kami pun mendapatkan sebuah tempat di dekat danau. Donghae menggelar tikar yang ia bawa dan kami pun duduk bersebelahan.
“Aaargh!!!” ucapnya tiba-tiba sambil merentangkan kedua tangannya, ia pun kemudian meletakkan kepalanya di pangkuanku dan memejamkan kedua matanya. Aku hanya terdiam dan tak berkata apapun.
“Chagi..aku selalu bermimpi ingin melakukan hal ini jika aku memiliki seorang kekasih, menurutmu aku orang yang membosankan ya?”
“Ehm? Tidak..aku lebih menyukai ketenangan seperti ini, aku tidak suka dengan keramaian.”
“Ehm… jawabanmu itu tepat seperti yang kuduga.”gumamnya.
“Benarkah? Aku heran kenapa kau bisa membaca pikiranku dengan baik..Donghae, kau memiliki kekuatan supranatural ya?” ucapku dengan wajah penuh selidik.
Donghae pun bangkit dan duduk disebelahku, “Berikan tanganmu!”
“Untuk apa?”
“Biar kuramal!” ucapnya sambil meraih tanganku. Kemudian wajahnya berubah menjadi serius dan ia pun mulai membaca garis tanganku.
“ Kau sedang lihat apa sih?”
“Chagi..sepertinya kau memang ditakdirkan untukku..”
“Haish! Kau ini memang berlidah manis ya?” ucapku sambil menarik tanganku.
“Aniyo..ditanganmu memang tertulis seperti itu kok!” Ucap Donghae membela diri.
“Kau membawa sepeda dibelakang mobilkan? Ayo kita bersepeda!” ajakku, Donghae pun terdiam dan langsung berbaring lagi di pangkuanku.
“Donghae!! Ayo bangun!! Ayo kita bersepeda..ayo..” rajukku.
“Shiro!! Aku ingin tiduran disini sampai besok pagi!”
“Ayo bangun! Cepat bangun!” perintahku sambil menggelitiknya. Ia pun tertawa geli dan akhirnya menyerah padaku. Kemudian Ia pun menurunkan sepeda yang di letakkan di belakang mobil dan ia pun memboncengku berkeliling taman. Kami hanya berkencan hingga sore hari karena Ia harus pergi untuk latihan.
“Chagi..aku tidak mau pergi..” ucapnya dengan nada manja.
“Kita kan masih bisa bertemu besok! Ayo cepat! Pasti anggota suju yang lain sedang menunggumu!”
“Ah..biarkan saja! Aku disini saja ya?”
“Tidak boleh! Ayo cepat pergi sebelum Leeteuk-ssie mengomelimu!” ucapku.
Dan Hpnya pun berbunyi, ia pun membaca pesan yang masuk.
“ Ah...Teukie Hyung sudah mengomeliku!” ucapnya sambil tertawa.
“Tuh kan.. Makanya kau segera kesana sekarang!”
“Ah...malangnya aku..Teukie hyung mengomeliku dan kekasihku malah mengusirku pergi, kurasa kekasihku sudah tidak menyukaiku” ucapnya, Aku pun hanya tersenyum mendengar ucapannya.
“Baiklah kalau begitu..sesuai keinginanmu maka aku akan pergi sekarang!” ucapnya, kemudian ia memegang kedua pipiku dan mencium keningku dengan lembut.
“Aku pergi.. jangan lirik pria lain ya!” ucapnya yang masih memegang kedua pipiku.
Ia pun pergi dan melambaikan tangannya padaku, Aku hanya bisa tersenyum dan membalas lambaiannya. Dan ketika ia telah pergi yang bisa kulakukan hanyalah menyentuh keningku sambil senyum-senyum sendiri. Aargh..kalau begini caranya mungkin aku bisa terkena serangan jantung! Sepertinya mulai sekarang aku harus mempersiapkan mentalku agar tidak terlihat seperti orang bodoh setiap kali Donghae melakukan tindakan yang mengejutkan.
***
Hari kelima.
“ Kyaaaaaaaaaa! Super Junior! Donghae Oppa! Siwon Oppa!” teriak gadis yang berdiri di sebelahku.
Siang tadi Donghae mengirimkan sms yang menyuruhku untuk datang ke Lotte departemen, dan akhirnya disinilah aku sekarang berada, di tengah kerumunan Elf yang mengelu-elukan nama tiap personel Super junior. Aku baru pertama kali ini melihat penampilan Donghae secara langsung, ia menge-rap dan menari dengan lincah. Mataku terus mengikuti setiap gerakannya, dan tiba-tiba ia mengedipkan matanya dan menunjuk kearahku. Aku tidak tahu apakah itu adalah bagian dari aksi panggungnya ataukah karena ia memang menyadari keberadaanku? Yang jelas malam ini aku sungguh terpesona dengan kharisma yang terpancar dari dirinya. Setelah menyanyikan dua lagu tiba-tiba Donghae turun dari panggung dan berjalan menuju ke arahku, dan Para bodyguard pun sibuk menghalangi para elf yang menjerit-jerit dan berusaha menyentuhnya. Ketika ia sampai kehadapanku ia pun tersenyum dan menggandeng tanganku, kemudian ia mengajakku keatas panggung.
“Elf..Gadis ini adalah kekasihku! Mohon doa restu kalian..” ucapnya.
“Andwae!! Oppa..Andwae!!” teriak para Elf, namun ada juga yang berteriak “Popohae! Popohae!”
Dan setelah perkenalan mendadak itu, aku besama seluruh anggota super junior pun menuju ke sebuah Restaurant. Selama kami di restaurant, para anggota superjunior pun sibuk menggoda dan menjahili kami, termasuk Kibum dan Siwon yang kukira pendiam. Semakin mengobrol dengan para member, aku pun semakin mengetahui sifat dan karakter Donghae. Tanpa sadar kami pun larut dalam percakapan dan canda tawa hingga akhirnya jam pun menunjukkan jam dua belas malam dan Donghae pun segera mengantarkanku sampai ke rumah dengan selamat dan dengan satu kecupan dikeningku. Lagi.
***
Hari Keenam.
Aku menatap layar laptopku dan membaca sebuah berita mengenai kejadian semalam, tampaknya banyak para Elf yang patah hati karenanya. Aku pun membaca salah satu komentar yang ada di postingan tersebut.
Meskipun kesal, tapi aku yakin itu hanyalah akting untuk acara Mnet Scandal. Donghae Oppa pasti melakukannya karena ia dipaksa untuk memberikan kesan yang baik pada pacar palsunya itu. Lagipula dua hari lagi acara itu juga akan berakhir..Yippie! dan akhirnya Donghae Oppa pun akan melupakan pacar palsunya itu!.
Aku tertegun membaca komentar itu, tiba-tiba aku tersadar dengan posisiku yang sebenarnya. Aku hanyalah pacar palsunya. Dan tanpa terasa Air mataku pun menetes dari kedua pelupuk mataku. Aku tak mengira bahwa aku akan benar-benar jatuh cinta padanya, besok adalah hari terakhirku bersamanya. Dan mungkin komentar itu benar, Ia akan melupakanku setelah ini semua berakhir. Hatiku terasa sakit. Sangat sakit.
Tiba-tiba Ponselku pun berbunyi.
“ Ne?” ucapku dengan suara yang parau.
“Chagi? Ada apa dengan suaramu?”
“ Ehm..sepertinya aku terkena flu..” ucapku berbohong.
“ Gwenchana? Ah.. ini pasti karena aku mengajakmu keluar hingga larut malam! Kau sudah minum obatkan?”
“ Ne..aku sudah minum obat.”
“Syukurlah..Chagi, hari ini aku pergi ke luar kota jadi hari ini aku tidak bisa menemuimu”
Airmata ku pun kembali tertumpah dan Donghae sepertinya mendengar suara isakanku.
“Chagia?”
“Ne..” jawab ku yang berusaha menjaga suaraku agar ia tidak menyadari kalau aku menangis.
“ Kau menangis?”
“Aniyo..aku kan sudah bilang kalau aku sedang flu!” ucapku mengelak.
“Baiklah..sekarang kau cepat istirahat, besok aku akan menjengukmu, Ok?”
“Ok”
“Annyeong..”
Donghaepun memutuskan telfonnya. Dan aku pun kembali menangis.
Aku menatap jam wekerku, pukul satu pagi. Aku berfikir sejenak dan bertanya-tanya mengapa ada orang yang mengetuk-mengetuk pintu rumahku di jam seperti ini? Aku pun memutuskan untuk bangkit dari tempat tidurku dan menuju ke ruang tamu. Aku mengintip dari balik tirai jendela dan kulihat seorang pria tengah berdiri membelakangi pintu rumahku. Aku ragu-ragu untuk membuka pintu, tapi pria itu kemudian berbalik. Donghae?Aku pun mengerjapkan mataku. Ya..aku tak bermimpi. Pria itu adalah Donghae. Aku pun segera membuka pintu rumah.
“ Donghae? Apa yang kau lakukan disini?” tanya ku sambil melihat ke sekeliling rumah, tidak ada satu kamera pun disana.
“ Aku khawatir padamu! Kau sudah tidak apa-apa kan?”tanyanya dengan wajah yang cemas, ia pun menyentuh keningku. “Tidak panas. Kau sudah baikkan ya?”
“A..Ne..” ucapku tergagap.
“Kenapa matamu terlihat sembab? Seperti habis menangis saja!” Ucapnya sambil tersenyum, Aku hanya terdiam mendengar ucapannya. Kau benar, Lee Donghae.. aku memang telah banyak menangis hari ini.
“Chagi..Kau kenapa sih? Sepertinya kau memikirkan sesuatu yang lain! Hah..aku kecewa sekali, setelah pekerjaanku selesai aku langsung kemari untuk menemuimu! ku kira kau akan senang melihatku! Ternyata Aku hanya mengganggu istirahatmu ya?”
“Ani..Tentu saja aku senang..Kau pasti lelah...”Ucapku sambil mengelus pipinya. Donghae terdiam dan ia meletakkan tangannya diatas tanganku agar tanganku tetap menempel dipipinya, “ Chagi..ini pertama kalinya kau berinisiatif menyentuhku..”
“Ehm?”
“Ya..biasanya aku yang selalu memulai skinship denganmu..”
Aku pun tersenyum mendengar ucapannya, “Sesenang itu kah?”
“Tentu saja aku senang! Itu artinya kau mulai merasa nyaman di dekatku!”ucapnya tersenyum, “chagi..aku harus kembali ke asrama sebelum manajer ku tahu..Kau sudah tidak apa-apa kan?”
“Ne..aku sudah baikan. Pulanglah..kau juga harus beristirahat!”
Donghae menarikku kedalam pelukannya,“Mimpikan aku ya..”
“Ehm” jawabku sambil mengangguk.
Ia pun melepaskan pelukannya dan kembali ke asramanya.
***
Hari Ketujuh.
Ini adalah hari terakhirku menjadi kekasih Lee Donghae, Hari ini aku memutuskan untuk tidak memikirkan apa yang akan terjadi setelah hari ini. Ya..aku berniat untuk menikmati kencan terakhirku dengannya. Aku tidak ingin merusak kebersamaan kami.
“Donghae...Aku tidak mau nonton film Horor!”
“Baiklah kalau begitu kita pilih film yang lain saja! Kau mau nonton apa?”
“Ehm..Film yang di studio dua sepertinya bagus..” ucapku sambil menunjuk ke sebuah poster.
Akhirnya Kami membeli dua buah tiket film yang kutunjuk tadi dan ketika kami masuk ternyata studio itu sudah gelap, Donghae pun menggenggam tanganku dan menuntun ku sampai ke bangku kami. Film yang kami lihat ternyata bergenre romans, namun ternyata film itu berakhir dengan tragis dimana aktris utamanya diceritakan meninggal dalam sebuah kecelakaan.
“Jangan menangis..” Ucapnya sambil menyeka airmataku.
“Ah..aku cengeng ya..?” ucapku.
“Ani..kau sangat manis! Tapi jangan sering menangis ya..karena senyuman lebih cocok untukmu..Kau harus tahu bahwa kau itu sangat cantik ketika tersenyum.” ucapnya sambil mencubit pipiku. Aku pun langsung tersenyum mendengarnya, setelah selesai menonton Kami pun segera menuju ke Apkujong.
“Donghae!! Lihat!” ucapku sambil menunjuk sebuah Couple t-shirt.
“ Wae?”
“Kita pakai itu yuk!”
“Ah..shiro..” ucapnya malas.
“Ayo..ayo..ayo..ayo.” pintaku, entah darimana aegyoku pun muncul padahal selama ini aku tidak pernah bermanja-manja pada orang lain. Donghae pun tersenyum melihat sikapku dan akhirnya ia menuruti permintaanku dan akhirnya kami pun berdiri berdampingan di sebuah cermin di distro itu.
“Ehm..Berarti kita harus berjalan berdampingan terus nih.”
“Memangnya kenapa?”
“Kalau kita berdampingan kan gambarnya utuh berbentuk hati, tapi kalau sendiri-sendiri t-shirt ini jadi lebih mirip t-shirt orang patah hati!” ucapnya.
Aku pun hanya mengangguk pelan, kemudian kulihat bayangan diriku yang memakai t-shirt itu. Ah.. sebentar lagi akan ada gadis yang benar-benar patah hati.
“Chagi..Ayo kita ke Sungai Han!” ajak Donghae.
Dan kami pun menuju ke Sungai Han, lokasi yang menjadi tujuan terakhir dari kencan kami. Kami duduk berdampingan dan memandang sungai Han tanpa berbicara apapun hingga produser memberi kami tanda bahwa waktu kami hanya tersisa sepuluh menit.
“ Gomawo Hyojoo..karena telah memberikan kenangan indah untukku” ucap Donghae sambil menggenggam tanganku.
“Nado......” Aku tidak sanggup berkata apapun karena air mataku telah mendahuluiku. Donghae menyeka airmataku dan tersenyum,
“Chagi..aku sudah bilang kan kalau kau sangat cantik kalau tersenyum?”
“Ne..” ucapku sambil mengangguk, namun aku tetap tak bisa tersenyum padanya.
Donghae pun menarikku kedalam pelukannya, aku pun memeluknya dengan erat, aku ingin menghirup wangi tubuhnya untuk yang terakhir kali.
Setelah beberapa detik, ia pun mencium keningku dan melepaskan pelukannya.
“Jangan menangis lagi...” Ucapnya.
Aku pun masih mematung ditempat itu ketika Donghae secara perlahan-lahan pergi meninggalkanku. Aku sama sekali tidak menengok ke belakang, aku tidak ingin melihat punggungnya yang menjauh dari ku. Aku pun terduduk kembali, ku lihat couple phones yang ku genggam. Haruskah aku mengirimnya sebuah sms? Jika aku memberikan tanda jika aku ingin tetap bersamanya akankah ia berfikir hal yang sama? Namun Komentar-komentar negatif yang pernah kubaca seakan muncul dihadapanku, aku takut..aku takut jika komentar-komentar itu menjadi kenyataan, aku takut jika Donghae benar-benar akan melupakanku. Tapi aku sangat ingin berada disisinya..aku ingin menggandeng tangannya dan tertawa bersamanya. Aku pun menulis sebuah pesan,namun ketika hendak kukirim ternyata no ponsel Donghae sudah terputus. Para kameramen itu pun mematikan Kameranya.
“Terimakasih atas kerjasamanya.” ucap Kameramen berikut para staffnya, mereka pun membereskan perlengkapannya dan pergi meninggalkanku sendiri.
Setelah Kru Mnet Scandal pergi, aku pun duduk di tempat yang sama sebelum berpisah dengan Donghae. Aku menundukan kepalaku dan menangis, padahal ia baru pergi selama beberapa menit dan hatiku sudah sedemikian sakitnya hingga dada ini terasa sesak.
“Wah..kukira aliran Sungai Han sudah deras! Ternyata sungai di pipi Chagiya ku lebih deras! Kalau sudah begini, lalu apa yang harus kulakukan nih?” sahut seseorang di belakangku.
Aku pun menoleh pada sumber suara itu, Aku melihat Donghae berdiri sambil tersenyum.
“ Donghae? Kenapa kau ada disini?” ucapku dengan suara yang parau.
“ Aku kan tidak bilang ingin berpisah denganmu! Aku hanya bilang jangan menangis lagi..tapi ternyata kau tidak mendengarkan ucapanku ya?” ucapnya, Ia pun duduk disampingku dan menghapus airmataku. “ Persediaan air matamu banyak sekali sih?”
Aku tersenyum tipis mendengar ucapannya, kemudian aku pun memandang kearahnya.
“ Aku tahu kau pasti heran kenapa aku ada disinikan?” tanya nya.
“ Ne.. karena acara ini sudah berakhir..aku kira kau tidak akan menemuiku lagi..”
“ Kukira juga akan seperti itu..”
“ Lalu kenapa kau kemari?”
“ Teukie Hyung mengatakan padaku, Jika aku benar-benar menyukaimu maka aku harus berada disampingmu..tapi dengan syarat aku tidak melukai para fansku.”
“ Jadi karena itu kau tidak mengirimkan sms padaku?”
“ Ya kira-kira seperti itu..jadi untuk sementara kita sembunyi-sembunyi dulu, kelak fans kami pun akan mengerti dan mendukung kita.”
“ Kau benar-benar yakin kalau mereka akan mengerti?” tanya ku ragu.
“ Tentu saja! Mereka kan Elf! Elf itu adalah fans..ani..mereka itu adalah keluarga kami, mereka selalu ingin para anggota Suju mendapatkan kebahagiaan, dan jika mereka mengetahui kalau kau adalah sumber kebahagiaanku.. aku yakin mereka akan merestui kita.” Ucapnya sambil tersenyum, ia pun merangkul bahuku.
“ Chagi.. kau harus sabar ya pacaran denganku!”
Aku pun tersenyum dan mengangguk.
Donghae menatapku dengan lekat, “ Chagi..Saranghae” ucapnya.
“ Nado saranghae..”
Dengan perlahan Ia pun mendekatkan wajahnya padaku dan mengecup lembut bibirku. Ah..seribu satu kata mungkin tidak cukup untuk menggambarkan bagaimana perasaanku saat itu.. O iya untuk Para Elf, kumohon secepatnya untuk merestui kami ya, Aku akan mewakili kalian untuk menjaga Donghae. OK?? Gomawo^^.

The End.

FoRg1ven3ss

Creat3d by Abhie

Selingkuh itu indah, selingkuh itu asyik. Bagaimana mereka bisa mengatakan hal seperti itu? Mungkinkah karena mereka belum pernah diselingkuhi oleh orang yang mereka cintai? Mereka tidak tahu..mereka tidak mengerti..mereka tidak pernah merasakan sakitnya perasaan tertipu. Bagaimana perasaanmu ketika kau mencoba mengelak dari fakta? Mencoba menutup mata atas kenyataan yang ada dihadapanmu? Kau terus berpura-pura bahwa segalanya hanyalah ilusi,bahwa segalanya hanyalah imajinasi yang timbul karena ketakutan akan kehilangan seseorang yang kau anggap berharga. Dan ketika kau tak mampu lagi mengelak dari kenyataan..yang bisa kau lakukan hanyalah berputar-putar pada pertanyaan-pertanyaan yang sama..apa yang salah pada diriku? Apa kekuranganku hingga kau tega mencampakkanku? Dan Ketika kau tak menemukan satu jawaban diantara seribu pertanyaan yang kau ajukan.. Hanya airmata yang akan menemani keseharianmu, hanya kepedihan yang menjadi sahabatmu dan hanya mimpi buruk yang berkunjung ditiap malammu.
Aku adalah Lee Sungmin..aku adalah saksi dari kepahitan itu. Omma adalah korban dari perselingkuhan yang dilakukan oleh Appa ku sendiri. Appa pergi dan meninggalkan aku dan ibuku hanya untuk wanita lain. Hanya untuk mengejar fantasinya bersama cinta pertamanya. Aku membenci fakta bahwa aku begitu mirip dengan Appaku. Aku begitu membenci wajahku..karena wajah ini hanya akan mengingatkan Omma pada pria itu. Hingga detik ini pun Omma tak berani memandang mataku, ia selalu menitikkan airmatanya dan aku menyadari perasaan bersalah yang menghinggapi dirinya. Aku selalu ingin mengatakan bahwa bukan salah Omma jika aku tumbuh tanpa seorang Appa. Tentu saja ini semua bukanlah salahnya..Omma tidak pernah berbuat salah apapun padaku...
“ Lee Sungmin!”
Aku mengalihkan perhatianku dari buku yang tengah kubaca dan menengok kepada seorang gadis yang diam dan menungguku untuk berbicara. Sejenak Aku menatapnya dan terpesona pada penampilannya yang manis dalam balutan dress pink.
“Apakah kau Lee Sungmin?” tanyanya sekali lagi.
“Ehm..Ya., Aku adalah Lee Sungmin.. tapi apakah aku mengenalmu?” ucapku.
Gadis itu menjulurkan tangannya padaku, aku pun menyambut tangannya.
“Aku adalah Cho Ara, aku siswi kelas 3 sma Hwashin.”
Aku mengernyitkan dahiku, masih tidak mengerti apa yang akan gadis manis ini lakukan.
“Aku adalah sahabat Lee Sunmi...”
Seketika urat nadiku mengeras ketika gadis itu menyebutkan nama seseorang yang ingin aku enyahkan dari kepalaku.
“Aku kemari untuk..”
“Prak!!!” tanpa banyak bicara aku langsung menutup bukuku dengan kasar dan memasukkannya ke dalam tas, gadis itu terkejut dan terdiam untuk beberapa saat sebelum ia membuka mulutnya dan mulai menyulut emosiku.
“Sungmin-ssie.. aku ingin bicara tentang Lee Sunmi.”
“Aku tidak ingin membicarakannya!” ucapku, aku pun langsung bangkit dari dudukku, memasang earphone ditelingaku kemudian aku pun berjalan meninggalkannya.
“Lee Sunmi!! Dia adalah adikmu! Bagaimanapun dia adalah adikmu! Dia sekarat!! Dia ingin menemuimu!!” teriaknya.
Meskipun aku mendengarnya, aku hanya diam seolah-olah aku tak mendengar apapun dan aku terus berjalan tanpa memperdulikannya.
***
“Omma..aku pulang!” teriakku ketika aku membuka pintu rumah mungil yang dindingnya dicat warna kuning gading.
“Aigoo.. kau sudah pulang? Omma baru saja memanaskan makanan untukmu..kau makanlah dengan baik, omma mau pergi ketempat Bibi Chaeyoung.”
“Omma.. kau mengambil pekerjaan apa lagi kali ini?”
“ Eh? Apa maksudmu? Omma..omma hanya membantu saja kok.”
Aku pun menghela nafasku dan memeluk tubuh Ommaku yang semakin mengurus, aku mencoba agar air mataku tidak terjatuh. Omma tidak boleh melihatku menangis, ya.. jangan sampai ia melihatku menangis.
“ Apujimalgo..Omma..”
“Haish!! Omma mu ini mana mungkin sakit !!” ucap Omma ku sambil menepuk punggungku.
Aku melepaskan pelukanku, “Arraseo! Kau adalah Super Omma!” ucapku sambil tersenyum meledeknya. Omma ku tertawa mendengarku, kemudian ia pun menjadi panik ketika melihat jam dinding yang terpasang di tembok rumah kami.
“Aigoo! Omma telat! Omma berangkat dulu ya!” ucapnya sambil berlalu meninggalkanku.
“Hati-hati Omma!” teriakku.
Aku pun langsung menuju ruang makan dan menyantap masakan ommaku yang lezat, setelah selesai aku pun langsung masuk kedalam kamarku. Baru beberapa menit aku merebahkan tubuhku. Bel rumahku berbunyi.
Ah.. omma pasti ketinggalan sesuatu lagi!
Aku pun buru-buru membuka pintu rumah.“ Omma..” ucapanku terhenti ketika aku melihat sesosok gadis yang tadi pagi mencariku.
“sungmin-ssie...”
“Kau ini stalker ya?” ucapku dengan nada angkuh dan dingin.
Gadis itu memandangku tanpa mengucapkan sepatah katapun, ia pun mengeluarkan sebuah kotak dari tasnya dan menyodorkannya padaku.
Aku melirik pada kotak itu dan kemudian aku menatap gadis itu lagi, “Apa ini?”
Gadis itu meraih tanganku dan meletakkan kotak itu di tanganku. Dengan ragu-ragu Aku pun membukanya, ada sebuah amplop berwarna biru yang berisi beberapa foto didalamnya. Aku melihat foto-foto itu, tanganku bergetar ketika aku melihat diriku yang tersenyum bahagia saat seorang pria menggendongku di pundaknya..pria itu adalah pria yang menyakiti Ommaku. Aku segera meletakkan foto itu ke dalam kotak dan ku tutup rapat kotak itu dan aku langsung mengembalikan kotak itu pada Cho Ara.
“ Sebaiknya kau tidak bertindak lebih jauh! Atau kau akan menyesal telah mengusik hidupku!” ucapku sambil membanting pintu tepat dihadapannya.
Aku duduk di sofaku dan mencoba untuk menenangkan pikiranku yang kacau, namun emosiku tidak kunjung padam karena gadis menjengkelkan itu terus mengetuk pintu rumahku. Apakah gadis itu tuli? Aku sudah memperingatkannya untuk tidak menggangguku, aku sudah cukup bersabar dengan semua hal gila ini. Gadis itu masih terus mengetuk pintu, ku ambil sepasang sepatuku dan melemparkannya ke pintu.
“BRUKK!!!” suara sepatu yang ku lempar pun berhasil membuatnya terdiam. Di balik pintu itu, aku mendengar tangisannya yang pecah.
“Sungmin-ssie!! Tak bisa kah kau menemuinya? Hanya sekali saja..ku mohon..ku mohon Sungmin-ssie..Hanya sekali saja...kumohon”
“Aku tak peduli!! Dan kau! Jangan pernah kau menggangguku lagi!”teriakku, aku pun segera meninggalkan ruangan itu, aku tidak peduli dengan gadis yang kini tengah menangis didepan pintu rumahku. Aku tak peduli, aku takkan sudi menemui anak itu, aku tidak mau dan tidak akan pernah berhubungan dengannya ataupun keluarganya.

Jam menunjukkan pukul tujuh malam, Aku masih berada di kamarku, masih mencoba untuk menghapus ingatanku tentang foto itu.
“Minnie-ah! Omma pulang.. mian Omma pulang terlambat..Omma menemukan sesuatu di depan rumah, sepertinya kau punya penggemar ya?”
Aku pun langsung keluar dari kamarku dan menyambutnya.
“Tentu saja aku punya banyak penggemar! Aku ini kan pujaan para wanita, Omma saja yang baru tahu!” ucapku sambil membanggakan diri.
“Arasseo!! Kau ini anak Omma yang tampan, pintar, pengertian dan juga baik hati.. tentu saja kau punya banyak penggemar.. Aigoo.. kau ini memang Putraku yang paling manis!”
“Ah..Omma! kalau kau yang memujiku seperti itu aku justru menjadi malu!”
“Nih..dari penggemarmu!” ucap Ommaku sambil menyodorkan sebuah kotak yang membuat emosiku kembali bergejolak. Aku pun segera mengambil kotak itu, dan memasang sesungging senyum palsu.
“ Aku masuk kedalam kamar dulu Omma.”ucapku, kemudian aku pun kembali ke kamar dan aku letakkan kotak itu di atas meja belajarku. Ada selembar kertas yang dilipat dan ditempel di atas tutupnya. Aku pun membuka kertas itu.

Lee Sungmin, maaf kalau aku mengusik hidupmu.. aku adalah sahabat baik Lee Sunmi, Mungkin kau membenci Appa dan Omma nya..tapi apakah kau juga akan membencinya? Apakah Sunmi bersalah karena terlahir sebagai adikmu? Aku ingin kau tahu bahwa selama ini Sunmi merasa bersalah padamu juga pada Ommamu..ia ingin sekali meminta maaf atas perbuatan yang bahkan bukanlah kesalahannya..untuk itu, tak bisakah kau memaafkan sahabatku? Tak bisakah kau memaafkan adikmu? Saat ini Sunmi sedang dirawat di Seoul Medical Center, waktunya tak banyak lagi, Sungmin-ssie...aku mohon padamu.. biarkan sahabatku pergi dengan tenang..

Aku memandangi kertas itu, hatiku cukup terusik dengan kalimat-kalimat yang tertulis diatasnya Aku memang tak bisa menyalahkan Sunmi, tapi aku tak sanggup menemuinya, aku tak sanggup menemui anak dari wanita yang telah merebut Appaku.
***
Aku menatap awan hitam dari jendela kelasku, cuaca mendung seperti ini membuatku mengantuk hingga aku kehilangan konsentrasi untuk mendengar penjelasan dosenku yang panjang lebar. Hujan pun akhirnya mengguyur kota Seoul, aku menghela nafas panjang berharap jam kuliah telah usai, aku ingin segera merebahkan diriku di kasur kesayanganku.
“Sungmin! Kau bawa payung tidak?” tanya Donghae, sahabatku.
“Ehm? Yah aku bawa..Kuliah sudah selesai ya?” tanyaku ketika kelas mulai berisik.
“Seorang Lee Sungmin yang wajahnya seperti kutu buku ini tidak memperhatikan dosen? Wah... ini baru berita seru!!hehehe..”
Aku memukul kepala sahabatku yang masih cengengesan.
“Memangnya ada apa sampai-sampai kau si anak paling rajin tidak memperhatikan dosen? Kau sedang memikirkan seseorang ya? Wanita yang cantikkah?”
Aku tersenyum mendengar pertanyaannya, aku pun bangkit dari tempat dudukku dan berjalan meninggalkannya. Donghae pun segera mengejarku dan merangkul bahuku.
“Ya!! Lee Sungmin!! Antarkan aku sampai halte ya!”
“Iya bawel!!”jawabku singkat.
Kamipun segera meninggalkan kelas, ketika kami hendak keluar gedung aku melihat seorang gadis yang kukenal. Aku pun segera menghentikan langkahku.
“Donghae ..sepertinya aku tak membawa payung!”
“Mwo? Tadi kau bilang kau bawa payung!”
“Itu kan tadi! Tuh si Jessica bawa payung! Kau pulang bareng dia saja!” Ucapku sambil menunjuk Jessica yang sedang membuka payung pinknya.
“Argh..Shiro!! nanti dia berpikir kalau aku menyukainya! Kau kan tahu aku allergi dengan wanita yang punya penyakit putri seperti dia!” ucap Donghae, “Shindong!!! Aku ikut payungmu!!!” teriaknya sambil berlari kearah Shindong.
“Argh.. tidak muat!!!” teriak Shindong yang berlari menjauhi Donghae, aku pun tertawa melihat mereka berdua yang berebut payung di tengah hujan. Kemudian aku melihat Cho Ara memandang ke arah ku.
Dia kan siswi SMA, Memangnya dia tidak punya kerjaan lain selain menggangguku? Padahal seminggu kemarin ia sudah tidak menemuiku lagi..tapi kenapa hari ini ia datang lagi? Ehm..hari ini dia memakai jeans abu-abu ya? ternyata dia manis juga saat memakai jeans..tapi sejak kapan ia bertambah cantik seperti ini? Apa karena seminggu tidak melihatnya? Ehm..manis..sangat manis..
Aku menggelengkan kepalaku mencoba menghilangkan pikiran aneh yang mulai menyelimutiku. Cho Ara menganggukkan kepalanya padaku, aku pun menganggukkan kepalaku dan berjalan kearahnya.
“Kenapa mencariku lagi?”
“Sungmin-ssie..aku minta maaf karena sikapku waktu itu dan ini adalah usaha terakhirku..aku tidak akan mengganggumu lagi..”ucapnya sambil menyerahkan sebuah kaset padaku. Aku menerima kaset itu tanpa berkata apapun.
“Aku pergi dulu..kamsahamnida.” ucapnya, ia pun segera berjalan dan menembus rintik hujan. Aku pun segera membuka payungku dan berlari menyusulnya. Cho Ara terkejut dengan perlakuanku padanya
“aku hanya mengantarmu sampai halte!” ucapku
Cho Ara menatapku sambil tersenyum, “Gomawo..Sungmin-ssie.”
Aku melihatnya sekilas, senyumannya sangat manis tapi aku tidak berani memandangnya lebih lama, mengingat perlakuanku yang kasar padanya aku pun menjadi malu terhadap diriku sendiri, bagaimana aku bisa sekasar itu pada seorang wanita? Arrgh.. aku tidak tahu harus bersikap apa pada gadis ini. Kami pun sampai di halte depan kampus, dan tidak lama sebuah bus pun datang.
“ Gomawo Sungmin-ssie..” ucapnya sebelum naik ke bus itu.
“ Tunggu!” ucapku
Cho Ara menatapku dan ia berdiri di depan pintu bus untuk menunggu ucapanku.
“Bawalah ini..masih butuh waktu lama agar hujan ini reda, kau juga tak bawa kan?” ucapku sambil menyodorkan payungku padanya.
“ Lalu Sungmin-ssie?”
“Aku ini laki-laki! Hujan seperti ini tidak akan membunuhku!”
Cho Ara kembali tersenyum dan ia pun mengambil payungku, “ gomawo”
Aku tersenyum padanya dan pintu bus pun tertutup.
***
Brrr!!! Argh..hujan ini ternyata masih belum reda juga. Bajuku basah kuyup, untung posisiku hanya tinggal beberapa meter lagi dari rumahku. Aku pun segera mempercepat langkah kakiku. Sesampainya di rumah aku menemukan sebuah payung yang masih basah. “Omma..kau sudah pulang?”
“ Iya..” jawab Omma ku dari arah dapur, “ Omo Minnie!! Kenapa kau basah kuyup seperti itu? Cepat mandi dan ganti bajumu!” ucapnya dengan nada khawatir begitu melihatku.
“Ne..”
Aku mencopot sepatuku dan langsung menyambar handuk dan segera masuk ke kamar mandi. Setelah menyegarkan badanku aku pun langsung masuk ke dalam kamar. Aku terkejut ketika Omma memegang kotak biru yang ku sembunyikan di lemari. Selembar foto tergeletak di lantai kamarku. Omma pasti sudah melihatnya, argh!!! Seharusnya aku langsung membuang atau membakar foto itu! Bagaimana sekarang? Omma ku menangis..Ommaku menangis di depan mataku!
“Minnie..apa arti dari semua ini?” ucapnya dengan suara yang parau.
Aku tak mampu menjawab pertanyaan Ommaku, aku hanya bisa terdiam dan menatap lantai kamarku.
“ Minnie.. apa arti dari foto ini?”tanya Omma ku sekali lagi.
Akupun mengambil secarik kertas yang ditulis oleh Cho Ara dan memberikannya pada Omma ku. Omma mengambilnya dan duduk di tepi kasurku, Ia pun segera membaca surat itu. Aku berdiri mematung di pintu kamarku, menunggu Omma mengucapkan sepatah kata padaku. Setelah ia membaca kertas itu, ia pun meletakkan kertas itu di atas kasurku dan pergi meninggalkan kamarku tanpa berbicara apapun.
“Omma..aku sudah menolaknya..aku tidak akan menemuinya..” ucapku, namun Omma tidak menoleh sedikitpun padaku ia hanya berjalan lurus menuju kamarnya.
Argh!!!!!! Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku bodoh sekali!! Mengapa aku harus menunjukkan surat itu? Babo!!babo!! sepanjang malam aku terus memaki diriku sendiri, aku menyesali kebodohanku, bagaimana mungkin aku masih menyimpan kotak itu..aku pasti telah menyakiti hatinya..Omma ..kumohon bicaralah padaku.
***
Aku menatap selembar kertas yang ditempel Omma di pintu lemari es, Pagi-pagi sekali ia sudah pergi. kepalaku berdenyut dan bahuku terasa tegang, karena masalah ini semalam aku tidak bisa tidur dengan nyenyak. Sepertinya aku harus membakar kotak itu. Ya..aku harus membakar kotak itu. Aku pun segera mengambil kotak itu dan juga kaset yang belum sempat ku dengar. Aku membawa benda-benda itu ke halaman dan bermaksud membakarnya. Aku sudah membulatkan tekadku untuk mengenyahkan benda-benda itu, namun kaset itu begitu membuatku penasaran. Baiklah aku hanya akan mendengarnya sekali..setelah itu aku pasti akan membakarnya..pasti. aku pun memasang kaset itu di walkmanku. Di rekaman itu terdapat suara seorang gadis yang tidak kukenal.

Sungmin-ssie... Gomawo karena telah bersedia mendengar rekaman ini..bisakah aku memanggilmu Oppa? Meskipun kau tidak menyukainya..aku akan tetap memanggilmu Oppa. Mungkin ini adalah terakhir kalinya aku bersuara..mungkin ini adalah kesempatan terakhirku memanggilmu Oppa. Meskipun Ommaku membawa pergi Appa bersamanya, bahkan hingga ke alam sana....aku sungguh-sungguh memohon maaf atas apa yang telah dilakukan oleh Ommaku..Oppa..aku ingin sekali bersama Ommaku di Surga.. bisakah kau memaafkan kami? Tolong maafkan kami..maafkan kami..

Rekaman itu pun terhenti. Airmataku menetes dari kedua pelupuk mataku..perasaan apa yang kini menghinggapiku? Kenapa aku menangis untuknya? Kenapa aku menangis untuk Sunmi? Kenapa aku menangis untuk anak dari wanita itu?
Suara tangisan Sunmi begitu menyentuh hatiku. Apakah anak ini harus merasa bersalah? Apakah anak ini harus terbebani karena perbuatan Ommanya? Tidak!! Cho Ara benar..Sunmi tidak bersalah..aku tidak bisa menyalahkannya, tapi apa yang harus aku lakukan? Aku tak bisa menemuinya..aku tidak mau menyakiti Ommaku.
Aku memaafkanmu Sunmi..juga..Ommamu...dan Appa... Appa kita. Tapi aku tak bisa menemuimu..mian.
Setelah mendengarkan rekaman itu, niatku untuk membakar kaset itu menjadi surut, aku pun menghela nafas dan segera membawa kotak dan kaset itu ke kamarku.
Jam dinding ku menunjukkan jam tujuh malam, dan Omma masih belum pulang. Beberapa menit kemudian aku mendengar suara pintu terbuka.
“Omma!! Kau darimana saja? Kau membuatku sangat khawatir!”
Omma tersenyum padaku, “ kau sudah makan?”
“Omma..”
“Kau tidak usah Khawatir..Omma baik-baik saja. Omma siapkan makan malam ya..” ucapnya sambil menuju kearah dapur.

Omma memandangku yang sedang mengunyah makanan. Aku ingin memulai percakapan dengannya, tapi Omma hanya terdiam. Jika aku mengungkit masalah itu, mungkin Omma akan kembali bersedih. Akhirnya aku pun hanya bisa mengunyah makanan tanpa berbicara apapun.
“Minnie..setelah selesai makan, Omma ingin berbicara denganmu.” Ucap Omma sambil bangkit dari kursinya, ia pun berjalan menuju halaman rumah. Aku pun segera meneguk segelas air dan mengikutinya.
“Minnie..tidakkah kau merasa lelah? Bertahun-tahun Omma memendam kebencian.. sesungguhnya Omma sangat lelah..”
“Omma..apa maksudmu?”
“Hari ini Omma mengunjungi Sunmi..Omma ingin mengetahui rupa dari anak wanita itu.. Omma..omma ingin tahu karma apa yang didapatnya...”
Aku terdiam mendengar ucapan Ommaku. Suara Omma mulai tidak jelas, aku menatap Ommaku yang mulai menangis.
“Tapi..Minnie..Dia..dia sangat mirip denganmu..aku berfikir dan terus bertanya..mengapa wajahnya harus semirip itu dengan anakku? mengapa orang yang harusnya ku benci justru mengingatkanku pada anakku?”
“Aku pergi mengunjunginya sebagai sorang wanita yang telah dicampakkan..tetapi begitu melihatnya hanya terbaring lemah..tiba-tiba aku merasa iba padanya..dia masih 18 tahun..Minnie..dia tidak punya siapapun kecuali sahabatnya..aku menangis melihatnya..gadis itu adalah anak dari pria yang kucintai..gadis itu adalah adik dari anakku..”
Omma kemudian menggenggam tanganku.
“Minnie..aku telah melepaskan dendam yang membuatku lelah..aku juga ingin kau juga melakukan hal yang sama..karena bagaimanapun ia adalah adikmu..ia adalah adik kandungmu.”
Aku menangis mendengar perkataan Ommaku, Ommaku memang seorang Super Omma..Aku pun memeluknya, aku memeluk wanita yang sangat kubanggakan dan kukagumi, aku memeluk wanita yang tidak hanya memberiku kehidupan tetapi juga memberiku arti sesungguhnya dari kata Memaafkan.
***
Aku memandang gundukan tanah basah di depanku. Disana terbaring Lee Sunmi, adik perempuanku. Masih terekam jelas diingatanku ketika pertama kali aku menemuinya, saat itu ia terbaring lemah dan tidak sadarkan diri, hanya beberapa selang yang terus membuatnya bertahan hidup. Aku terus mengunjunginya dan mengajaknya berbicara, aku selalu berdoa agar ia bangun dari komanya. Tuhan pun mendengar doaku, Ia terbangun dari tidur panjangnya, ia tersenyum sambil menitikkan air mata ketika melihat aku berada di sisinya sambil menggengam tangannya.
“Oppa..” itu adalah kata pertama yang diucapkannya setelah sekian lama tak sadarkan diri. Aku dan Ara selalu mengajaknya bercanda, Ommaku juga sering mengunjunginya dan memasakkan bubur untuknya, meskipun Sunmi selalu mengeluh ketika suster membawakan bubur untuknya, namun ia selalu semangat jika Ommaku yang memasaknya. Ada rasa cinta didalamnya, sahutnya sambil berseri-seri. Sunmi mulai memanggil Ommaku dengan sebutan Omma, dan Ommaku pun sudah terbiasa mendengar panggilannya, terkadang Omma juga menyisir rambut Sunmi. Saat itu aku tidak tahu mengapa Omma sering menangis di luar kamar pasien saat Sunmi tengah terlelap, sampai akhirnya aku melihat helaian rambut Sunmi yang berada di genggaman tangan Omma. Aku, Omma dan Ara seringkali merasa takut ketika Sunmi hanya terdiam dan memejamkan matanya, bagaimana jika ia tiba-tiba pergi? Dan ketakutan itu terus menghantui kami hingga akhirnya tiba saatnya dimana ia benar-benar pergi untuk selama-lamanya.
“Oppa...”
Aku menengok ke arah gadis yang kini menggenggam tanganku. Gadis ini adalah hadiah terbaik yang diberikan Sunmi untukku. Dia adalah Cho Ara, gadis cantik yang telah memenangkan hatiku.
“Oppa..Sunmi pasti sudah tenang..dia tidak akan sakit lagi..dia bisa bertemu dengan Ommanya..juga dengan Appamu..dia pasti sedang tersenyum sekarang.. ” Ucapnya yang berusaha tersenyum meskipun airmata kembali mengalir dipipinya.
Aku mengusap airmatanya dan memeluk erat tubuhnya.
“Ya.. Dia pasti sedang memamerkan senyum manisnya disana.”
Aku pun memandang kuburan itu sekali lagi. Aku bersyukur karena kau telah dilahirkan Sunmi..aku bersyukur karena kau membuatku merasakan kebahagiaan menjadi seorang Kakak. Aku bersyukur karena kau telah membuat Aku dan Ommaku terbebas dari rasa dendam dan juga kebencian yang sangat melelahkan. Istirahatlah dengan tenang Sunmi, Istirahatlah dengan tenang Adikku sayang.

ThE End

Waiting 4 My MongChovy

Waiting 4 My MongChovy

Created by Abhie.

Lee Hyukjae..Mongchovy yang tidak pernah bisa diam, tingkahnya persis seperti seekor monyet yang lepas dari kebun binatang dan karena badannya yang kurus kurasa selain mirip monyet sepertinya dia juga mirip seekor anchovy dan karena dua alasan itulah aku terkadang menyebutnya sebagai seekor mongchovy. Ada satu sisi dirinya yang paling aku tidak suka, yaitu fakta kalau dia itu genit. Kegenitannya tampaknya sudah mencapai tingkat akut dan sulit untuk disembuhkan, setiap ada gadis dia selalu saja bersikap sok manis dan memasang senyumnya yang dibuat agar tampak imut. Tapi harus ku akui bahwa dia memang memiliki kemampuan menari yang luar biasa, ya..tak salah jika banyak yang memanggilnya dancing machine.
O iya Namaku adalah Park Hyojin, aku adalah ketua kelas di kelas 2-4 SMA Hwashin dan selama aku memegang jabatan itu tiap hari pula aku selalu direpotkan olehnya. Bagaimana tidak? Dia itu selalu saja berisik dan bercanda, tidak pernah serius. Aku sempat berfikir akan memasukkannya ke dalam karung dan membuangnya ke Laut kalau ia tidak berhenti membuat aku kesal. Tapi belum sempat aku buang, dia sudah membuat aku kesal lagi..
“ya!! Lee Hyukjae! Bisakah kau membiarkanku hidup tenang?” ucapku sambil melemparkan sapu ke arahnya.
Monyet itu meloncat dan menghindari seranganku, “Memangnya apa yang telah kulakukan?”ucapnya dengan wajah yang polos.
“Mwo? Ini adalah kali ketiga dalam seminggu kau membuat masalah..dan itu artinya ini adalah kali ketiga aku membantumu membersihkan gedung olahraga ini!”
“kalau kau tidak suka..kenapa kau tetap disini? Aku kan tidak memaksamu untuk melakukan ini..”ucapnya cuek dan langsung melanjutkan pekerjaan menyapunya.
Aku mengibas-ngibaskan tanganku berupaya mencari angin segar yang bisa meredamkan kemarahan ku atas perilaku monyet bodoh ini. Sebagai seorang ketua kelas sebenarya aku hanya diberi tugas untuk mengawasinya dan memastikan bahwa ia menjalankan hukumannya tapi akhirnya aku memutuskan untuk membantunya karena aku tidak mau membuang waktuku di dalam gedung ini, terlebih di dalam gedung ini hanya ada aku dan dia tanpa ada orang lain. Tapi tampaknya makhluk ini tidak pernah merasa bersalah padaku, buktinya dia terus membuatku terjebak didalam gedung ini. Tiba-tiba Hyukjae meletakkan sapunya dan berjalan ke arah pintu keluar.
“Ya..Lee Hyukjae!!! Kau tidak boleh pergi!! Lapangan ini belum selesai dibersihkan!”
Hyukjae tersenyum kearahku dan langsung lari secepat kilat, aku berusaha mengejarnya namun bayangannya sudah menghilang dari pandanganku.
“haish!! Dasar monyet busuk!!!” ucapku kesal.
Aku memandang lapangan luas yang ada dihadapanku, rasanya saat itu aku ingin sekali menangis di tempat. “Argh...Shiro!! Hyukjae babo!!!!!!” jeritku.
Dengan lemas dan terpaksa aku pun akhirnya meraih sapu yang tadi kulempar dan mulai membersihkan lapangan olahraga ini, beberapa menit kemudian aku pun menyelesaikan kegiatan yang cukup melelahkan ini. Aku terduduk dan melihat jam di tanganku. waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam.
“ah..Mongchovy bodoh.. tega sekali dia meninggalkanku sendirian..” ucapku sambil memijit kakiku yang letih. Tiba-tiba sesuatu yang dingin menempel di kedua pipiku.
“Ah…dingin!!!!!!!” teriakku sambil mencoba menjauh dari benda itu.
Melihat reaksi dan ekspresi wajahku Hyukjae pun terkekeh senang, kemudian ia duduk di hadapanku dan tersenyum, kemudian Ia menyodorkan salah satu es krim yang ia bawa. Karena rasa kesal ku belum habis, Aku pun melotot kearahnya dan dengan kasar aku mengambil es krim itu. Aku pun menjilat es krim vanilla yang memang merupakan rasa kesukaanku tapi keasyikan itu terganggu dengan rasa risih dan salah tingkah yang kurasakan. Kenapa? karena si mongchovy hanya diam sambil menatapku tanpa berkata apa-apa dan ini adalah pertama kalinya kami duduk berhadapan seperti ini, aku berpura-pura tidak menyadari tatapannya tapi semakin lama aku justru semakin gugup.
Lee Hyukjae...sebenarnya apa sih yang kau lihat?
Tiba-tiba Hyukjae mencubit kedua pipiku dengan gemas dan setelah itu dia mengacak-acak rambutku.
“Haish..kau ini kenapa sih?” tanya ku sambil membereskan rambutku.
Hyukjae menggelengkan kepalanya dan hanya tersenyum jahil, kemudian akupun balas mencubit pipinya yang kurus. Namun entah mengapa aku malah terpeleset dan alih-alih mencubit pipinya aku justru memeluk tubuhnya.
Hyukjae terdiam mematung dan begitupula aku, kesunyian diantara kami semakin membuatku merasa gugup. Aku pun tersadar dan buru-buru melepaskan pelukanku.
“it..itu..itu kecelakaan..aku tidak sengaja.” Ucapku terbata-bata.
Hyukjae hanya diam mendengarku dan ia pun memasang senyum yang penuh kemenangan.
Ah..ottoke? mengapa orang ini malah bersikap seperti itu? Aku kan bukannya sengaja!!
“A..aku mau pulang..” ucapku sambil bangkit dan mengambil tasku.
“ Kenapa? Kok buru-buru?” tanya Hyukjae sambil memegang tanganku.
“ Sekarang sudah jam tujuh malam! Keluarga ku pasti khawatir dan bingung karena putrinya selalu pulang telat! dan itu semua adalah salahmu MONGCHOVY!”ucapku sambil melepaskan tanganku dari genggamannya.
“ baiklah..aku antar..”ucap Hyukjae yang kemudian bangkit dan mengambil tasnya.
“ Mwo? Kenapa kau harus mengantarku? Kita kan beda arah!”
“Haish!! Kau ini.. sudahlah aku tidak mau berdebat! Ayo pulang!” ucapnya sambil menggandeng tanganku.
Aku kaget dan bingung dengan apa yang ia lakukan, dan lebih kaget dengan kenyataan bahwa saat ini dadaku berdegup dengan kencang, bukan karena rasa takut tapi justru karena genggamannya yang sangat hangat. Kami pun menaiki bus yang menuju ke rumahku, di dalam bus itu ia kemudian menghidupkan mp3 playernya dan menyerahkan salah satu earphonenya padaku.
“ Apa?” tanya ku bingung.
“ coba dengarkan baik-baik..”
Aku pun mendengar isi rekaman itu, di mp3 itu terekam suara seorang laki-laki yang berbicara dengan cepat. Meskipun temponya sangat cepat tetapi kata-kata yang diucapkan laki-laki itu terdengar jelas dan terangkai dengan melodi yang harmonis.
“ ottae?” tanya Hyukjae setelah isi rekaman itu selesai diputar.
“Bagus.. tapi suara siapa itu?”
Hyukjae terkekeh mendengar pertanyaanku, “ aku akan menjadi rapper..”
“Rapper?Kalau begitu jangan tanggung-tanggung! Kau harus menjadi seorang rapper yang paling hebat! ” ucapku sambil tersenyum. “ O.. sudah sampai!” ucapku ketika kami sampai di halte dekat rumahku , kami pun turun dari bus itu dan berjalan menuju rumahku.
Setelah berjalan selama beberapa menit, kamipun sampai didepan rumah ku.
“Gomawo..” ucapku sambil tersenyum dan bersiap untuk masuk ke rumah, tetapi tiba-tiba Hyukjae meraih tanganku dan kemudian memelukku dengan erat.
“Mong..mongchovy..ap..apa..yang kau lakukan?” tanyaku gugup.
Hyukjae terdiam dan tidak melepaskan pelukannya. “ Mianhae Hyojin..aku selalu menyusahkanmu..”
“ya..hyukjae..”
“ Aku akan jadi rapper yang hebat.. kau harus menungguku..”ucapnya tersenyum, aku mengernyitkan dahiku dan ingin bertanya padanya namun tiba-tiba mulutku terkunci. Seluruh tubuhku serasa meleleh ketika Hyukjae mencium bibirku, aku tak mampu bergerak dan aku tak bisa berfikir apapun.
“ Kau milikku.. kau harus menungguku..” ucapnya tersenyum, ia menyerahkan Mp3 itu ketanganku dan ia pun mencium keningku. Ia tersenyum sekali lagi dan akhirnya ia meninggalkanku yang mematung seperti orang bodoh. Setelah ia pergi, Aku pun menyentuh kening dan bibirku, kemudian aku menyentuh kedua pipiku yang memanas.
“ya!! mesum!!” teriakku sambil berlari masuk ke rumah.
***
Awas kau Hyukjae! Hari ini kau pasti akan mati ditanganku!
Aku memasuki ruang kelasku dan mencoba mencari makhluk itu, tapi tidak ada tanda-tanda kalau ia sudah datang. Aku pun duduk di bangkuku dan menunggu kedatangannya, namun hingga bel berbunyi mongchovy tidak juga menampakkan batang hidungnya.
Cih..pasti dia melarikan diri!
Kemudian guru kami pun memasuki kelas dan memberikan pengumuman bahwa hari ini siswa yang bernama Lee Hyukjae telah pindah sekolah. Untuk sesaat aku merasakan waktu berhenti, aku sungguh tak tahu harus berkata apa. Aku menengok kearah bangkunya dan berharap Hyukjae sedang duduk disitu tetapi bangku itu kosong dan bayangan mongchovy yang menyebalkan itu pun sudah tidak ada lagi ..dadaku begitu sesak..pandangan mataku semakin kabur, aku tak ingin mengerjapkan mataku, aku takut untuk meneteskan airmataku..aku takut mengakui jika aku kehilangannya, sungguh kehilangannya.
Bel sekolah pun berdentang menandakan jam sekolah telah usai, sekali lagi aku melihat kearah bangkunya dan sekali lagi aku tersadar bahwa ia sudah tidak ada disini. Aku pun melangkahkan kakiku dan tanpa sadar aku menuju kearah gedung sekolah. Aku pun memasuki gedung itu dan bayangan ketika bersamanya terus bermunculan. Akhirnya aku meneteskan airmataku, aku pun terduduk dan menangis sekeras mungkin..aku tidak tahu bahwa aku sangat kehilangannya..aku tidak tahu mengapa ia selalu membuat ku kesal..mengapa ia tidak memberitahukan ku mengenai kepindahannya? Mengapa ia pergi setelah membuatku menyukainya? Mengapa? Aku semakin sengsara karena tak ada seorangpun yang dapat menjawab pertanyaanku dan Semua pertanyaan itu terus menghantuiku hingga tahun-tahun berikutnya.

***
Aku begitu terkejut ketika mengetahui Superjunior akan mengadakan konser dadakan di kampusku, tadinya aku tidak ingin menonton acara ini..tapi akhirnya aku malah berada ditengah kerumunan mahasiswi yang mengelu-elukan nama tiap personel member termasuk Hyukjae atau haruskah aku memanggilnya Eunhyuk?
Aku menatap nya yang berada diatas panggung, dia sungguh berbeda dari Hyukjae yang kukenal..ia bukan lagi seekor mongchovy yang bodoh dan menyebalkan..ia adalah Eunhyuk Superjunior yang memikat hati banyak gadis dengan kemampuan rap dan tarinya. Aku terdiam melihatnya, saat ini perasaanku sungguh campur aduk, aku bahagia akhirnya ia bisa menjadi seorang rapper yang hebat tapi pada saat yang bersamaan aku merasa sangat sedih karena aku menyadari bahwa akhirnya ia menjadi semakin jauh dariku.
Setelah membawakan empat lagu, Leeteuk yang merupakan leader superjunior pun meneriakkan salam khas mereka. “kamsahamnida..uri neun Supe juni-!”
”o-e-yo!” sambung para member lain secara serentak.
Dengan salam tadi maka konser dadakan ini pun resmi ditutup namun Para mahasiswi yang menamakan dirinya sebagai elf itu tidak juga berhenti menjerit-jerit histeris, bahkan ketika mereka harus berdesak-desakan mengantarkan barisan mobil superjunior yang keluar dari gerbang kampus.
Aku terdiam di tengah lapangan yang mulai sepi, sekali lagi ia pergi menjauh dariku dan sekali lagi aku merasakan lubang dalam hatiku dan airmataku pun kembali jatuh untuk yang kesekian kalinya. Aku menghapus bekas airmata yang ada dipipiku dan tiba-tiba sesuatu yang dingin menempel di kedua pipiku. Aku membalikan badanku dan menatap orang yang kini ada dihadapanku, topi dan tudung jaketnya menutupi wajahnya sehingga aku tidak mampu mengenalinya. Kemudian ia menyodorkan sebuah es krim rasa vanilla padaku, aku masih menatapnya bingung dan hanya terdiam. Kemudian orang itu mengangkat wajahnya dan tersenyum padaku.
“Huwaa!!” jeritku kemudian akupun berlari meninggalkannya.
Hyukjae yang terkejut melihat reaksiku kemudian berlari mengejarku, ia pun akhirnya berhasil mencengkram tanganku.
“Hyojin!! Kenapa kau malah lari begitu melihatku? Seharusnya kau berlari memelukku!!”ucapnya sambil membungkuk dan mencoba menghirup udara, Hyukjae merasakan kejanggalan karena aku tidak merespon perkataannya, kemudian ia pun mendongakkan kepalanya dan melihat wajahku yang berantakan akibat airmata yang terus mengalir dari kedua mataku.
“Hyo..Hyojin? kenapa kau menangis?”
Aku memukulinya sekuat dan sebanyak mungkin. “ kau mongchovy bodoh!!! Kenapa kau bertanya padaku? Kaulah yang membuatku menangis!!!”
“Ah..aduh..aduh..sakit! hentikan! Hyojin..Auch! kemana rasa romatismu sih?”ucapnya sambil menahan sakit.
“Mwo?? Romantis? Romantis kepalamu !!gara-gara kamu aku menangis! Gara-gara kamu aku… ” ucapanku terhenti ketika Hyukjae memeluk paksa tubuhku.
“ apa..apa yang kau lakukan? Lepaskan ! Lepaskan!” ucapku berontak.
“ aku tidak mungkin dan tidak akan pernah melepaskanmu Hyojin..”ucapnya, kemudian ia pun semakin memelukku dengan erat, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan., aku hanya bisa menangis dan memeluknya dengan erat.

Hyukjae akhirnya melepaskan pelukannya dan menghapus airmataku.
“Mianhae Hyojin.. aku membuatmu menangis dan terimakasih karena kau mau menungguku”
Aku terdiam mendengar ucapannya, “ Aku tidak akan pernah mau menunggu lagi Hyukjae..”
“Omo..bagaimana dong? Aku kan belum jadi rapper yang paling hebat!! Kau harus menungguku lebih lama lagi!!”
“Mwo??”
Hyukjae kemudian tersenyum kepadaku, “meskipun aku bukan yang terhebat tapi rasanya aku tidak bisa membuatmu menunggu..sesungguhnya aku sangat cemas kalau kau tidak ada disisiku...”
“benarkah?”
“ Kau cantik..juga pintar..walaupun sebenarnya mungkin otakmu sedikit geser ..”
“ Ya!!”teriakku sambil memukulnya.
“tunggu!!! maksudku otakmu sedikit geser karena telah menyukaiku..hehehe..”
Aku tertawa mendengar penjelasannya, “ ya.. mungkin otakku sudah bergeser..mana mungkin aku bisa menyukai orang yang selalu membuatku membersihkan gedung olahraga tiga kali dalam seminggu!”
“Wuah.untuk yang satu ini..harusnya aku yang menyalahkanmu!”
“maksudmu apa? Kau yang buat masalah!! Selalu saja berisik di kelas sampai-sampai dihukum terus!”
“ Itukan karena kamu ketua kelasnya! Aku sengaja berisik karena..karena kalau aku dihukum...aku bisa melihatmu lebih lama..”ucapnya sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal itu.
Aku tersenyum sekali lagi, tiba-tiba Hyukjae mendekatkan wajahnya kewajahku dan mencoba untuk mencium ku namun aku langsung mundur dan menutup bibirku.
“Mwo??” tanyanya bingung.
“ Kau mesum!!!”ucapku.
Hyukjae menatap ku dengan pandangan tidak percaya, akupun berlari menghindarinya dan akhirnya kami malah kejar-kejaran ditengah lapangan itu.
“gomawo telah menungguku Hyojin!!” teriaknya padaku.
“gomawo karena membuatku jatuh cinta MONGCHOVY!!!” teriakku, “ Hyukjae!! Bagiku kaulah yang terhebat!!”
Hyukjae tersenyum dan menghampiriku, “ saranghae..Hyojin.” dan ia pun mengecup bibirku dan berlari meninggalkanku yang mematung. “Yes!!! Kalau kau bisa.. cepat tangkap aku!!” ucapnya dengan nada yang aegyo.
“Ya Mongchovy!! Kalau tertangkap kau pasti akan mati di tanganku!!!” teriakku sambil berlari mengejarnya.



The End.

FinDing the FaDinG SMilE

FinDing the FaDinG SMilE

Mataku terhenti pada sosok seorang pria yang duduk di sebuah bangku taman, ia menatap langit dan mengangkat tangan kanannya yang seolah-olah ingin menangkap cahaya matahari yang menembus diantara jari jemarinya yang indah. Ia mengambil sebuah pinsil dan mulai membuat sebuah goresan di bukunya. Dia duduk di bangku itu sejak sejam yang lalu dan begitu pula dengan aku. Semenjak satu jam yang lalu aku duduk di bangku taman yang sama yang selalu aku tempati setiap minggu pagi. Orang-orang di rumah ku mengira aku sedang ketagihan berolahraga tapi nyatanya aku justru ketagihan memandang wajah seorang pria yang bahkan namanya pun tidak kuketahui. Aneh memang, aku sendiri pun heran dengan sikap ku, sebelumnya aku tidak pernah begitu tertarik dengan seorang pria. Deg!! Tiba-tiba Jantungku kembali berdebar kencang begitu sesungging senyum muncul di wajahnya. AH.. aku ingat! senyum itu lah yang membuatku seperti ini, ya ya ya mungkin aku aneh karena menyukai seseorang hanya berdasarkan senyum, padahal ia juga tidak pernah sekalipun tersenyum padaku tapi aku merasa begitu terhanyut dengan senyuman itu, namun aku kembali merasakan kekecewaan dalam senyum pria itu, entah mengapa aku selalu merasa senyum pria itu tak lagi sama dengan senyum yang pertama kali kulihat dari wajahnya. Pria itu kemudian mulai membereskan peralatannya, namun tiba-tiba angin berhembus kencang dan menerbangkan selembar kertas dari bukunya. Kertas itu melayang ke udara dan menuju ke arahku atau lebih tepatnya menuju kolam di sebelahku. Dengan kepanikan yang melanda otakku akhirnya tanpa pikir panjang aku mengorbankan tubuhku sendiri untuk menyelamatkan selembar kertas itu.
“Byur!!!!!!!!”
Sepertiga air kolam pun menyembur keluar saat tubuhku tercebur ke dalam kolam dan seketika itu pula orang-orang yang berada di sekitar kolam itu kaget dan menatapku dengan pandangan heran. Aku pun tersadar dengan tindakan konyol yang baru saja aku lakukan, aku melihat bajuku yang basah kuyup dari ujung kaki hingga ujung kepala kemudian yang lebih konyol aku justru masih sempat-sempatnya mengkhawatirkan kondisi kertas yang ku pegang dengan erat.
“ gwenchana?” tanya seorang pria sambil mengulurkan tangannya padaku.
Aku mendongak kearah pria itu, dan pria itu kemudian tersenyum padaku. Seketika itu juga badanku membeku karena pesonanya.
***
“Kau ini memang wanita yang unik ya..” ucapnya sambil tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
“ Aku pikir itu kertas penting.. aku tidak tahu kalau ternyata itu hanyalah selembar kertas kosong..” ucapku lemas. “Hatchii!!”
“ wah bisa-bisa kau masuk angin nih..”Ucapnya, kemudian ia bangkit dari duduknya “ Jiwon-ssie, kau suka teh lemon tidak?”
“A..i.iya..”
“ Baiklah, tunggu sebentar ya.”, ia pun kemudian berlari meninggalkan aku yang masih bersin-bersin.
Setelah ia menjauh pergi, aku tak henti-hentinya tersenyum. Aku rasa kejadian tadi sepadan dengan apa yang telah aku dapatkan saat ini. Ya... meskipun aku kedinginan akibat tercebur kolam tapi akhirnya aku bisa mengetahui namanya bahkan ia baru saja memanggil namaku.
“ ini ” ucapnya sambil menyodorkan segelas teh lemon hangat padaku.
“ Ah.. gomawo Kibum-ssie .” ucapku sambil mengambil teh itu dari tangannya, ia pun kemudian duduk di sampingku. Aku meminum teh yang ia berikan, kemudian aku melirik ke arahnya, Kya!!! Aku belum pernah melihatnya sedekat ini, OMG.. mengapa semakin aku lihat dia malah semakin tampan???
Tiba-tiba Handphonenya berdering, ia pun membaca text message yang masuk ke inboxnya.
“Jiwon-ssie, aku harus pergi dulu”
“ A..Ne. tapi jaket mu bagaimana?” ucapku sambil melepaskan jaket yang dari tadi kupakai.
“Kau pakai saja.. minggu depan aku kemari lagi, tidak apa-apa kan?”
“A..Ne.” ucapku sambil mengangguk
“eHm baiklah, kalau begitu aku pergi dulu.”
***

Aku melihat jam tanganku yang telah menunjukkan jam delapan pagi, hari ini aku dan Kibum telah membuat janji untuk lari pagi bersama. Sejak pertemuan kami, kami menjadi semakin akrab tapi tentu saja ia masih tidak tahu tentang apa yang sesungguhnya aku rasakan terhadapnya, tapi tak mengapa toh aku tetap bisa berada di dekatnya kan?

Dari kejauhan Ku lihat Kibum tengah melakukan pemanasan, aku pun segera mempercepat langkah kakiku dan belum sempat aku memanggilnya tiba-tiba Kibum terpaku diam di tempatnya dan dengan wajah yang risau kemudian ia berlari dan berusaha mengejar seseorang, aku pun semakin mempercepat lariku dan ketika aku mendekat aku melihat Kibum sedang membungkuk dan meminta maaf pada seorang gadis yang tampak bingung. Setelah ia meminta maaf, Ia pun segera beranjak dari tempat itu dan menuju ke tempat semula. Kibum berjalan sambil menekuk lehernya, aku merasakan perubahan pada sorot matanya, entah mengapa mata itu seolah-olah memancarkan kesedihan yang sama sekali tak bisa ku jelaskan.
“Kibum-ssie..apa yang terjadi?” tanya ku.
Kibum menoleh kearah ku dengan kaget, jelas sekali jika sebelumnya ia sama sekali tidak sadar atas kehadiranku.
“Aniyo. Tidak ada apa-apa.” Ucapnya sambil berusaha tersenyum.
Aku ingin sekali memaksanya untuk menceritakan apa yang sesungguhnya terjadi, namun aku sadar dengan posisi dan batasan ku, aku tidak bisa dan tidak memiliki hak untuk bertanya lebih lanjut padanya, jadi aku pun memutuskan untuk duduk disampingnya dan menunggunya bicara.
“Jiwon-ssie..mianhae.. aku rasa aku harus membatalkan janji kali ini.” Ucapnya.
“Arasseo..gwenchana..”
“Gomawo, lain kali kita bertemu lagi y..” ucapnya sambil memakai tasnya, ia pun bangkit dari bangku taman dan setelah itu ia pun segera beranjak pergi.
Aku tidak tahu apa yang telah terjadi padanya dan untuk itulah aku merasa sangat penasaran. Aku berusaha membuang rasa penasaran itu dan sekarang Aku tidak tahu apakah aku harus melanjutkan rencana lari pagiku seorang diri ataukah lebih baik aku pulang ke rumah dan melanjutkan tidurku? Semua pikiran itu semakin membuatku pusing, aku pun memutuskan untuk kembali ke rumah dan ketika hendak meninggalkan tempat itu aku melihat ada sesuatu di bawah bangku taman. Begitu ku pungut ternyata benda di bawah bangku taman itu adalah selembar foto seorang gadis, aku menengok ke kiri dan ke kanan untuk mencoba mencari tahu apakah ada seseorang yang sedang kehilangan foto ini. Tapi setelah aku tunggu tak ada seorang pun yang datang, akhirnya aku kantungi foto itu dan aku pun segera pulang.
***
“Hah....Kibum tidak datang lagi..” ucapku dengan nada kecewa.
Ini adalah minggu kedua aku tidak melihatnya, terakhir aku melihatnya adalah saat ia membatalkan rencana lari pagi kami. Aku pun memutuskan untuk berolahraga sendirian. Aku berlari mengitari taman itu sebanyak tiga kali dan hasilnya tenggorokkan ku pun terasa kering kerontang, saat itu ada sebuah toko dan aku pun membeli sebotol air mineral ditempat itu. Aza!!! Dari kejauhan aku melihat Kibum berjalan kearah bangku taman yang selalu ia tempati, aku berniat untuk menghampirinya namun ekpresi wajahnya yang muram akhirnya menghentikan niatku. Aku takut ia merasa tidak nyaman jika aku menghampirinya, akhirnya aku pun hanya mengamatinya dari toko. Setelah beberapa menit, ia pun membuang sebuah benda berwarna biru ke dalam tong sampah dan segera beranjak pergi. Aku merasa sangat familiar dengan benda yang baru saja ia buang dan untuk memastikannya aku pun segera memungut benda itu.
Rasa curigaku pun tergantikan dengan kejutan yang kualami, ternyata benda yang Kibum buang adalah buku yang selalu Kibum bawa. Aku masih tidak percaya dengan tindakan yang Kibum lakukan, maksudku mengapa ia ingin membuang buku yang selama ini selalu menemaninya?
Aku pun membuka lembaran buku itu dan buku itu berisikan beberapa sketsa pemandangan yang sangat indah. Di lembar terakhir dari buku itu terdapat sebuah sketsa Kibum dengan seorang gadis yang sepertinya pernah ku lihat.
***
Aku menyandingkan foto yang kupungut beberapa hari yang lalu dengan sketsa gadis yang ada di buku milik Kibum. Yaa.. wajah yang sama, aku yakin sekali bahwa itu adalah gadis yang sama. Tiba-tiba Oppa ku menepuk kepalaku.
“Apa yang sedang kau lakukan?” tanyanya sambil duduk disampingku.
“Oppa.. menurutmu ini adalah gadis yang sama atau tidak?” tanya ku sambil menunjukkan foto dan sketsa itu.
“O.. kau dapat darimana benda-benda ini?” tanya Oppa ku terkejut.
“Ehm..aku..aku menemukannya di taman.” Ucap ku terbata, aku tidak mau Oppa ku berfikir bahwa adiknya ini memiliki kebiasaan memungut barang orang lain.
“Ini adalah Song Gyuri.. dia adalah teman SMA ku, dan pria ini adalah kekasihnya.. ehm..kalau tidak salah namanya adalah Kibum” Ucap Oppa ku sambil menyerahkan foto dan buku itu padaku.
Aku terdiam setelah mendengar ucapan Oppaku. Selama ini aku tidak mengetahui bahwa Kibum telah memiliki seseorang yang ia sukai dan tanpa tahu apa-apa hari demi hari rasa suka ku padanya justru terus bertumbuh, aku begitu menyukainya hingga hati ini begitu sakit hingga aku tak bisa berkata apapun. Saat ini aku sungguh ingin menangis, menangis dan berteriak sekencang mungkin. Apa yang harus aku lakukan dengan perasaan ini? Bagaimana cara agar aku dapat menghentikan rasa suka ini?
Tepat sebelum aku menjatuhkan airmataku tiba-tiba Sungmin Oppa yang merupakan sahabat baik Oppa ku datang dengan membawa gitarnya.
“Hei Siwon! Kau lupa kalau hari ini latihan kita dimajukan sejam?”
“Ah..benar! Baiklah, aku ambil peralatan ku dulu ya” Ucap Oppa ku sambil bergegas menuju kamarnya.
“ Ah! Itu kan foto Song Gyuri..” ucap Sungmin Oppa.
“ Oppa mengenalnya?”
“Ya..hah.. aku jadi tidak tega mengingat nasib Gyuri dan Kibum.”
“ Maksud oppa? Apa yang terjadi antara Gyuri-ssie dan Kibum-ssie?”
Sungmin Oppa pun duduk disamping ku dan mulai menceritakan apa yang terjadi antara Gyuri dan Kibum . Aku tidak tahu bagaimana ekspresi wajahku saat mendengar penjelasan Sungmin Oppa, yang jelas Aku merasakan rasa sesak menyergap diriku, dan aku pun tak mampu lagi mendengar penjelasan Sungmin Oppa.
“Jiwon ah.. kau tak apa-apa?” ucap Sungmin oppa sambil mengguncangkan tubuhku.
Aku melihat kekhawatiran di wajah Sungmin, aku tidak mengerti mengapa ia menatap cemas padaku hingga akhirnya aku sadar bahwa airmataku mengalir dari kedua pelupuk mataku.
“Jiwon..”
“ Oppa..bisakah kau membantuku mencari Song Gyuri?” pintaku pelan.
***
Beberapa hari kemudian..
Aku menatap seorang gadis yang terduduk lemah diatas sebuah kursi roda. Wajahnya yang pucat masih bisa memancarkan senyum yang hangat ketika Sungmin Oppa menghampiri gadis itu. Setelah Sungmin Oppa menyapanya, gadis itu pun menoleh ke arahku dan tersenyum.
Setelah memperkenalkan aku padanya, Sungmin Oppa pun meninggalkan kami berdua agar kami bisa bicara dengan lebih leluasa.
“ Jadi apa yang ingin kau tanyakan padaku?” tanyanya sambil tersenyum.
“ ehm..mungkin aku ini lancang.. tapi..”
Gyuri menangkap rasa gugupku, ia pun segera menggenggam tanganku. “tidak apa-apa katakan saja..”
Aku tersenyum pada gadis yang ada dihadapanku itu, ia begitu ringkih namun senyumnya mampu memberikan kenyamanan dan kehangatan bagi orang-orang yang melihatnya. Sejenak aku pun merasakan kelegaan pada diriku, aku merasa lega mengetahui Kibum menyukai gadis sepertinya.
“ Gyuri-ssie..bisakah kau kembali pada Kibum?”
Gyuri melepaskan tangannya, ia pun segera menggenggam tangannya sendiri, ia tertunduk dan berusaha tetap tersenyum. “ aku tidak mungkin kembali kesisinya..”
“Kenapa? Kibum masih setia menunggumu.. ia masih sering menghabiskan waktunya di taman itu..Kibum..” aku menghentikan ucapanku ketika aku melihat tetesan airmata jatuh di pipinya.“Gyu..Gyuri-ssie..” ucapku panik.
Gyuri pun buru-buru menghapus air matanya.
“ Gyuri-ssie...apa yang paling kau sukai dari Kibum?”
Gyuri menatapku dengan heran dan ia pun seolah menyelam ke masa lalunya. “Senyumnya...Aku tidak pernah melihat senyum yang lebih indah dari miliknya ” ucapnya.
“Gyuri-ssie.. tahukah kau kalau aku juga menyukai senyumnya? Tapi sayangnya aku tidak pernah melihat senyum itu lagi..”
Gyuri pun semakin menundukkan kepalanya, kemudian ia pun tak mampu lagi menahan air matanya. “ aku tahu... aku tahu..” ucapnya sambil terisak.
“ Kalau kau tahu..kenapa kau masih tetap bersikeras untuk meninggalkannya?”
“Karena...karena jika aku tetap bersamanya.. aku pasti akan selalu merasa bersalah padanya..merasa bersalah karena membuatnya tersenyum meskipun hatinya begitu perih..aku tak bisa melihatnya seperti itu.. akan lebih baik jika aku menghilang darinya.. saat ini mungkin ia akan terluka olehku.. tapi itu akan lebih baik daripada membiarkannya menderita karena melihatku yang semakin mendekati kematian.. akan lebih baik untuknya jika aku ..”
Gyuri tak mampu berkata apa-apa lagi, ia menangis terisak dan aku pun bisa merasakan kepahitan yang ia alami.
“ Gyuri-ssie..tidakkah kau berfikir bahwa Kibum akan lebih sengsara jika kau tiba-tiba menghilang begitu saja? Kepercayaan dirinya pasti lambat laun akan musnah.. ia akan berfikir bahwa ia adalah seorang pria tidak berguna. yang tidak sanggup menjadi penopang bagi kekasihnya sendiri...”
Gyuri hanya terdiam mendengar ucapanku, kemudian seorang perawat pun datang dan membawanya kembali ke kamar pasien
“Gyuri-ssie!! Kibum pasti akan lebih bahagia jika ia tetap disisimu sampai akhir!!” teriakku dengan mata yang berkaca-kaca, Sungmin Oppa pun segera menghampiriku dan memeluk tubuhku dengan erat.
“ Jiwon..kau sudah melakukan yang terbaik..” ucapnya sambil mengelus rambutku.
“ aku tidak bisa membawa Gyuri kembali padanya Oppa..Aku tidak akan bisa menemukan senyumannya lagi..” ucapku terisak.
***
Hari Minggu datang kembali.. aku tidak ingin pergi ke taman dan bertemu dengan Kibum, tapi buku biru yang tergeletak di atas mejaku begitu mengusikku dan akhirnya aku pun pergi ke taman untuk menemuinya.
“Oh..Jiwon-ssie.. sudah lama kita tak bertemu ” Ucapnya sambil menggeser tempat duduknya untukku.
“ Kibum.. aku.. aku punya suatu hal yang harus aku bicarakan..”
“Apa? Katakan saja..”
Aku pun menyerahkan buku biru yang dulu ia buang, di dalamnya aku menyelipkan foto Gyuri yang aku temukan dibawah bangku taman. Dan benar seperti perkiraanku, ia sangat terkejut ketika melihat kedua benda yang baru saja aku berikan.
“ Kibum-ssie.. sebenarnya aku pernah menemui Song Gyuri ”
“ Kau? Dari mana kau tahu tentang Gyuri?”
“ Mianhae.. aku bukan bermaksud ikut campur..”
“ Dimana kau menemuinya? Bagaimana keadaannya? ”
“ Aku menemuinya di rumah sakit di kawasan Ilsan.. saat aku menemuinya dia terlihat lemah..tetapi ia sungguh terlihat cantik dan kuat ketika tersenyum..”
Kibum tersenyum mendengar ucapanku, Ia terlihat sangat lega begitu mendengar kabar Gyuri. Matanya berkaca-kaca dan aku tahu ia berusaha keras untuk menahan airmatanya, aku menepuk punggungnya dengan lembut dan mencoba menenangkannnya. Ia pun tersenyum padaku dan air matanya pun terjatuh. Hari ini pertama kalinya aku melihat Kibum menangis, aku pun menariknya dalam pelukanku. Kibum terisak sambil memelukku erat, aku pun ikut menangis bersamanya. Aku menangis seakan-akan aku mampu merasakan kepedihannya. Aku sangat menyesal karena tidak mampu membawa gadis itu kembali padanya, aku sangat menyesal tidak mampu berbuat apapun untuknya.
Tiba-tiba aku melihat Sungmin Oppa menuju kearahku, senyumku langsung mengembang ketika mengetahui Sungmin Oppa datang bersama dengan seorang gadis.
“ Gyuri-ssie!!!!!!”
***
Aku dan Sungmin Oppa pamit dan meninggalkan mereka berdua. Di perjalanan pulang tiba-tiba Sungmin Oppa menepuk kepalaku dan ia pun merangkul bahuku.
“ Wah.. Kau wanita paling cantik yang pernah Oppa temui Jiwon...”
“Maksud Oppa?”
“Aku merasa sangat bangga padamu..Kau sangat menyukai Kibum, tapi kau justru sangat berusaha keras agar ia dapat bersama dengan gadis lain”
Aku tersenyum mendengar perkataan Sungmin Oppa. Aku sendiri terkejut dengan apa yang telah kulakukan dan perlahan aku pun merasakan kebanggaan pada diriku sendiri... Aku pun teringat dengan sebuah ungkapan yang berbunyi “ Mencintai tidak berarti Harus memiliki”, aku rasa kini aku mengetahui makna dari ungkapan ini, selama orang yang kucintai bahagia tentu aku akan setuju dengan pendapat ini dan setelah aku timbang kembali Aku rasa kebahagiaan yang kudapatkan jauh lebih besar dibandingkan patah hati yang kualami.
“ Jiwon-ah.. sebagai hadiahnya, Oppa akan membelikan es krim untukmu!” ucap Sungmin Oppa sambil berlari kearah penjual es. Kemudian ia pun berbalik padaku.
“Jiwon-ah.. jika kau perlu bantuan untuk melupakan Kibum, Oppa akan selalu ada untukmu!”
“Apa maksud Oppa?” tanya ku sambil menghampirinya.
“ Tenang saja Jiwon.. jika kau tidak juga menemukan pangeran baik hati..Oppa pasti akan menjadi pangeran untukmu!”.
Aku mengerutkan dahiku dan mencoba menganalisis maksud Sungmin Oppa.
“Tapi itupun jika Kau benar-benar tidak menemukannya ya..” ucapnya sambil tersenyum jahil dan ia pun segera berlari meninggalkan ku.
“Oppa!!! Memangnya aku sekasihan itu ya?” ucapku sambil berlari mengejarnya.
Di dalam hati sebenarnya aku tertawa mendengar ucapan Sungmin Oppa, Ah.. jadi ini ya cara Sungmin Oppa untuk menghiburku? Ehm.. jika aku benar-benar tidak akan menemukan pangeranku sendiri mungkin aku akan benar-benar memaksa Lee Sungmin untuk menjadi pangeranku..hahaha becanda kok becanda...tapi sepertinya itu ide yang bagus juga ya?? Hehehe.

-thE End-

created By Abhie

ANNYEONG JAGI YAH…

Kyuhyun berdiri di depan cerminnya, ia merapikan tatanan rambutnya yang ikal kemudian ia pun melatih senyumnya dengan berbagai macam gaya. Setelah memeriksa penampilannya dengan cermat, ia pun keluar dari kamarnya.
“ Kau rapi sekali.. mau kemana?” tanya Siwon yang sedang menonton berita pagi.
“Aku mau bertemu dengan seseorang Hyung..” jawabnya
“ Sekarang tanggal 10 November Hyung…” ucap Kibum yang datang dari arah dapur, Siwon mengerutkan alisnya dan ia pun teringat sesuatu, “ Ah..kurae! kalau begitu sampaikan salam dari kami ya!” ucap Siwon yang dijawab dengan anggukan Kyuhyun.
Kyu pun meninggalkan rumahnya dan berjalan ke arah sebuah toko bunga milik Heechul, di sana ia melihat-lihat berbagai macam jenis bunga yang cantik.
“Hai Kyu..kau mau beli Lili ya?” tanya Heechul.
“Ya.. ada kan Hyung?”
“ Tentu ada dong.. Hankyung, ambilkan Lili putih!”
“Mwo??” tanya Hankyung kebingungan.
“ L.I.L.I P.U.T.I.H!!! LILI PUTIH!” ucap Heechul sambil memperjelas kata-katanya.
Hankyung pun mengangguk dan segera mengambil sebuket lili putih, ia pun menyerahkannya pada Kyu dan setelah itu ia kembali menyiram bunga.
“Aduh maaf ya.. dia pegawai baru.. baru datang dari Cina! Jadi ada sedikit masalah komunikasi nih!” Ucap Heechul.
Kyuhyun hanya tersenyum mendengar keluhan Heechul, kemudian ia pun membeli sebuket lili putih, setelah urusannya ditoko bunga selesai ia pun menuju ke sebuah toko kue milik Shindong.
“ Annyeong haseyo…” sapa Kyuhyun.
“ Owh.. kau datang Kyu, hari ini Ryeowook membuat tiga jenis kue untuk mu..” ucap Shindong yang kemudian langsung menuju dapur.
Kyuhyun pun menunggu di sebuah meja yang menjadi tempat favorite gadis yang disukainya, satu per satu ingatannya tentang gadis itu muncul ke permukaan. Kyu sebenarnya tidak menyukai makanan yang manis, namun karena gadis itu suka sekali dengan kue maka ia berkeliling kota untuk mencari sebuah toko kue yang menurutnya memiliki cita rasa yang tinggi, dan akhirnya toko ini pun menjadi salah satu tempat favorite mereka untuk berkencan.
“ Ini kue-kuenya.. silahkan kau pilih..” ucap Shindong sambil menyerahkan tiga jenis kue dan ia pun kemudian menghampiri pelanggan yang baru datang.
Kyuhyun memandang ketiga jenis kue itu, ketika ia hendak mengambil sebuah brownies tiba-tiba tangan seorang gadis yang mengenakan dress putih menyentuh tangannya dan menghentikan Kyu. Kyu menatap ke arahnya dan tersenyum, gadis itu membalas senyum Kyu dengan hangat. Wajah gadis itu cukup cantik, ia memiliki sepasang mata bulat dan lesung pipit di kedua pipinya. Kyu menunjuk ke arah brownies itu dan gadis itu pun menggelengkan kepalanya, kemudian gadis itu pun menunjuk ke arah Strawberry cake yang ada di hadapannya. Kyu tersenyum dan mengangguk, kemudian ia memanggil seorang pelayan.
“ Tolong bungkus kue ini..” ucap Kyu sambil menunjuk kearah Strawberry cake. Setelah memesan kue itu, sosok gadis itu pun menghilang dari pandangan Kyu.
“Ini Kuenya..” ucap pelayan yang di dadanya terdapat plakat bertuliskan Yesung.
“Gomawo..” ucap Kyu sambil menyerahkan sejumlah uang.
Kyu kemudian melanjutkan perjalanannya ke sebuah Toko minuman milik Kangin. Begitu ia membuka pintu toko, gadis dengan dress putih itu sedang duduk di bangku bar dan ia pun melambaikan tangannya pada Kyu. Kyu pun kembali tersenyum pada gadis itu.
“ Oh.. Kyu..tunggu sebentar ya! Champagne pesananmu masih di peti kemas!” ucap Kang in, “ Eunhyuk!! Cepat ambilkan champagne pesanan Kyu!”
“ Baik bos!” sahut Eunhyuk sambil berlari menuju gudang minuman.
Kyu kemudian duduk di sebelah gadis itu, gadis itu memandang Kyu dengan lekat. Kyu balik memandangnya, ia pun terpaku melihat kecantikan gadis yang berada dihadapannya.
“Kyu! Ini pesananmu!” ucap Kangin sambil menyerahkan sebotol champagne, Kyu mengambil botol itu dan membayarnya. Kyu menengok ke tempat duduk disebelahnya, namun gadis itu kembali menghilang.
Kyu pun meninggalkan toko itu, ia lalu menunggu di halte depan Toko. Beberapa menit kemudian bus bernomor 65 pun datang, Kyu pun masuk ke dalam bus itu.
“Annyeong haseyo” sapa supir yang bernama Donghae.
“Annyeong haseyo” ucap Kyu, kemudian ia pun memilih tempat duduk paling belakang. Kyu tersenyum ketika gadis itu kembali menghampirinya, gadis itu pun duduk di sebelah Kyu dan menyandarkan kepalanya di bahu Kyuhun. Selama di perjalanan, mereka tidak berbicara satu sama lainnya hingga akhirnya Kyu pun sampai di tempat tujuannya.

***
Kyu memandang gerbang yang menjulang di depan matanya, ia pun kemudian memasuki gerbang itu dan berjalan menuju sebuah bukit.
“ Owh.. kau sudah datang?” tanya seorang ajussi yang tengah memegang sebuah sapu.
“ Leeteuk-sie..annyeong haseyo!” sapa Kyu.
“ Annyeong! Kyu..Aku sudah membersihkannya tadi pagi, Sungmin-sie sepertinya masih ada di sana!” ucap Leeteuk.
“ Arasseo... gomawo.”
Kyu kemudian melanjutkan langkah kakinya, kemudian ia pun bertemu dengan Sungmin.
“O..Kyu.. kau datang ?” tanya Sungmin.
“Ehm..” angguk Kyu.
Sungmin menatap Kyu dan menepuk bahunya. “ Meskipun aku sangat berterimakasih, tapi aku harap ini yang terakhir kalinya Kyu..”
“Hyung.. aku.. berjanji bahwa ini adalah yang terakhir kalinya.”
Sungmin tersenyum dan mengangguk, kemudian ia pun pergi meninggalkan Kyu. Kyu melangkahkan kakinya dan menyusuri jalan setapak yang menuju ke sebuah gundukan tanah yang baru saja dibersihkan. Kyu berhenti di depan gundukan itu, kemudian ia meletakkan buket lili, champagne dan strawberry cake yang dibawanya. Di batu nisan itu terukir nama Lee Sunmi, ia adalah adik perempuan Lee Sungmin. Kyu menatap foto yang ada di nisan itu, foto itu adalah foto seorang gadis bermata bulat yang tengah tersenyum sambil memamerkan lesung pipinya, gadis itu sangat cantik saat mengenakan dress putih yang dibeli Kyuhyun.
“Annyeong Jagi-yah…”sapa Kyu parau.
“ Aku membawa barang-barang kesukaanmu.. Kau baik-baik sajakan?” tanya Kyu, tanpa terasa airmatanya jatuh membasahi pipinya.
“Sunmi.. hari ini aku memanipulasi otakku.. aku menipu diriku lagi… aku berkhayal bahwa kau selalu ada didepan mataku..namun ketika aku menoleh tiba-tiba bayanganmu sudah menghilang..”
“Sunmi.. apa yang harus kulakukan? Aku masih mencintaimu.. sangat mencintaimu…”
Tanya Kyuhyun yang sudah tak mampu lagi berdiri di atas kakinya. Ia pun berlutut dan menangis di depan gundukan itu, kejadian memilukan yang terjadi lima tahun silam kembali melintas dalam ingatan Kyu, ya.. kejadian itu memang sudah lima tahun berlalu, namun nyatanya saat ini Kyu merasakan hatinya masih seperih saat ia mengetahui bahwa kekasihnya telah meninggalkan dunia dan juga dirinya.
“Maafkan aku.. aku pasti membuatmu tidak tenang Sunmi..” ucap Kyu.
Kyuhyun pun tak mampu menguasai dirinya lagi, meskipun ia tidak mau menjadi selemah itu dihadapan Sunmi namun air matanya terus mengalir tanpa bisa ia kendalikan. Tiba-tiba Kyu teringat kembali dengan selembar surat yang ditinggalkan Sunmi untuknya, gadis itu tidak pernah menunjukkan rasa takut dan selalu bersikap tegar dan satu-satunya hal yang ia khawatirkan hanyalah bagaimana Kyuhyun akan menjalani hidup tanpa dirinya. Di surat itu Sunmi menulis jika ia memang harus pergi maka Kyu harus berhenti mengunjungi makamnya pada tahun ketiga. Sunmi tidak ingin menjadi seseorang yang akan membebani Kyuhyun, ia berharap ketika ia pergi maka Kyuhyun dapat segera bertemu dengan seseorang yang mampu mewakili dirinya untuk membahagiakan Kyuhun.
Setelah beberapa menit Kyu pun menghapus airmatanya dan mencoba untuk tersenyum.
“Sunmi.. aku melatih senyum terbaik ku untukmu…aku janji Sunmi… aku tidak akan menangis lagi dihadapanmu..” ucap Kyu.
Kemudian Kyu mengambil setangkai Lili putih dan mencium kelopaknya, ia pun meletakkan lili itu diatas nisan Lee Sunmi. “ Gomawo Sunmi.. dan sekarang saatnya aku untuk mengatakan selamat tinggal… Annyeong Jagi-yah..” Kyu bangkit dan menatap Kuburan itu sekali lagi, kemudian ia tersenyum dan ia pun segera beranjak dari lokasi peristirahatan Lee Sunmi.
***
Sosok Sunmi berdiri di samping nisannya sendiri, ia memandang Kyuhun yang memunggunginya. Ia berharap Kyu akan meninggalkan semua rasa sakit hatinya di tempat itu, ia berharap agar Kyu tidak lagi menyalahkan sang kematian karena telah merebut kekasihnya ataupun pada nasib yang memisahkan mereka berdua.
“ Jagi-yah… kembalilah menjadi Cho Kyuhyun yang ceria dan hangat… aku akan selalu di dekatmu dan kau selalu bisa melihatku dengan hatimu…”
Kyu merasakan kehangatan mengalir dari belakang punggungnya, ia pun membalikkan badannya dan secara samar ia melihat sosok Sunmi tersenyum dan perlahan sosok itu pun pudar dan hilang bersama hembusan angin yang menerpa wajah Kyu yang perlahan mulai tersenyum.
“ Untukmu Sunmi.. aku akan kembali menjadi Cho Kyuhyun yang kau kenal..”gumam Kyuhyun.

Created by Abhie (T_T)

Himnaeyo Minimarket part 4

Eunkyung melangkahkan kakinya dengan riang menuju Himnaeyo, semalam Daeho meminta bantuannya untuk menjaga minimarket karena hari ini Daeho harus menghadiri sebuah acara perjodohan yang telah direncanakan oleh ibunya. Setelah Eunkyung membersihkan dan merapikan minimarket, trio suju yang terdiri dari Leeteuk, Hankyung, dan Siwon pun datang.
“Annyeong Eunkyung ah!” sahut Leeteuk dan Hankyung bersamaan, sementara Siwon menyapa Eunkyung melalui senyum manisnya.
“OH? Hankyung oppa? Kapan datang dari China?”
“Kemarin..kau tahu tidak?aku baru sampai dan tidur satu jam, tiba-tiba Heechul dan Yesung tidur disebelahku..kau bisa bayangkan betapa sengsaranya aku kan?”
“Hahaaha..pasti Mereka sangat merindukanmu oppa..”
“Ah…lebih baik kau saja yang merindukanku Eunkyung!”
“Hankyung, lupakan saja Eunkyung! Dia hanya bisa merindukan aku seorang.” ucap Leeteuk sambil tersenyum jahil.
Siwon dan Hankyung saling bertukar pandang dan kemudian tertawa,
“Teruskan saja mimpimu Hyung!”ucap Hankyung sambil beranjak menuju rak mie instant.
“Apa yang kau katakan barusan ?” ucap Teukie sambil mengikuti Hankyung.
Setelah kedua orang itu menjauh,tiba-tiba Siwon menyodorkan sebuah paper bag kehadapan Eunkyung, di dalam tas itu Eunkyung menemukan sebuah kotak yang terbungkus rapi oleh Kertas kado bermotif manga suju.
“Apa ini?”
“Kado.”
“Untuk apa ? hari ulang tahunku kan masih beberapa hari lagi!” ucap Eunkyung sedikit kecewa.
“Arayo! Tapi saat itu mungkin aku tidak bisa memberikanmu kado.”
“kenapa? Ada urusan ya?””
“Ada Syuting.. o iya kau hanya boleh membuka kado ini pada hari ultahmu dan sebaiknya setelah jam tujuh ! ”
“Kalau begini aku bisa mati penasaran dong! Menunggu sampai hari ultahku saja aku sudah tidak sabar..”
“Hei..” ucap Siwon sambil menggelengkan kepalanya, “ Kumohon buka kadonya setelah jam 7, kalau kau buka sebelum waktunya maka kado ini menjadi tidak ada artinya lagi! Ok?”
“ Baiklah…”
“ Aku mampir hanya untuk memberikanmu ini. Tapi jangan bilang yang lain kalau aku mencuri start dengan memberi kado lebih awal ya!”
“Ehm” jawab Eunkyung sambil menganggukkan kepalanya.
“ Hei !! apa yang kalian lakukan disitu ? sungguh mencurigakan..” ucap Leeteuk sambil menyipitkan matanya, “aku mencium bau perselingkuhan! Eunkyung.. tega-teganya kau menghianati suamimu ini!” teriaknya dengan nada yang dibuat-buat.
Siwon hanya tersenyum dan kemudian menghampiri hyungnya, “Hyung, hari ini kamu sungguh berisik ya? Ayo pulang! kau hanya mengganggu orang yang sedang bekerja tahu!” kemudian Siwon dengan tenaga kudanya berusaha menyeret leader itu keluar dari Himnaeyo dan memaksanya kembali ke asrama.
“AH…aku tidak mau!! Eunkyung… oppa ingin bicara denganmu!!” teriak Teukie, namun teriakannya itu hanya dibalas lambaian tangan Eunkyung .
Eunkyung kemudian memandang kado itu dengan senyum lebar dan mata yang berbinar, Ah rupanya dia memperhatikan aku juga, pikirnya dalam hati.
“Ajjumma..Kau tidak lihat pelangganmu ini dari tadi berdiri di sini?” ucap Hankyung yang membawa sekeranjang mie ramyun instant dengan berbagai macam rasa.
“Omo.. kau belum pergi?” Ucap Eunkyung sedikit terkejut.
“ Dari tadi aku sibuk memilih mie..mereka pergi duluan ya?”
“ O…mereka baru saja pergi..”
Hankyung kemudian melihat paper bag dan kado yang dipegang Eunkyung
“Sepertinya aku kenal dengan paper bag itu..” ucapnya, kemudian dia tersenyum kearah Eunkyung. “Sepertinya…tadi Siwon bawa paper bag ya?” tanya Hankyung usil.
“A..i..ini.. ini..punyaku!”
“Kenapa kau gugup? Seperti ketangkap basah sedang berpacaran saja!”sahut Hankyung yang senyumnya makin melebar, kemudian Eunkyung yang merasa terjebak keisengan Hankyung segera menghitung belanjaan Hankyung dan memasukkannya kedalam tas plastic berlogo Himnaeyo minimarket.
“Oppa.. kau sering sekali makan mie instant? Itu tidak bagus untuk kesehatanmu!” ucap Eunkyung sambil menyerahkan uang kembalian pada Hankyung.
“Hehehe kau tahu sendiri asrama itu isinya hanya sekumpulan para pria yang tidak bisa masak! Perut dan lidahku sudah tidak sanggup lagi menerima masakan mereka, rasanya bener-bener diluar bayangan deh!”
“Hahaha.. Nanti aku masak buat oppa dan member yang lain, ok?”
“Tidak usah.. aku sepertinya lebih memilih masakan mereka!hehehe” ledek Hankyung sambil keluar dari minimarket itu.
“OPPA!!!!”teriak Eunkyung.
“Hehe.. kalau begitu aku tunggu masakan mu ya! Annyeong!” sahut Hankyung yang kemudian pergi menuju apartemennya.

*****
“ Sampai jumpa 1 minggu lagi di lokasi syuting.” Ucap seorang pria bertopi sambil menjabat tangan Kibum, kemudian pria itu meninggalkan ruangan bersama beberapa artis lain. Hari ini Kibum telah memutuskan untuk bergabung dalam sebuah drama sepanjang 20 episode, karena itulah Kibum dan manajernya masih berada didalam ruangan untuk menjadwal ulang aktivitas Kibum.
“Hyung aku pergi sebentar.” Sahut Kibum sambil bangkit dari kursinya.
“ Baiklah, tapi kau harus sudah tiba di MBC pukul enam karena kau harus syuting variety show jam tujuh.”
Kibum mengangguk dan mengambil tas punggungnya, ia pun berjalan keluar gedung dan memanggil sebuah taksi. Hari ini ia berpakaian sangat santai layaknya seorang pemuda biasa, ia juga tak lupa mengenakan kacamata dan topi sebagai alat penyamaran agar tidak dikenali para fansnya. Beberapa menit kemudian Taksi pun berhenti disebuah toko perhiasan, ia kemudian turun dan memasuki toko itu. Ia berjalan mengelilingi toko itu, kemudian ada sebuah kalung perak berinisial EK, Eun Kyung, pikirnya. Kemudian ia tersenyum dan memanggil seorang petugas wanita yang dari tadi memperhatikan Kibum dengan mata yang berbinar .
“Aku mau ambil ini...” Ucapnya.
Petugas wanita tadi mengambil sebuah kotak dan memasukkan kalung perak itu kedalamnya, kotak itu kemudian dihias dengan sebuah pita berwarna baby pink. wanita itu kemudian memberikan sebuah kartu berbentuk hati pada Kibum.
“ Apa ini?” tanya Kibum sambil mengambil kartu itu.
“ Ini kartu ucapan, aku rasa pacarmu akan lebih senang jika kamu sendiri yang menulisnya…Kibum-ssie.” Ucap wanita itu malu-malu.
“Ehm..begitu ya? Kalau begitu aku tulis nanti saja.” ucapnya sambil tersenyum dan memasukkan kartu itu kedalam sakunya. Ia pun segera membayar dan meninggalkan toko itu. Setelah menyelesaikan syutingnya pada pukul 23.00, Kibum pun kembali ke asrama Suju. Setelah menyapa Kyuhyun dan Heechul yang asyik bertanding game, ia pun segera masuk ke dalam kamarnya. Ia membuka laci dan meletakkan kado untuk Eunkyung, namun tiba-tiba matanya melihat bungkusan cokelat yang dulu hampir dimakan Donghae, tadinya ia berencana memberikan cokelat itu untuk Eunkyung namun ia belum sempat memberikan padanya karena jadwal kegiatan yang padat. Cokelat itu kemudian membangkitkan ingatannya atas ucapan Donghae, Ia pun segera menutup lacinya dan membaringkan diri ke atas tempat tidur dan tak lama ia pun sudah tertidur akibat kelelahan.
****
Hari ini hari sabtu, Eunkyung duduk diteras rumahnya dan memandangi tetesan hujan yang turun dari langit. Ia memandang jam dindingnya dan masih sekitar 10 jam lagi agar umurnya bertambah setahun. Sementara itu di asrama suju, Sungmin dan member lainnya sedang asyik mengobrol di ruang tv. Tiba-tiba Leeteuk datang dengan wajah yang kacau.
“Hei..kalian tahu tidak kalau besok Eunkyung-ku berulangtahun?” tanya Teukie.
“Apa? Aduh..kenapa aku bisa lupa? Lalu apa yang sebaiknya kita lakukan?” tanya Sungmin.
“Kita bikin surprise party saja!! soalnya kalau sekarang mau cari kado, pasti susah deh!” usul Heechul
“Iya soalnya waktunya mepet.. aduh kenapa aku bisa lupa begini sih? Nanti image ku yang lembut dan perhatian ini bisa rusak deh!” keluh Sungmin.
“Hah..bocah itu!” gumam Hankyung yang teringat dengan paper bag milik Siwon.
“Ada apa?” tanya Sungmin
“Hah?? tidak ada apa-apa! Aku setuju kalau kita buat surprise party!”ucap Hankyung.
“ Hei, kita mau buat dimana? Di asrama suju? Atau dirumahnya ?” ucap Ryeowook.
“Kalau kita adakan di asrama suju, pasti dia tidak mau!”ucap Kyuhyun
“kenapa?” tanya Ryeowook.
“ Mana ada wanita yang datang malam-malam ke markas cowok-cowok buas? Apalagi disini ada Teukie hyung!” jawab Kyuhyun yang disambut dengan seringai Leeteuk.
“ Kalau begitu, kita adakan di rumahnya saja! Tapi gimana caranya?” tanya Sungmin.
Para member yang ada disitu pun terdiam memikirkan pertanyaan Sungmin, kemudian ada seseorang yang membuka pintu dan memasuki ruang tengah. Orang itu adalah Kibum. Eunhyuk pun tersenyum melihat kedatangan dungsaengnya itu, Sungmin memandang Eunhyuk dengan tatapan curiga kemudian Sungmin pun menarik Eunhyuk ke dapur.
“ Jangan katakan kalau kau bermaksud untuk menggunakan Kibum sebagai alat untuk mengalihkan perhatian Eunkyung!” ucap Sungmin.
“Wae? Kurasa itu ide yang brilliant!”
“ Kita kan sudah sepakat akan bersikap netral! Kalau begini artinya kita memberi kesempatan pada Kibum untuk mendekati Eunkyung, lalu bagaimana jika Siwon tahu hal ini?”
“Minie!! Santai aja lah.. Siwon kan hari ini syuting! Lagipula itu jalan satu-satunya kan?’
Ucap Eunhyuk sambil menarik Sungmin kembali ke ruang tv. Kemudian Eunhyuk pun menjelaskan rencana surprise party pada seluruh member yang ada di situ.

****
Jam menunjukkan pukul sepuluh malam, Eunkyung membuka matanya dengan enggan dan tangannya mulai mencari-cari sumber bunyi yang membuatnya terbangun. Eunkyung kemudian membuka handphonenya dan menemukan ada satu sms masuk ke inboxnya.

Eunkyung ah..mianhae...tapi bisakah kau ke taman sebentar?

Eunkyung mengerutkan dahinya, dan berfikir sejenak. Eunkyung kemudian teringat saat terakhir kali mereka bertemu, saat itu Kibum mengerjainya dengan berpura-pura akan meninggalkan suju.
“Awas ya kalau kali ini kau berani membodohiku!” ucap Eunkyung.
Beberapa menit kemudian Eunkyung pun tiba di taman, Kibum melihat Eunkyung dan menyambut gadis itu dengan senyumnya yang manis.
“Akhirnya kau datang juga..” sahut Kibum
“ Setelah apa yang kau lakukan..tadinya aku tidak akan datang, tapi karena aku ini adalah satu-satunya sahabatmu maka aku putuskan untuk datang..”
“Yeah..kau adalah satu-satunya wanita-ku..” ucap Kibum dengan senyum yang menggoda.
“Aish.. senyummu tidak bekerja untukku!” ucap Eunkyung sambil tersenyum.

Sementara Eunkyung dan Kibum bercakap-cakap, para member suju berubah menjadi petugas pesta yang sibuk menyulap halaman depan rumah Eunkyung. Ryeowook dan Seungmin sibuk menata lilin aromatheraphy ke berbagai sudut halaman, Heechul dengan semangat yang membara menyuruh Hankyung dan Kangin untuk meniup balon berbentuk hati hingga mulut keduanya kaku, sedangkan Kyuhun dan Shindong sibuk dengan kertas hiasan. Tiba-tiba perhatian Heechul teralih pada sikap Yesung yang hanya duduk didepan kue tanpa berbuat apa-apa.
“Hei Yesung! Apa yang kau lakukan?” teriak Heechul
“sst… aku sedang mengawasi kue ini dari intaian Shindong!” ucapnya
“Wkwkwk..betul-betul! Baiklah kau lanjutkan saja pengawasanmu! Aku serahkan tugas ini padamu!”
Yesung mengangguk dengan mantap, “Hyung.. aku akan memberikan yang terbaik!”
Mendengar percakapan Heechul dan Yesung, Shindong hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. “ Kau yakin kalau mereka itu adalah hyungmu Kyu?” tanya Shindong yang kemudian dijawab Kyuhyun dengan gelengan kepala dan senyum yang ditahan.,. Beberapa saat kemudian, Leeteuk dan Eunhyuk yang baru menyelesaikan siaran SUKIRA ( Suju Kiss The Radio) datang dengan membawa sekantung makanan dan minuman.
Sementara member lainnya masih sibuk mempersiapkan pesta, Dua member suju yang lain yaitu Donghae dan Siwon, baru saja menyelesaikan syutingnya dan mereka saat ini sedang berada dalam sebuah van yang dikemudikan oleh manajernya, Donghae yang tertidur kemudian tiba-tiba terbangun dan melihat Siwon yang masih terjaga.
“Kau tidak tidur?” tanya Donghae sambil menahan kantuknya.
“Sebentar lagi juga sampai kok”
“oh iya, tadi Teukie hyung sms, mereka sedang menyiapkan surprise party untuk Eunkyung. Sebaiknya kita kesana saja.. bagaimana menurutmu?”
“Tentu kita harus datang, meskipun lelah aku rasa kita tidak boleh melewatkan hal ini.” Sahut Siwon dengan nada yang gembira, ia membayangkan ekspresi Eunkyung yang kaget karena kedatangannya. Ia pun melirik jam tangannya masih ada setengah jam lagi sebelum jam 12.
***
Waktu menunjukkan pukul 12 tepat, Kibum mengeluarkan sebuah kotak dan memberikannya pada Eunkyung. Eunkyung menatap Kibum dan tersenyum, kemudian ia mengambil kotak itu dan membuka nya dengan perlahan. Kilauan kalung perak itu membuat Eunkyung terpaku.
“ ah..neomu yeoppo!!” ucapnya, kemudian ia memandang Kibum “ Oppa.. aku tak bisa menerima ini..ini terlalu mewah untukku.”
Kibum mengambil kalung itu dan memakaikannya ke leher Eunkyung. Kemudian dengan ragu-ragu ia menyentuh rambut Eunkyung.
“ Hei, tidak ada yang terlalu mewah untuk gadis sepertimu” ucap Kibum lembut.
“Oppa… kalau kau seperti ini maka orang-orang akan salah paham! Lagipula sebaiknya kau berikan kalung untuk kekasihmu saja!” ucap Eunkyung sambil berusaha melepaskan kalung itu, namun Kibum langsung memegang tangan Eunkyung dan mengajaknya kembali ke rumah Eunkyung. Begitu tiba di rumah, para member langsung menyambut Eunkyung dengan lantunan lagu selamat ulang tahun.
“ Saengil Chukae.. Eunkyung ah!!!!!!” sahut para member superjunior dengan wajah yang ceria, Eunkyung menatap wajah para member dengan perasaan penuh haru kemudian matanya menangkap sesosok pria yang menatapnya dengan pandangan sinis. Pria itu adalah Siwon. Eunkyung tidak mengerti apa yang menyebabkan Siwon seperti itu, namun tiba-tiba suara Donghae menyadarkannya.
“Hei.. kalian jadian ya?” ucap Donghae semangat.
“Apa maksud mu?” tanya Kibum
“Kalian bergandengan tangan..Trus kalung itu juga inisialnya EK..” sambung Kyuhyun dengan penuh curiga, kemudian ia melihat wajah Siwon yang jutek dan Kyuhyun pun langsung menutup rapat mulutnya
“Ah.. kurae ! EK itu Eun Kyung!Kalian ini berfikir apa memangnya?” ucap Sungmin kikuk.
“EK itu bukannya Eunkyung Kibum ya?” ucap Eunhyuk kepada Sungmin, Sungmin menyenggol tangan Eunhyuk dan dengan isyarat mata, Sungmin mencoba memberitahu Eunhyuk bahwa saat ini pria bernama Choi Siwon tengah dibakar api cemburu.
Kemudian sang leader Leeteuk mengajak Eunkyung dan para member untuk mulai menikmati pesta ultah Eunkyung, ketika pesta itu berlangsung Eunkyung hanya memandang Siwon yang sejak tadi hanya duduk dan memegang kaleng softdrinknya, Siwon terlihat tidak tertarik sama sekali pada pesta itu. Ketika member yang lain asyik menikmati pesta, Eunkyung berusaha untuk berbicara dengan Siwon akan tetapi ketika ia mulai mendekat tiba-tiba Siwon bangkit dari kursinya.
“Guys.. aku kembali ke asrama duluan. Aku letih! Annyeong!” ucap Siwon, matanya melihat Eunkyung sekilas kemudian ia segera membuang pandangannya dan bergegas pulang. Eunkyung terdiam mencoba menganalisis apa yang terjadi, kemudian ia pun mengejar Siwon.
“Oppa!!tunggu!” teriak Eunkyung, namun Siwon terus berjalan seolah-olah ia tidak mendengar panggilan Eunkyung,
Eunkyung mempercepat larinya dan kali ini ia mencengkram lengan baju Siwon.
“Oppa..” panggil Eunkyung dengan nafas yang tersengal-sengal..
Siwon menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Eunkyung. Ditatapnya gadis itu dengan ketus, Eunkyung merasakan amarah Siwon yang memuncak ia pun merasa lidahnya menjadi kaku hingga ia tak sanggup untuk berkata-kata.
“Mau apa kau?”
“Oppa, kau kenapa? Kenapa kau bersikap seperti ini padaku?”
“Aku kenapa?!”
“ Oppa.. aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Kibum.”
“Oh ya? Kenapa aku harus tahu tentang hubungan kalian? Apakah kita ini pacaran? Atau mungkin kau mengira aku menyukaimu?”
Eunkyung terdiam dan tak mampu menjawab pertanyaan yang meluncur dari mulut Siwon. Siwon menatap gadis itu sekali lagi kemudian ia memejamkan matanya, “Jangan ganggu aku! Aku capek dan aku ingin istirahat!” ucapnya sambil pergi meninggalkan Eunkyung. Eunkyung menatap punggung Siwon yang semakin menjauh darinya, Ia pun terduduk lemas di jalanan, air matanya mengalir dari kedua pelupuk matanya dan untuk menahan laju airmatanya Eunkyung pun menggigit bagian bawah bibirnya. Namun ternyata ia tak sanggup lagi membendung kesedihannya dan akhirnya ia hanya bisa membiarkan airmatanya berjatuhan.
“ Karena Aku menyukaimu oppa…” ucapnya terisak.

To be continued (T_T)/
Created by Abhie.

Site Meter