Selasa, 01 Juni 2010

Ghost in My school

Ghost In My School
Tags: Wookie, Siwon

Created By AbhIe


Aku mendengar suara seseorang yang tengah menangis, isakannya yang semula samar menjadi terdengar lebih jelas dan keras. Aku merasakan bulu kudukku merinding, ku percepat langkah kakiku namun tiba-tiba aku tersandung sesuatu dan hasilnya aku pun jatuh tersungkur. Aish…mengapa di saat-saat seperti ini aku malah terjatuh? Kulihat lututku yang memar dan berdarah.
“Mianhae..karena aku kau jadi terjatuh.” Ucap seseorang dengan nada penuh penyesalan.
Aku pun mendongakkan kepalaku dan melihat seorang siswa yang tersenyum ke arahku, wajahnya sangat imut dan senyumnya sangat manis. Tapi ada yang aneh..ehm..seragamnya bukanlah seragam sekolahku..apakah ia murid sekolah lain ya? Tapi untuk apa ia ada di sekolahku pada jam seperti ini?
“Gwenchana?”Tanyanya sekali lagi
“A..Ne...”Jawabku, aku pun mencoba bangkit namun lututku masih terasa sedikit perih, sebenarnya aku sedikit berharap agar cowok manis ini mau membantuku berdiri akan tetapi harapan hanyalah harapan, Meskipun manis tapi cowok ini hanya diam dan tak menolongku.Cih..apa gunanya wajah itu jika kau tak bisa bersikap seperti seorang pria?
“Ah..Mian aku tak bisa membantumu berdiri..tanganku sedang..sedang cedera..Tak apa-apa kan?” Ucap siswa itu dengan raut wajah yang merasa berdosa.
Haish..aku salah sangka deh..ternyata ia sedang cedera ya?
“Kau bisa berdiri kan?” Tanyanya Khawatir
“Ne!”Jawabku, dengan perlahan aku pun mencoba bangkit dan setelah aku sukses berdiri ia pun mengantarkanku hingga ke halte bus yang ada di depan sekolah. Halte itu begitu sepi karena sekarang sudah jam sembilan malam, kalian tentu bertanya-tanya mengapa aku masih berkeliaran di sekolah di jam seperti ini kan? Sebenarnya aku mengikuti klub Taekwondo dan kami selalu mulai latihan dari jam empat sore hingga jam tujuh malam dan biasanya aku pulang sekitar pukul setengah delapan namun karena kunci rumahku tertinggal di ruang ganti maka terpaksa aku harus kembali ke sekolah padahal waktu itu aku sudah berada di tengah perjalanan menuju ke rumah.
“Namamu siapa?” Tanya siswa itu
“Aku Choi Hwajung, kamu?”
“Aku..Kim Ryeowook, panggil saja Wookie,.”
“Wookie...nama yang imut!”
“Kau ikut klub Taekwondo ya?”
“loh kok tahu?”
“Aku sering melihatmu berlatih, kau ini wanita yang kuat ya? Aku iri sekali padamu..”
“Maksudmu aku ini bukan seperti wanita ya?”Ucapku yang mencoba untuk bercanda, namun candaanku rupanya dianggap serius olehnya, buktinya ia langsung kelabakan dan mencoba meyakinkanku kalau ia memang bermaksud memujiku dan bukannya meledek.
“Hahaha..aku bercanda! Masa kau menganggap ucapanku serius sih?”Ucapku sambil tertawa.
“Untunglah..aku kira kau benar-benar marah!”Ucapnya dengan ekspresi lega.
Cowok ini imut sekali sih? Sepertinya dia masih kelas satu, yah..berarti dia dungsaengku dong? Tidak!!! Mengapa cowok lucu ini harus lebih muda dariku? Aku kan tidak suka daun muda..Aku menggeleng-gelengkan kepalaku mencoba mengusir pikiran ngawur dari otakku.
“Kenapa?”Tanya Wokie pelan
“U..umurmu berapa?” Tanyaku, aku mungkin benar-benar gila..padahal kepalaku tidak terbentur saat terjatuh tadi, tapi mengapa aku jadi berfikir yang tidak-tidak seperti ini?
“Aku..seingatku aku masih berumur 18 tahun..memangnya kenapa?”
“18? Berarti kita seumuran! Seminggu lagi aku tepat berumur 18!”Ucapku dengan penuh semangat, Wokie tersenyum melihatku yang kegirangan.
“Bus mu datang..”Ucap Wokie, aku pun menegok ke sebelah kiriku dan tampak sebuah bus yang menuju ke arah halte. Kami pun bangkit dari tempat duduk. Bus berhenti tepat di depanku dan aku pun melambaikan tanganku padanya dan segera naik ke dalam bus.
***
Sejak bertemu dengan Kim Ryeowook tiga hari yang lalu, belum pernah sekalipun aku bertemu dengannya dan aku tak menyangka bahwa kami akan bertemu lagi hari ini di tempat yang sama.
“Wokie? Apa yang kau lakukan disini?”
“Ah..aku kira kau akan meninggalkan barangmu lagi, jadi aku kemari untuk menemanimu..”
“Bagaimana kau bisa tahu? Kau bukan murid sekolah ini kan?”
“Aku murid disini kok..”
“Haish!! Yang benar saja! Memangnya kau ada perlu apa di sekolah ini?”
“kau tidak pecaya pada wajah ku yang polos ini ya?”
“Hahaha kau ini kurang ahli dalam menipu orang tahu! Kau tidak sadar bahwa seragammu itu yang menggagalkan tipuanmu?”
Wokie terdiam mendengar ucapanku, ia pun melihat seragamnya yang berbeda dari seragam sekolah yang kupakai. ia pun tersenyum kecil, namun senyumnya tak seindah senyum yang dulu pernah kulihat.
“Kenapa?”Tanyaku yang heran dengan perubahan mimik wajahnya.
“Tidak ada apa-apa”ucapnya dengan wajah yang kembali tersenyum.
“Nuna?” panggil seseorang dari arah belakang tubuhku, aku pun membalikkan tubuhku dan kulihat Minho berjalan ke arah ku.
“Apa yang kau lakukan di sini?”Tanya ku heran
“Appa menyuruhku menjemputmu! Kemarin kau pulang terlambat kan?”
“Haish! Aku tidak apa-apa! Memangnya aku penakut?”
“Ya..ya..ya..nuna aku yakin kau bukan penakut! Kalau tidak untuk apa kau berada di lorong sepi ini sendirian?”
“Mwo?Kau tak lihat...”Ucapanku terpotong ketika aku berbalik untuk melihat Wookie yang sudah tidak ada disana, “Wookie?”
“Nuna...jangan bercanda deh! Sudah malam nih..ayo pulang!”Ajak Minho, ia pun menggengam tanganku dan mengajakku keluar.
“Tapi..tapi..Wookie..”
“Nuna!! Kubilang jangan bercanda!! Bulu kudukku merinding nih..”
“Haish bocah ini! Temanku...”Ucapanku terputus ketika aku melihat Wookie terdiam di belakang Minho, Ia tersenyum padaku dengan wajah yang sedih dan tubuhnya pun memudar hilang. Minho menengok ke arah Wookie dan sepertinya ia tidak melihat apa-apa, Ia pun memandang wajahku yang pucat. Tiba-tiba Kepalaku berputar dan aku pun terjatuh pingsan.
***
Aku menggaruk-garuk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal itu, aku tidak tahu apakah yang kualami itu hanyalah efek dari demam ku atau aku memang melihat Wookie yang memudar dan menghilang seperti hantu? Yang pasti saat itu aku yakin sekali telah membuat adikku panik dan akibatnya aku dilarang masuk sekolah hari ini. Tiba-tiba pintuku terbuka, Appa masuk dan ia pun duduk di sampingku. Ia meletakkan tangannya di dahiku dan memeriksa apakah panasku sudah turun atau belum.
“Appa..aku tidak apa-apa” ucapku dengan nada manja
“Untung saja Appa menyuruh Minho untuk menjemputmu! Kalau tidak, mungkin kau akan berada di sekolah semalaman!”Ucap Appa ku sambil mengusap rambutku dengan lembut, aku hanya tersenyum mendengar ucapan Appa yang selalu menganggap ku bagai seorang gadis kecil. Tak lama Omma pun masuk dan membawa semangkuk bubur dan sebuah kartu.
“Apa ini?”Tanya Appa ketika Omma memberikan kartu itu padanya.
“Undangan acara reuni untuk Tuan Choi Siwon!”Ucap Omma ku
“Ehm..hari sabtu depan ya? Aku tidak tahu apa aku bisa ikut atau tidak” Ucap Appa, ia pun meletakkan kartunya di tempat tidurku. “Aku berangkat ya! Nona Eunkyung..jaga anakku ya..”Ucap Appa sambil mengedipkan matanya pada Omma, kemudian Appa pun pergi dari kamarku dan meninggalkan Omma ku yang hanya bisa menahan senyumnya.
“Haish!! Apa-apaan sih Appa mu itu?”
“hahaha..Tapi Omma suka kan?”Ledekku
“Cih..kau sama saja seperti Appamu! Ya sudah.. Omma mau membuat bekal untuk Minho dulu ya!”
“Arraseo..”
Aku pun mengambil mangkuk bubur yang dibawa Omma,akan tetapi mataku malah tertuju pada kartu reuni Appa. Aku jadi penasaran dengan acara reuni itu, hehehe jangan-jangan Appa tidak mau datang karena takut Omma cemburu? Maklum Appa ku itu sangat ganteng, para suster yang bekerja di rumah sakit bersama Ayahku saja tidak mengira kalau Dokter ganteng yang bernama Choi Siwon itu telah memiliki dua orang anak yang telah remaja. Aku mengambil kartu itu dan aku sangat terkejut ketika melihat gambar foto yang menjadi latar belakang kartu itu.
***
“Nuna!!! Ayo pulang, nanti Appa memarahiku nih..”
Ucapan Minho tak kugubris sama sekali, aku terus menggandeng tangannya dan memaksanya mengikuti ku untuk menelusuri lorong sekolah. Entah mengapa aku malah ingin membuktikan bahwa Wokie itu memang benar-benar ada, aku tidak percaya kalau ia adalah seorang hantu.
“Nuna..itu semua hanya ilusimu...kemarin kau demam kan?”Sahut Minho yang masih berusaha membujukku pulang, aku pun melepaskan genggamanku dan berbalik menghadapnya.
“Aku ini tidak gila Minho!!” Ucapku setengah berteriak, Minho sedikit terkejut dengan reaksiku,
“Nuna..Aku tidak bermaksud seperti itu! Ya sudah, ayo kita telusuri lorong ini!”
Aku pun terdiam mendengar ucapan Minho,
“Minho...Aku tahu itu bukan halusinasi..Aku tahu dia ada..”Gumamku, aku pun terduduk di lantai dan mengingat saat aku mengambil kartu reuni Appa. Waktu itu aku sangat terkejut ketika melihat gambar foto yang menjadi latar belakang kartu. Foto itu adalah foto kelas Appa, saat itu aku langsung mencari sosok Appa ku dan setelah aku menemukannya, aku malah terfokus pada seorang pria yang berpose disebelah Appa. Dia adalah Kim Ryewook, ia berpakaian persis sama seperti saat kami berjumpa. Seragam itu ternyata memang seragam sekolah ku..tapi itu adalah seragam tiga puluh tahun yang lalu!
Mengapa Kim Ryeowook yang seharusnya seusia dengan Appaku malah muncul sebagai Wookie yang masih berusia 18? Ada apa ini?dan juga mengapa ia menampakkan dirinya dihadapanku?
“Nuna?” Tanya Minho, wajahnya tampak mencemaskanku
“Mianhe Minho..ayo kita pulang..” Ucapku lemas, Minho membantuku bangkit dan baru berjalan beberapa langkah tiba-tiba adikku itu malah terjatuh.
“Haish!! Apaan sih ini?” Ucap Minho, kemudian ia pun tiba-tiba menutup mulutnya dan menunjuk pada sesuatu, aku pun mengikuti arah telunjuknya dan aku menemukan Wookie yang sedang terduduk diam disana. Begitu melihat Wookie aku langsung mematung diam, ia pun menoleh ke arahku dan memandangku dengan tatapan sedih. Air mata mengalir di kedua pipinya dan menetes ke lantai, namun anehnya lantai itu tetap kering.
“Kau..sudah tahu ya?” isaknya
Aku tak bisa menjawab pertanyaannya, meskipun aku mencoba untuk berteriak entah mengapa suaraku tidak juga keluar. Aku pun menoleh ke arah Minho, namun ternyata Adikku telah ambruk dan jatuh ke lantai.
“Adikmu pasti ketakutan melihatku..mianhae..”Ucap Wookie, tubuhnya kembali memudar.
“Tunggu!”Teriakku dengan susah payah.
Tubuh Wokie yang hampir hilang pun kembali terlihat, ia menatapku dengan pandangan heran. “Kau..kau tak takut padaku?”
***
Aku meletakkan kepala Minho di pangkuanku, ia masih belum juga sadar dari pingsannya. Sementara itu Wookie hanya terduduk diam di depanku.
“Katakan padaku..mengapa kau menampakkan dirimu dihadapanku?”
Wookie tertunduk begitu mendengar pertanyaanku, ia pun menjawabnya dengan pelan.
“Aku tidak bermaksud untuk menakutimu..mungkin aku terlalu senang karena kau bisa melihatku..selama ini tidak ada seorangpun yang bisa melihatku..”
Aku terdiam ketika mendengar jawabannya, selama tiga puluh tahun ini hanya aku yang bisa melihatnya? Aku tak bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi seseorang yang amat kesepian, tak terasa air mataku pun mengalir. Wookie berusaha menghapus airmataku namun yang kurasakan hanyalah hembusan angin dingin yang menerpa pipiku.
“Aku bahkan tak bisa menghapus air mata mu...”Gumamnya pelan, bibirnya tersenyum tapi sorot matanya penuh kesedihan. Kini aku tahu alasan seseungguhnya mengapa ia sama sekali tidak menolongku ketika aku terjatuh, waktu itu ia hanya mengatakan kalau tangannya sedang cedera.
“Mengapa kau bisa seperti ini? Maksudku..mengapa kau berkeliaran di sini selama tiga puluh tahun? Apa yang sebenarnya menahan mu?”Tanyaku bertubi-tubi.
Wookie terdiam, sepertinya ia tengah mengingat sesuatu, matanya mulai berkaca-kaca dan airmatapun kembali mengalir di pipinya.
“Aku..aku..aku tak pantas ada di surga..aku tak pantas..”
“Apa maksudmu? Mengapa kau mengatakan hal seperti itu?”
“A..aku pembunuh..aku membunuh sahabatku..”
Aku terdiam mendengar jawabannya, aku terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa namun ketika aku melihat tubuhnya yang bergetar dengan hebat, aku tahu dia bukanlah pembunuh.
“Bisakah kau menceritakan padaku apa yang terjadi waktu itu?”Tanyaku pelan, Wookie memandangku dan setelah berfikir sejenak ia pun mengangguk dan mulai menceritakan peristiwa tiga puluh tahun silam.

Tiga puluh tahun yang lalu..
Wookie menatap teman-temannya dari jendela kelas, ia tak mengganti seragamnya dengan kaus olahraga.
“Hei Wookie!!! mengapa kau tidak ikut berolahraga?” Teriak Sahabat Wookie dari lapangan olahraga.
“Ah..Shiro!! lebih baik aku tidur di kelas!”
“Dasar Pemalas! Bagaimana tubuhmu bisa kuat?”
“Berisik!! Nanti kalau sudah waktunya pulang kau bangunkan aku ya!”
“Haish!”
Wookie pun berjalan menuju kelasnya dan tertidur sendirian di ruangan itu, baru sekitar dua puluh menit tiba-tiba bau asap menyerubung dan membuatnya sesak. Ketika Wookie membuka matanya tiba-tiba ruangan sudah dipenuhi dengan asap, ia pun keluar dari ruang kelas dan berlari menyusuri lorong yang telah dijilati api. Ketika ia keluar dari gedung sekolah tiba-tiba teman-teman sekelasnya memberitahukan bahwa sahabatnya masuk ke dalam gedung untuk menolong Wookie yang tertidur di dalam kelas
.

“Ia mencariku ke kelas..ia pasti berfikir kalau aku masih tertidur disana, kalau tidak ia tidak mungkin senekat itu!”Ucap Wookie.
“Lalu apa yang kau lakukan?” Tanya Ku
“Aku kembali masuk ke dalam gedung itu dan berusaha mencari sahabatku..ketika aku memasuki kelas, aku melihatnya terbaring di lantai...ketika aku ingin menolongnya tiba-tiba sebuah kayu jatuh dan menimpaku..”Ucap Wookie terputus-putus. Ia memeluk lututnya dengan erat, aku jadi merasa sangat bersalah karena telah bertanya tentang kejadian itu.
“Aku tidak sempat menolongnya..aku membiarkan sahabatku mati..aku membunuhnya..”Lanjut Wookie.
“Tidak..bukan salahmu..itu bukan salahmu...” Ucapku yang juga terisak, aku ingin menenangkannya namun aku tak bisa menyentuhnya dan hal itu semakin membuat hatiku sakit.
“Aku membunuh Siwon..aku yang membunuhnya..”Isak Wookie
Siwon? Apakah sahabat yang ia maksud adalah Choi Siwon? Ayahku? Aku pun memeriksa tas ku dan mencari kartu reuni Appa.
“Wookie..Si..Siwon yang kau maksud itu mungkinkah Choi Siwon yang ada di foto ini?” Tanyaku sambil memperlihatkan gambar yang ada di kartu reuni Appa.
“Benar..kau..kenapa kau memiliki foto ini?”
“Wookie...kau tidak membunuhnya..Siwon sahabatmu itu tidak mati hari itu.”
“Benarkah?”
“Aku adalah Anak Choi Siwon..Aku anak sahabatmu!”
Perlahan Senyum Wookie pun mengembang, kelegaan dan kebahagiaan pun terpancar dari raut wajahnya.
“Hwajung!!!” Panggil seseorang yang berjalan mendekat kearahku, “Apa yang kau dan Minho lakukan...”Ucapan Appa ku terputus begitu ia melihat sosok Wookie.
***
Baru kali ini aku melihat Appa ku menangis, ternyata alasan appa tidak mau ikut reuni adalah karena Appa tidak ingin mengingat peristiwa mengerikan itu. Selama ini Appa berfikir kalau ia yang menyebabkan Wookie meninggal.
Setelah bercakap-cakap selama beberapa menit, Wookie tiba-tiba terdiam.
“Ada apa?” Tanya Appa ku dengan raut wajah yang bingung.
“Pintu langit telah terbuka untukku..kini tak ada lagi yang menahanku” Ucap Wookie sambil tersenyum. Entah mengapa kali ini aku tak menyukai senyumannya. Wookie menoleh ke arahku yang tak bisa menyembunyikan wajah murungku.
“Mungkin ini memang sudah saatnya untuk kau beristirahat..”Ucap Appa
Aku pun menangis ketika mendengar ucapan Appa, mungkin ini memang sudah saatnya bagi Wookie untuk beristirahat tapi ini juga menandakan bahwa pertemuanku dengannya harus berakhir.
“Aku pergi..jaga diri kalian baik-baik..”Ucap Wookie, perlahan tubuhnya memudar dan suara tangisan ku pun semakin pecah. Dan ketika aku berfikir bahwa ia sudah menghilang, tiba-tiba suara bisikan Wookie terdengar di telingaku.
“Kehidupan selanjutnya..aku harap aku bisa mendampingimu..”Bisiknya
Aku pun mengangguk dan tiba-tiba kurasakan sesuatu yang hangat mengecup bibirku. meskipun aku tak bisa melihatnya lagi setidaknya aku tahu bahwa ia juga menyukaiku, meskipun di kehidupan ini aku tak bisa bersamanya aku tahu ia akan menjadi milikku di kehidupan yang akan datang.
“Nuna? Appa?”
Aku dan Appa pun menoleh ke arah Minho yang baru tersadar,
“ Tadi aku melihat hantu...di..dia duduk disitu!”
“Haish! Tidak sopan! Masa kau menyebut Appa mu ini hantu?” Ucap Appa yang kemudian mengedipkan matanya padaku. Aku pun tersenyum pada Appaku. Baiklah sepertinya Minho memang tidak perlu tahu mengenai kejadian ini, kalau tidak nanti dia malah kembali pingsan! aku dan Appa tidak mau ambil resiko dan bersusah payah menggotongnya pulang. Aku dan Appa pun berjalan meninggalkan Minho yang masih bingung dengan apa yang telah terjadi.

THE END

1 komentar:

Cynthia Destiani mengatakan...

aaaah, keren FF nyaa ~
apalagi kata-kata terakhir wookie ~ XD
terharu ngeliatnya ~

Site Meter