Rabu, 23 Februari 2011

Pindah Rumah!!!!!!!!

Halo Halo..
Blog ni pindah ke: createdbyabhie.wordpress.com!!

thanks!!

Kamis, 10 Februari 2011

My Ex-Boyfriend's Girl

Tag : Kyuhyun, Superjunior
Genre: Oneshot.
Created by: abhie.

Aneh..sepertinya aku memang aneh! Apa yang sedang kulakukan saat ini? Mengapa aku menurut saja waktu ia memintaku untuk memilih barang untuk wanita pujaannya? Haish..selama ini aku tak pernah memperdulikan pendapat orang lain yang selalu merasa heran atas hubungan ku dengan Kyuhyun, mantan kekasihku. Ya..kami memang sudah putus sekitar dua tahun yang lalu, awalnya kami sempat memutuskan komunikasi namun akhirnya kami kembali terhubung dan hubungan kami pun bergeser dari sepasang kekasih menjadi sahabat. Sulit dipercaya bukan? Tapi memang itulah yang terjadi antara aku dan Kyuhyun.
“Ya!!! Kau masih lama?”Tanyaku sebal.
“Wae? Aku masih belum menemukan sepatu yang pas..”Gumamnya sambil terus melihat-lihat jajaran sepatu wanita.
Aku melipat kedua tanganku dan memandangnya dengan kesal, kenapa ia bersikap seperti itu? Kyu yang cuek bebek mengapa bisa berubah menjadi sosok yang sok perhatian? Cih! Sungguh tidak cocok! Sudahlah..sebaiknya aku duduk dan memijit-mijit kakiku yang pegal.
“Menurutmu yang bagus yang mana?” Tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya.
Aku tak menjawabnya dan terus memijit kakiku, sebenarnya sepatu berwarna biru safir terlihat sangat cantik, simpel tapi terlihat elegan. Tapi jangan harap aku akan memberikan pendapatku di saat seperti ini! Tanpa menunggu jawabanku, Kyu pun mengambil sepasang sepatu berwarna putih yang terletak persis di samping sepatu biru yang kukagumi.
“Ini bagus kan?”Tanya Kyu sambil menunjukkan sepatu itu ke arahku. Ia pun berjalan menghampiriku dan berlutut di hadapanku.
Kurae..akhirnya kau sadar juga kalau aku sudah kelelahan ya? Batinku senang.
Tapi kenyataan ternyata tak seindah bayanganku, bukannya menenangkan otot kakiku ia malah melepas sepatu ku dan menukarnya dengan sepatu putih pilihannya. Haish...berani-beraninya ia menggunakan kakiku sebagai modelnya?
“Bagaimana? Nyaman tidak?”Tanya Kyu sambil melihat ke arahku.
Aku hanya diam sambil mengamati ekspresinya, apakah dulu ia sesenang ini saat memilih kado untukku? Apa ia juga senervous ini ketika hendak bertemu denganku?
“Hyewon..kenapa diam?”
Aku tersentak dari lamunanku, aku tak ingin berlama-lama di tempat ini.
“ Bagus! Ambil saja!” Jawabku cuek dan langsung melepaskan sepatu pilihannya.
“benarkah? Oke..aku ambil yang ini..” Ucap Kyu, Ia pun membawa sepasang sepatu tersebut dan menghampiri seorang karyawan.
Entah apa yang terjadi, tapi tiba-tiba aku merasa sangat tidak nyaman. Aku pun memutuskan untuk pergi dari toko itu.

***
'kau dimana?'

Aku terdiam membaca sms yang Kyu kirim, aku tak ingin membalas smsnya. Aku tak ingin melihat wajahnya, atau lebih tepatnya aku tak ingin melihatnya tersenyum seperti tadi.
“Capuccino pesanan anda”Ujar seorang pelayan sambil meletakkan secangkir capuccino di depanku.
“Kamsahamnida”ujarku, pelayan itu tersenyum dan langsung meninggalkanku.
Aku mengecap capuccino ku dan melihat ke luar jendela cafe, awan mulai gelap..kurasa tak lama lagi akan hujan. Ehm..apakah si bodoh itu membawa payung? Kuharap tidak, biar dia kehujanan dan membatalkan rencanananya.

Drrrt..drrrrttt...
Hp ku bergetar, Kyu mengirim sebuah sms lagi.
'Hyewon..kau sudah pulang? Hari sudah gelap, kau bawa payung tidak?'
Aku terdiam membaca sms nya. aku pun melihat ke arah jendela sekali lagi, Rintik hujan mulai membasahi jendela cafe. Tiba-tiba nada panggil HP ku pun berbunyi.
“Hyewon? Kau ada dimana sih?” Tanya Kyu dengan nada kesal.
“ cafe..aku haus tahu!”
“Benarkah?”
“Ne..kau bawa payung?”
“Aniyo..tapi Aku bisa menunggu hingga reda...masih ada beberapa hal yang harus ku lakukan..”
“Dasar! Kau selalu saja lupa membawa payung!”omel ku.
“Hehehe...mian..”

Dasar Kyu..Suara mu terdengar begitu ceria, apakah saat ini kau begitu bahagia? Aku kesal melihatmu seperti ini..meskipun egois, aku tak ingin melihatmu pindah ke lain hati..setidaknya kau harus menunggu hingga aku mendapatkan cinta yang baru..aku tak ingin merasakan perasaan aneh yang kini menghinggapiku..

“Hyewon?? Aku tutup dulu ya..dah!”
“Ne..”
Klik~~~

Aku terdiam memandang HP ku
"haish..sebal!"gumamku, kemudian ku alihkan perhatianku pada tetesan air yang menempel di jendela cafe. Hujan tiba..huft..aku tidak terlalu menyukai hujan. Wae? karena hujan hanya akan mengingatkanku akan kejadian dua tahun silam.

Dua tahun lalu kami berpisah. Aku yang memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami, ku kira aku akan baik-baik saja..namun ternyata aku salah..aku sakit..sangat sakit..saat itu Kyu hanya terdiam mendengar ucapanku, saat itu aku berharap, aniyo, saat itu aku berdoa..aku berdoa agar Kyu menahan ku..aku berdoa agar ia menarikku kedalam pelukannya, tapi saat itu ia hanya mengangguk pelan dan berbalik memunggungiku, ia bahkan tak berusaha untuk mempertahankan hubungan kami. Sejak saat itu Aku begitu membencinya, membencinya karena telah melepaskanku, membencinya karena membuat ku semakin yakin bahwa ia memang bukan milikku. Di saat hatiku hancur berkeping, tetesan air hujan mulai turun dan membasahi wajahku. Saat itu aku membiarkan air hujan mengguyurku dan berharap bahwa tetesan hujan itu mampu menyapu bulir hangat yang turun dari mataku. Dan saat itu aku pun memohon pada Hujan..tolong samarkan kepedihanku, tolong bantu aku menutup kesedihanku...

Drrrttttttttt

Getaran HP kembali menyadarkanku dari lamunan, Kulihat layar Hpku dan nama Kyu pun tercantum disana. Apa lagi yang ia inginkan? Haish..pria ini benar-benar tak berperasaan..apakah ia benar-benar mengira kalau aku akan bersikap biasa saja? Kyu, seharusnya kau itu sadar bahwa aku adalah gadis paling egois yang pernah kau temui seumur hidupmu!

***

Pria itu berdiri di depan sebuah taman yang tak pernah kukunjungi selama dua tahun terakhir. Ia memegang sebuah pot berisi bunga matahari dan sebuah kotak hadiah yang pasti berisikan sepasang sepatu putih. Wajahnya terlihat bahagia dan senyumnya mengembang. Entah mengapa Pria itu terlihat tampan ketika rintik hujan menyentuh rambut ikalnya.

Aku tak ingin berjalan mendekatinya..aku tak mau dikenalkan pada gadis pujaannya. Tadi ketika di cafe, Kyu yang bodoh itu mengirim sebuah pesan sms yang menyuruhku untuk menemuinya di taman-yang dengan bodohnya dipilihlah taman yang menjadi tempat kami berpisah- hanya untuk memberitahuku siapa gadis pujaannya itu. Huft..aku takkan melakukan kesalahan lagi, aku tak bisa menarik Kyu kembali ke sisiku, lalu mengapa aku harus menyatukannya dengan wanita lain?

Aku pun menghentikan langkahku dan berbalik, air mata ku mulai menggenangi mataku.
“Haish..Ini tak mempan untukku!!”gumamku yang masih sempat-sempatnya mengingat tulisan dalam sebuah artikel.

Saat baru saja patah hati, tak sengaja aku menemukan sebuah majalah yang memuat artikel berjudul ‘Trik Melupakan Mantan’. Di artikel itu tertulis bahwa point pertama untuk melupakan mantan adalah dengan cara tidak berkomunikasi dengannya selama dua bulan. Saat itu aku tak pernah berusaha untuk menghubungi Kyu, bukan hanya dua bulan tapi hingga dua belas bulan! Di point kedua disebutkan bahwa aku tidak perlu membuang atau membakar pemberian dari mantan karena mungkin saat ‘luka’ itu sembuh, barang-barang itu mungkin dapat aku manfaatkan kembali. Tapi nyatanya? Hingga detik ini pun aku tak berani untuk membuka kotak yang kugunakan untuk menyimpan barang-barang itu! Lalu point ketiga menyebutkan bahwa aku harus memperluas pergaulan dan jangan terpaku pada kisah masa lalu, lalu aku pun berusaha bersahabat dengan banyak orang dan persahabatan itu justru membawaku kembali bertemu dengan Kyu. Yups,..terimakasih pada teman baruku yang bernama Sungmin! Gara-gara dia aku jadi bertemu lagi dengan Kyu dan akhirnya pertahananku untuk tidak lagi berkomunikasi dengan Kyu pun runtuh..dan parahnya kini aku malah bersahabat dengan mantanku itu! Awalnya aku hanya bersikap cool dengan menerima tawaran bersahabat dari Kyu, namun kini aku harus mengakui bahwa alasan sebenarnya hanyalah karena aku tak bisa menjauh darinya. Tidak lagi.

“Hyewon!!!” teriak Kyu.
Haish..Pria bodoh itu memanggilku! Ia memanggilku di saat aku tak bisa mengontrol emosi dan ekspresiku! Haish..langkah kakinya semakin mendekat..kumohon jangan kemari..
“Hyewon!”Ujar Kyu sambil menepuk bahuku.
Apa yang harus kulakukan??
“Mengapa kau tak menghampiriku?”Lanjutnya sambil berusaha memayungi tubuhnya dengan payung yang ku pegang. Alhasil ia pun berdiri di depan ku yang kini hanya bisa menunduk.
“Waeyo?” Tanya Kyu bingung, kemudian ia pun menyadari bahwa saat ini aku tengah menangis dalam diam. “Hyewon..kau sakit?”Tanya Kyu panik, ia pun mengusap airmataku dan menyentuh dahiku. “Tapi kau tidak panas..”Gumamnya.
Aku pun menjatuhkan payungku dan memeluknya.
“Waeyo?Hyewon..kau baik-baik saja kan?”
Aku tetap diam dan memeluknya, Kyu pun terdiam dan membiarkanku.
“Hajima..Kyu..”Gumamku
“Mwo?”
“Hajima..”

Tenggorokanku tercekat dan sulit bagiku untuk mengatakan bahwa aku tak ingin Kyu bersama dengan orang lain. Jika aku mengatakan bahwa aku masih menyukainya apakah ia akan percaya dan memilihku? Tapi aku terlalu pengecut..bahkan setelah perbuatan senekat ini pun nyatanya belum mampu memberikanku keberanian yang cukup untuk menyampaikan perasaanku.. Aku pun mengendurkan pelukanku dan bersiap untuk melepasnya.

“Hajima..”Ucap Kyu yang kali ini ganti memelukku. “Aku seharusnya mengucapkan kata itu saat kau meminta putus...”Lanjutnya. Ia pun mengendurkan pelukannya dan menatap lurus ke mataku. “Tapi..Maaf..”

***

Kyu tersenyum melihat wanita pujaannya, ia pun memberikan bunga matahari dan sebuah kotak berisi sepatu pada wanita itu.
“Ayo dibuka..”Ujar Kyu, ekspresinya menunjukkan bahwa ia sudah tidak sabar lagi untuk melihat reaksi dari wanita pujaannya itu.
Wanita itu tersenyum bahagia dan dengan hati-hati ia pun merobek kertas pembungkus kadonya.
“Kyu!” pekik wanita itu dengan nada tak percaya, Ia pun mengamati sepasang sepatu berwarna biru safir yang tersimpan rapi di dalam kotak.
“Mwo?? Kau suka kan?”Tanya Kyu dengan senyum manisnya.
“Ba..bagaimana kau tahu? Tadi kan kau memilih sepatu putih!”Ujarku
“Hehehe..jelas aku tahu! Wajahmu itu cerah sekali saat melihat sepatu ini!”
“Haish..lalu tadi mengapa kau menyuruhku untuk mencoba sepatu putih itu?”
“Aku hanya ingin mengetahui nomor sepatumu dan juga..aku ingin melihat ekspresi kaget mu yang seperti ini..”
Aku memukul pelan lengan Kyu dan menatap haru pada sepasang sepatu yang Kyu beli untuk wanita pujaannya, yang tak lain adalah aku, Kwon Hyewon.
"Ya!! Tadi waktu kau bilang maaf, jantungku hampir copot tahu!"Ujarku sebal
Kyu tersenyum mendengar omelanku, "Waktu itu aku tidak sempat mengucapkan kata maaf, maaf karena membuatmu merasa bingung atas sikapku"
"ani..mungkin aku yang terlalu kekanak-kanakan.."gumamku
Kyu pun kembali tersenyum,"Sebenarnya aku juga minta maaf karena telah berfikir yang tidak-tidak tentangmu"
"Apa?" tanyaku penasaran.
“saat itu aku benar-benar kesulitan menghubungimu..jadi aku berkata..‘Ah..wanita kejam ini telah melupakanku’”Ujar Kyu.
Aku pun terdiam mendengar curahan hatinya.Ya..itu bisa dipahami karena saat itu aku memang berusaha menghindarinya. jadi ini adalah salahku juga, gwenchana..
“Kemudian aku juga sempat jengkel karena mengira kau tengah memiliki hubungan khusus dengan Sungmin.”
“Mwo??”
“Ssst! Biar aku selesaikan ucapanku!” Ujar Kyu.
Aku pun terpaksa diam dan menahan kata-kata yang ingin kuucapkan.
“Di saat aku mulai kehilangan akal, aku pun memintamu untuk menjadi teman..lalu kita semakin dekat dan semakin terbuka,,kemudian aku berfikir ‘Mengapa dulu aku tak bisa memahami wanita ini?’”
Kyu pun memandang wajahku lekat dan melanjutkan ucapannya.
“Kau tahu apa yang terjadi di kemudian hari?”
Aku menggelengkan kepalaku dan menanti kalimat selanjutnya.
“Kemudian aku marah dan bertanya pada diriku sendiri, ‘Ya! Mengapa kau terus memikirkan Hyewon? Kau masih mencintainya?’”
“Lalu apa jawabanmu?”Tanyaku penasaran.
Kyu tersenyum mendengar pertanyaanku.
“Molla..”Jawabnya enteng.
Aku mengerutkan keningku dan tidak mengerti maksud jawabannya.
“Sungguh..aku benar-benar tak tahu jawabannya! Tiap hari aku mengajukan pertanyaan itu,tapi tiap hari pula aku tak tahu jawabannya!”
Aku pun terdiam mendengar ucapannya, sebenarnya apa sih yang ingin dia katakan? Aku tak mengerti! Sebenarnya ia menyukaiku atau tidak?? Hal seperti ini lah yang membuatku merasa tidak yakin kalau ia memiliki perasaan yang sama denganku. Haish..kumohon, jangan membunyikan genderang perang di hari seperti ini!
Kyu memandangku yang mulai cemberut, ia pun tertawa kecil sambil mencubit gemas pipiku.
“Kalau kau penasaran, tanyakan saja pada bunga itu!”
“mwo?”
Aku lalu terdiam memikirkan ucapannya, huft..mengapa ia selalu mengungkapkan hal-hal yang sederhana dengan cara yang sulit??
“Ya sudah! kalau tidak mau memberi tahuku juga tidak apa-apa!”ucapku sebal.
Kyu kembali tersenyum mendengar jawabanku,
“Bunga itu diberi nama bunga matahari.. karena ia selalu mengikuti arah matahari kan? di pagi hari ia akan mengarah ke timur dan terus bergerak mengikuti nya hingga si mentari tenggelam di arah barat.”
“Artinya?”
Kyu mencubit pipiku sekali lagi. Entah karena gemas atau mungkin geregetan dengan cara kerja otakku yang lamban.
“Artinya aku adalah bunga matahari dan kau adalah mataharinya. Aku tak tahu mengapa aku jatuh cinta padamu..tapi yang kutahu adalah..aku ingin selalu memperhatikanmu, dan untuk itulah kau harus terus ada disisiku.”
Setelah ucapannya selesai, ia pun terdiam sambil memandangku. Aku yang kikuk pun hanya bisa tersipu malu.
“Gombal”Gumamku yang masih salah tingkah.
Kyu tertawa mendengar ucapanku kemudian ia pun bangkit dari bangku taman.
“Ayo kuantar pulang” Ucapnya sambil mengulurkan tangannya.
Aku pun menyambut tangan itu dan kami pun bergandengan tangan. Aku melihat ke arah langit, Awan mendung yang sejak tadi menggelantung akhirnya meghilang dan mentari pun muncul meski masih malu-malu. Si bunga matahari pun dengan semangat langsung menoleh kearah matahari, sama seperti pria yang kini menatapku dengan lembut.
-The End-

nOte: artikel itu beneran ada lho, tp di laman yahoo, buat yg nulis artikelnya maaf y ndak ditulis creditna..tapi thanks buat inspirasinya..hahaha. (>.<)/

Selasa, 01 Juni 2010

Ghost in My school

Ghost In My School
Tags: Wookie, Siwon

Created By AbhIe


Aku mendengar suara seseorang yang tengah menangis, isakannya yang semula samar menjadi terdengar lebih jelas dan keras. Aku merasakan bulu kudukku merinding, ku percepat langkah kakiku namun tiba-tiba aku tersandung sesuatu dan hasilnya aku pun jatuh tersungkur. Aish…mengapa di saat-saat seperti ini aku malah terjatuh? Kulihat lututku yang memar dan berdarah.
“Mianhae..karena aku kau jadi terjatuh.” Ucap seseorang dengan nada penuh penyesalan.
Aku pun mendongakkan kepalaku dan melihat seorang siswa yang tersenyum ke arahku, wajahnya sangat imut dan senyumnya sangat manis. Tapi ada yang aneh..ehm..seragamnya bukanlah seragam sekolahku..apakah ia murid sekolah lain ya? Tapi untuk apa ia ada di sekolahku pada jam seperti ini?
“Gwenchana?”Tanyanya sekali lagi
“A..Ne...”Jawabku, aku pun mencoba bangkit namun lututku masih terasa sedikit perih, sebenarnya aku sedikit berharap agar cowok manis ini mau membantuku berdiri akan tetapi harapan hanyalah harapan, Meskipun manis tapi cowok ini hanya diam dan tak menolongku.Cih..apa gunanya wajah itu jika kau tak bisa bersikap seperti seorang pria?
“Ah..Mian aku tak bisa membantumu berdiri..tanganku sedang..sedang cedera..Tak apa-apa kan?” Ucap siswa itu dengan raut wajah yang merasa berdosa.
Haish..aku salah sangka deh..ternyata ia sedang cedera ya?
“Kau bisa berdiri kan?” Tanyanya Khawatir
“Ne!”Jawabku, dengan perlahan aku pun mencoba bangkit dan setelah aku sukses berdiri ia pun mengantarkanku hingga ke halte bus yang ada di depan sekolah. Halte itu begitu sepi karena sekarang sudah jam sembilan malam, kalian tentu bertanya-tanya mengapa aku masih berkeliaran di sekolah di jam seperti ini kan? Sebenarnya aku mengikuti klub Taekwondo dan kami selalu mulai latihan dari jam empat sore hingga jam tujuh malam dan biasanya aku pulang sekitar pukul setengah delapan namun karena kunci rumahku tertinggal di ruang ganti maka terpaksa aku harus kembali ke sekolah padahal waktu itu aku sudah berada di tengah perjalanan menuju ke rumah.
“Namamu siapa?” Tanya siswa itu
“Aku Choi Hwajung, kamu?”
“Aku..Kim Ryeowook, panggil saja Wookie,.”
“Wookie...nama yang imut!”
“Kau ikut klub Taekwondo ya?”
“loh kok tahu?”
“Aku sering melihatmu berlatih, kau ini wanita yang kuat ya? Aku iri sekali padamu..”
“Maksudmu aku ini bukan seperti wanita ya?”Ucapku yang mencoba untuk bercanda, namun candaanku rupanya dianggap serius olehnya, buktinya ia langsung kelabakan dan mencoba meyakinkanku kalau ia memang bermaksud memujiku dan bukannya meledek.
“Hahaha..aku bercanda! Masa kau menganggap ucapanku serius sih?”Ucapku sambil tertawa.
“Untunglah..aku kira kau benar-benar marah!”Ucapnya dengan ekspresi lega.
Cowok ini imut sekali sih? Sepertinya dia masih kelas satu, yah..berarti dia dungsaengku dong? Tidak!!! Mengapa cowok lucu ini harus lebih muda dariku? Aku kan tidak suka daun muda..Aku menggeleng-gelengkan kepalaku mencoba mengusir pikiran ngawur dari otakku.
“Kenapa?”Tanya Wokie pelan
“U..umurmu berapa?” Tanyaku, aku mungkin benar-benar gila..padahal kepalaku tidak terbentur saat terjatuh tadi, tapi mengapa aku jadi berfikir yang tidak-tidak seperti ini?
“Aku..seingatku aku masih berumur 18 tahun..memangnya kenapa?”
“18? Berarti kita seumuran! Seminggu lagi aku tepat berumur 18!”Ucapku dengan penuh semangat, Wokie tersenyum melihatku yang kegirangan.
“Bus mu datang..”Ucap Wokie, aku pun menegok ke sebelah kiriku dan tampak sebuah bus yang menuju ke arah halte. Kami pun bangkit dari tempat duduk. Bus berhenti tepat di depanku dan aku pun melambaikan tanganku padanya dan segera naik ke dalam bus.
***
Sejak bertemu dengan Kim Ryeowook tiga hari yang lalu, belum pernah sekalipun aku bertemu dengannya dan aku tak menyangka bahwa kami akan bertemu lagi hari ini di tempat yang sama.
“Wokie? Apa yang kau lakukan disini?”
“Ah..aku kira kau akan meninggalkan barangmu lagi, jadi aku kemari untuk menemanimu..”
“Bagaimana kau bisa tahu? Kau bukan murid sekolah ini kan?”
“Aku murid disini kok..”
“Haish!! Yang benar saja! Memangnya kau ada perlu apa di sekolah ini?”
“kau tidak pecaya pada wajah ku yang polos ini ya?”
“Hahaha kau ini kurang ahli dalam menipu orang tahu! Kau tidak sadar bahwa seragammu itu yang menggagalkan tipuanmu?”
Wokie terdiam mendengar ucapanku, ia pun melihat seragamnya yang berbeda dari seragam sekolah yang kupakai. ia pun tersenyum kecil, namun senyumnya tak seindah senyum yang dulu pernah kulihat.
“Kenapa?”Tanyaku yang heran dengan perubahan mimik wajahnya.
“Tidak ada apa-apa”ucapnya dengan wajah yang kembali tersenyum.
“Nuna?” panggil seseorang dari arah belakang tubuhku, aku pun membalikkan tubuhku dan kulihat Minho berjalan ke arah ku.
“Apa yang kau lakukan di sini?”Tanya ku heran
“Appa menyuruhku menjemputmu! Kemarin kau pulang terlambat kan?”
“Haish! Aku tidak apa-apa! Memangnya aku penakut?”
“Ya..ya..ya..nuna aku yakin kau bukan penakut! Kalau tidak untuk apa kau berada di lorong sepi ini sendirian?”
“Mwo?Kau tak lihat...”Ucapanku terpotong ketika aku berbalik untuk melihat Wookie yang sudah tidak ada disana, “Wookie?”
“Nuna...jangan bercanda deh! Sudah malam nih..ayo pulang!”Ajak Minho, ia pun menggengam tanganku dan mengajakku keluar.
“Tapi..tapi..Wookie..”
“Nuna!! Kubilang jangan bercanda!! Bulu kudukku merinding nih..”
“Haish bocah ini! Temanku...”Ucapanku terputus ketika aku melihat Wookie terdiam di belakang Minho, Ia tersenyum padaku dengan wajah yang sedih dan tubuhnya pun memudar hilang. Minho menengok ke arah Wookie dan sepertinya ia tidak melihat apa-apa, Ia pun memandang wajahku yang pucat. Tiba-tiba Kepalaku berputar dan aku pun terjatuh pingsan.
***
Aku menggaruk-garuk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal itu, aku tidak tahu apakah yang kualami itu hanyalah efek dari demam ku atau aku memang melihat Wookie yang memudar dan menghilang seperti hantu? Yang pasti saat itu aku yakin sekali telah membuat adikku panik dan akibatnya aku dilarang masuk sekolah hari ini. Tiba-tiba pintuku terbuka, Appa masuk dan ia pun duduk di sampingku. Ia meletakkan tangannya di dahiku dan memeriksa apakah panasku sudah turun atau belum.
“Appa..aku tidak apa-apa” ucapku dengan nada manja
“Untung saja Appa menyuruh Minho untuk menjemputmu! Kalau tidak, mungkin kau akan berada di sekolah semalaman!”Ucap Appa ku sambil mengusap rambutku dengan lembut, aku hanya tersenyum mendengar ucapan Appa yang selalu menganggap ku bagai seorang gadis kecil. Tak lama Omma pun masuk dan membawa semangkuk bubur dan sebuah kartu.
“Apa ini?”Tanya Appa ketika Omma memberikan kartu itu padanya.
“Undangan acara reuni untuk Tuan Choi Siwon!”Ucap Omma ku
“Ehm..hari sabtu depan ya? Aku tidak tahu apa aku bisa ikut atau tidak” Ucap Appa, ia pun meletakkan kartunya di tempat tidurku. “Aku berangkat ya! Nona Eunkyung..jaga anakku ya..”Ucap Appa sambil mengedipkan matanya pada Omma, kemudian Appa pun pergi dari kamarku dan meninggalkan Omma ku yang hanya bisa menahan senyumnya.
“Haish!! Apa-apaan sih Appa mu itu?”
“hahaha..Tapi Omma suka kan?”Ledekku
“Cih..kau sama saja seperti Appamu! Ya sudah.. Omma mau membuat bekal untuk Minho dulu ya!”
“Arraseo..”
Aku pun mengambil mangkuk bubur yang dibawa Omma,akan tetapi mataku malah tertuju pada kartu reuni Appa. Aku jadi penasaran dengan acara reuni itu, hehehe jangan-jangan Appa tidak mau datang karena takut Omma cemburu? Maklum Appa ku itu sangat ganteng, para suster yang bekerja di rumah sakit bersama Ayahku saja tidak mengira kalau Dokter ganteng yang bernama Choi Siwon itu telah memiliki dua orang anak yang telah remaja. Aku mengambil kartu itu dan aku sangat terkejut ketika melihat gambar foto yang menjadi latar belakang kartu itu.
***
“Nuna!!! Ayo pulang, nanti Appa memarahiku nih..”
Ucapan Minho tak kugubris sama sekali, aku terus menggandeng tangannya dan memaksanya mengikuti ku untuk menelusuri lorong sekolah. Entah mengapa aku malah ingin membuktikan bahwa Wokie itu memang benar-benar ada, aku tidak percaya kalau ia adalah seorang hantu.
“Nuna..itu semua hanya ilusimu...kemarin kau demam kan?”Sahut Minho yang masih berusaha membujukku pulang, aku pun melepaskan genggamanku dan berbalik menghadapnya.
“Aku ini tidak gila Minho!!” Ucapku setengah berteriak, Minho sedikit terkejut dengan reaksiku,
“Nuna..Aku tidak bermaksud seperti itu! Ya sudah, ayo kita telusuri lorong ini!”
Aku pun terdiam mendengar ucapan Minho,
“Minho...Aku tahu itu bukan halusinasi..Aku tahu dia ada..”Gumamku, aku pun terduduk di lantai dan mengingat saat aku mengambil kartu reuni Appa. Waktu itu aku sangat terkejut ketika melihat gambar foto yang menjadi latar belakang kartu. Foto itu adalah foto kelas Appa, saat itu aku langsung mencari sosok Appa ku dan setelah aku menemukannya, aku malah terfokus pada seorang pria yang berpose disebelah Appa. Dia adalah Kim Ryewook, ia berpakaian persis sama seperti saat kami berjumpa. Seragam itu ternyata memang seragam sekolah ku..tapi itu adalah seragam tiga puluh tahun yang lalu!
Mengapa Kim Ryeowook yang seharusnya seusia dengan Appaku malah muncul sebagai Wookie yang masih berusia 18? Ada apa ini?dan juga mengapa ia menampakkan dirinya dihadapanku?
“Nuna?” Tanya Minho, wajahnya tampak mencemaskanku
“Mianhe Minho..ayo kita pulang..” Ucapku lemas, Minho membantuku bangkit dan baru berjalan beberapa langkah tiba-tiba adikku itu malah terjatuh.
“Haish!! Apaan sih ini?” Ucap Minho, kemudian ia pun tiba-tiba menutup mulutnya dan menunjuk pada sesuatu, aku pun mengikuti arah telunjuknya dan aku menemukan Wookie yang sedang terduduk diam disana. Begitu melihat Wookie aku langsung mematung diam, ia pun menoleh ke arahku dan memandangku dengan tatapan sedih. Air mata mengalir di kedua pipinya dan menetes ke lantai, namun anehnya lantai itu tetap kering.
“Kau..sudah tahu ya?” isaknya
Aku tak bisa menjawab pertanyaannya, meskipun aku mencoba untuk berteriak entah mengapa suaraku tidak juga keluar. Aku pun menoleh ke arah Minho, namun ternyata Adikku telah ambruk dan jatuh ke lantai.
“Adikmu pasti ketakutan melihatku..mianhae..”Ucap Wookie, tubuhnya kembali memudar.
“Tunggu!”Teriakku dengan susah payah.
Tubuh Wokie yang hampir hilang pun kembali terlihat, ia menatapku dengan pandangan heran. “Kau..kau tak takut padaku?”
***
Aku meletakkan kepala Minho di pangkuanku, ia masih belum juga sadar dari pingsannya. Sementara itu Wookie hanya terduduk diam di depanku.
“Katakan padaku..mengapa kau menampakkan dirimu dihadapanku?”
Wookie tertunduk begitu mendengar pertanyaanku, ia pun menjawabnya dengan pelan.
“Aku tidak bermaksud untuk menakutimu..mungkin aku terlalu senang karena kau bisa melihatku..selama ini tidak ada seorangpun yang bisa melihatku..”
Aku terdiam ketika mendengar jawabannya, selama tiga puluh tahun ini hanya aku yang bisa melihatnya? Aku tak bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi seseorang yang amat kesepian, tak terasa air mataku pun mengalir. Wookie berusaha menghapus airmataku namun yang kurasakan hanyalah hembusan angin dingin yang menerpa pipiku.
“Aku bahkan tak bisa menghapus air mata mu...”Gumamnya pelan, bibirnya tersenyum tapi sorot matanya penuh kesedihan. Kini aku tahu alasan seseungguhnya mengapa ia sama sekali tidak menolongku ketika aku terjatuh, waktu itu ia hanya mengatakan kalau tangannya sedang cedera.
“Mengapa kau bisa seperti ini? Maksudku..mengapa kau berkeliaran di sini selama tiga puluh tahun? Apa yang sebenarnya menahan mu?”Tanyaku bertubi-tubi.
Wookie terdiam, sepertinya ia tengah mengingat sesuatu, matanya mulai berkaca-kaca dan airmatapun kembali mengalir di pipinya.
“Aku..aku..aku tak pantas ada di surga..aku tak pantas..”
“Apa maksudmu? Mengapa kau mengatakan hal seperti itu?”
“A..aku pembunuh..aku membunuh sahabatku..”
Aku terdiam mendengar jawabannya, aku terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa namun ketika aku melihat tubuhnya yang bergetar dengan hebat, aku tahu dia bukanlah pembunuh.
“Bisakah kau menceritakan padaku apa yang terjadi waktu itu?”Tanyaku pelan, Wookie memandangku dan setelah berfikir sejenak ia pun mengangguk dan mulai menceritakan peristiwa tiga puluh tahun silam.

Tiga puluh tahun yang lalu..
Wookie menatap teman-temannya dari jendela kelas, ia tak mengganti seragamnya dengan kaus olahraga.
“Hei Wookie!!! mengapa kau tidak ikut berolahraga?” Teriak Sahabat Wookie dari lapangan olahraga.
“Ah..Shiro!! lebih baik aku tidur di kelas!”
“Dasar Pemalas! Bagaimana tubuhmu bisa kuat?”
“Berisik!! Nanti kalau sudah waktunya pulang kau bangunkan aku ya!”
“Haish!”
Wookie pun berjalan menuju kelasnya dan tertidur sendirian di ruangan itu, baru sekitar dua puluh menit tiba-tiba bau asap menyerubung dan membuatnya sesak. Ketika Wookie membuka matanya tiba-tiba ruangan sudah dipenuhi dengan asap, ia pun keluar dari ruang kelas dan berlari menyusuri lorong yang telah dijilati api. Ketika ia keluar dari gedung sekolah tiba-tiba teman-teman sekelasnya memberitahukan bahwa sahabatnya masuk ke dalam gedung untuk menolong Wookie yang tertidur di dalam kelas
.

“Ia mencariku ke kelas..ia pasti berfikir kalau aku masih tertidur disana, kalau tidak ia tidak mungkin senekat itu!”Ucap Wookie.
“Lalu apa yang kau lakukan?” Tanya Ku
“Aku kembali masuk ke dalam gedung itu dan berusaha mencari sahabatku..ketika aku memasuki kelas, aku melihatnya terbaring di lantai...ketika aku ingin menolongnya tiba-tiba sebuah kayu jatuh dan menimpaku..”Ucap Wookie terputus-putus. Ia memeluk lututnya dengan erat, aku jadi merasa sangat bersalah karena telah bertanya tentang kejadian itu.
“Aku tidak sempat menolongnya..aku membiarkan sahabatku mati..aku membunuhnya..”Lanjut Wookie.
“Tidak..bukan salahmu..itu bukan salahmu...” Ucapku yang juga terisak, aku ingin menenangkannya namun aku tak bisa menyentuhnya dan hal itu semakin membuat hatiku sakit.
“Aku membunuh Siwon..aku yang membunuhnya..”Isak Wookie
Siwon? Apakah sahabat yang ia maksud adalah Choi Siwon? Ayahku? Aku pun memeriksa tas ku dan mencari kartu reuni Appa.
“Wookie..Si..Siwon yang kau maksud itu mungkinkah Choi Siwon yang ada di foto ini?” Tanyaku sambil memperlihatkan gambar yang ada di kartu reuni Appa.
“Benar..kau..kenapa kau memiliki foto ini?”
“Wookie...kau tidak membunuhnya..Siwon sahabatmu itu tidak mati hari itu.”
“Benarkah?”
“Aku adalah Anak Choi Siwon..Aku anak sahabatmu!”
Perlahan Senyum Wookie pun mengembang, kelegaan dan kebahagiaan pun terpancar dari raut wajahnya.
“Hwajung!!!” Panggil seseorang yang berjalan mendekat kearahku, “Apa yang kau dan Minho lakukan...”Ucapan Appa ku terputus begitu ia melihat sosok Wookie.
***
Baru kali ini aku melihat Appa ku menangis, ternyata alasan appa tidak mau ikut reuni adalah karena Appa tidak ingin mengingat peristiwa mengerikan itu. Selama ini Appa berfikir kalau ia yang menyebabkan Wookie meninggal.
Setelah bercakap-cakap selama beberapa menit, Wookie tiba-tiba terdiam.
“Ada apa?” Tanya Appa ku dengan raut wajah yang bingung.
“Pintu langit telah terbuka untukku..kini tak ada lagi yang menahanku” Ucap Wookie sambil tersenyum. Entah mengapa kali ini aku tak menyukai senyumannya. Wookie menoleh ke arahku yang tak bisa menyembunyikan wajah murungku.
“Mungkin ini memang sudah saatnya untuk kau beristirahat..”Ucap Appa
Aku pun menangis ketika mendengar ucapan Appa, mungkin ini memang sudah saatnya bagi Wookie untuk beristirahat tapi ini juga menandakan bahwa pertemuanku dengannya harus berakhir.
“Aku pergi..jaga diri kalian baik-baik..”Ucap Wookie, perlahan tubuhnya memudar dan suara tangisan ku pun semakin pecah. Dan ketika aku berfikir bahwa ia sudah menghilang, tiba-tiba suara bisikan Wookie terdengar di telingaku.
“Kehidupan selanjutnya..aku harap aku bisa mendampingimu..”Bisiknya
Aku pun mengangguk dan tiba-tiba kurasakan sesuatu yang hangat mengecup bibirku. meskipun aku tak bisa melihatnya lagi setidaknya aku tahu bahwa ia juga menyukaiku, meskipun di kehidupan ini aku tak bisa bersamanya aku tahu ia akan menjadi milikku di kehidupan yang akan datang.
“Nuna? Appa?”
Aku dan Appa pun menoleh ke arah Minho yang baru tersadar,
“ Tadi aku melihat hantu...di..dia duduk disitu!”
“Haish! Tidak sopan! Masa kau menyebut Appa mu ini hantu?” Ucap Appa yang kemudian mengedipkan matanya padaku. Aku pun tersenyum pada Appaku. Baiklah sepertinya Minho memang tidak perlu tahu mengenai kejadian ini, kalau tidak nanti dia malah kembali pingsan! aku dan Appa tidak mau ambil resiko dan bersusah payah menggotongnya pulang. Aku dan Appa pun berjalan meninggalkan Minho yang masih bingung dengan apa yang telah terjadi.

THE END

Jumat, 30 April 2010

Wish to See U again

Created by Abhie

Ku buka album foto kenangan ku dimasa lalu, satu per satu ku amati wajah teman-temanku hingga akhirnya aku hanya terpaku pada satu wajah. Wajah itu tersenyum cerah bagaikan mentari yang bersinar di pagi hari. Sangat hangat dan ceria. Kemudian Ku telusuri wajah di foto itu dengan ujung jemariku dan ku rasakan rasa rindu memuncak di hatiku. Aku pun menyadari bahwa kami tidak pernah bertemu sekalipun setelah lulus dari bangku SMA, aku mulai berkhayal bagaimana rupanya saat ini..mungkinkah ia tetap sama seperti yang kukenal? Atau mungkin ada beberapa perubahan darinya yang dapat membuatku terkejut? Ah.. aku tak sabar untuk berjumpa lagi dengannya, saat ini di ingatanku hanya ada sosoknya yang selalu membuat jantungku berdebar tidak karuan. Aku pun menutup album itu dan mengambil tasku, setelah mengunci rumah aku pun segera berjalan menuju ke halte bus. Aku pun menaiki sebuah bus yang menuju ke gedung reuni SMA ku. Setelah beberapa menit akhirnya aku sampai juga di depan Gedung Sekolah, Aku pun menghela nafasku untuk menyingkirkan rasa gugup yang tiba-tiba menderaku. Ketika aku memasuki gedung, aku pun bertemu dengan semua teman-temanku namun aku tak juga menemukan sosoknya. Aku mencoba menepis kecemasanku dan berusaha meyakinkan diriku bahwa ia akan hadir dalam acara ini. Dari kejauhan aku melihat sesosok Pria berbadan tinggi datang dengan pakaian yang casual, Pria itu memeluk beberapa kawannya yang juga merupakan kawanku. Kemudian ia tersenyum kearahku dan melambaikan tangannya. Aku pun membalas lambaian tangannya.
***
“ Wah..kau banyak berubah ya?” tanyanya padaku.
“Apanya yang berubah? Aku tetap sama seperti dulu kok!” Ucapku sambil tersenyum
Kemudian ia pun tersenyum padaku, “ Kau jadi lebih feminim tahu! Buktinya sekarang kau memanjangkan rambutmu.. lalu kau juga sekarang memakai rok!”
Aku pun tersipu malu begitu mendengarnya, aku memang sedikit berubah menjadi lebih feminim padahal dulu aku ini sangat tomboy. Satu-satunya rok yang kumiliki adalah rok seragam sekolah, hingga akhirnya aku mendengar kabar kalau tipe idealnya adalah seorang gadis feminim yang lembut.
“Kau juga berubah Hankyungie!” ucapku
“Berubah jadi tampan ya?” ucapnya semangat.
“Haish...kau berubah menjadi over-confident!”
Hankyung pun tertawa mendengar ucapanku, kemudian ia melihat kearah jemari tanganku.
“Kenapa?” tanya ku
“Aniyo…Kau ingin bertemu dengan seseorang yang pernah kau sukai ya?”
Aku terdiam mendengar ucapannya, kemudian aku pun balik bertanya padanya, “Bukannya kau yang ingin bertemu dengan seseorang yang pernah kau sukai?”
Kini Hankyung yang terdiam, kemudian ia mengalihkan pandangannya pada gelas minuman yang ia pegang, “Harusnya Aku tak menemuinya lagi..”Jawab Hankyung dengan raut wajah yang muram. Aku terdiam melihat reaksinya, ternyata ia memang memiliki seseorang dihatinya, meskipun aku tahu bahwa aku tak pernah ada di fikirannya tapi hati ini tetap sakit ketika mendengar pengakuan langsung darinya. Aku pun merasa kedatanganku kemari hanyalah sebuah kesia-siaan, harusnya aku tak datang kemari..harusnya aku tak berharap untuk berjumpa dengannya..

Tujuh tahun yang lalu..
Hari ini lagi-lagi aku memandangnya dari balik buku yang ku pegang, dan lagi-lagi ia selalu bisa membuatku tersenyum melalui sikapnya. Entah sejak kapan aku melihatnya sebagai seorang pria, ada sesuatu darinya yang memikatku..aku juga tak tahu apa itu, yang jelas aku tak bisa mengalihkan pandanganku darinya. Meskipun aku dan Hankyung saling mengenal dan sering mengobrol bersama, aku yakin ia tidak mengetahui perasaanku yang sebenarnya.
“Shinhye..kau menyukai Hankyung ya?”
Aku terkejut dengan pertanyaan yang diajukan oleh sahabatku, Han Sera.
“Aku..maksudmu apa sih?” tanyaku berusaha mengelak.
“Jujur sajalah..aku ini bisa membaca hatimu tahu! Mau ku bantu tidak?”
Aku terdiam sejenak mendengar ucapannya, sepertinya aku memang tak bisa berbohong pada sahabatku yang satu ini, ia terlalu pintar dalam membaca ekspresi dan sikapku.
“Shinhye..”
Aku menengok kearahnnya lagi dan mengangguk pelan.

“Shinhye?”
Aku tersentak dan aku pun langsung memandang orang yang memanggil namaku.
“Kau mengapa terdiam? Ada yang salah dari ucapanku?” tanya Hankyung.
“Aniyo..tidak ada apa-apa..”
Hankyung tersenyum kembali padaku, “Shinhye..kau sudah memiliki kekasih?”
“Mengapa kau bertanya hal itu?”
“Ani..hanya ingin bertanya saja.” Ucap Hankyung tersenyum, ia pun meneguk minumannya. Aku ingin mengajukan pertanyaan yang sama, namun cincin yang melingkar di jari manisnya sudah cukup untuk menjawab pertannyaanku. Aku merasakan sesak yang amat sangat, aku tak bisa menatap lurus wajahnya, bulir hangat menetes di pipiku. Aku pun segera menghapusnya sebelum Hankyung menyadarinya, aku mengambil tasku dan berbalik memunggunginya.
“Mianhae..aku harus pulang..” Ucapku
Aku pun segera melangkah pergi dari gedung sekolah, kemudian aku pun segera berlari menuju sebuah taman yang dulu sering kudatangi. Aku pun duduk di bangku itu dengan air mata yang membanjiri wajahku.
“Saranghae..”gumamku pelan.
Ya..hanya satu kata itu saja yang ingin kuucapkan padanya, namun tampaknya aku takkan pernah bisa mengungkapkannya. Tidak di masa lalu, di masa kini maupun masa yang akan datang. Bayangan cincin yang melingkar di jari manisnya terus muncul di mataku. Dia telah menjadi milik orang lain, dia tidak akan pernah melihatku sebagai seorang wanita. Aku hanyalah teman biasa baginya dan karena sebab itu lah ia tidak akan menyadari perasaanku. Aku pun menundukan kepalaku dan memeluk erat lututku.
***
“Shinhye!”
Aku mengangkat wajahku dan aku melihat Hankyung berdiri tak jauh dariku, nafasnya tersengal-sengal. Ia pun mengelap keringat di dahinya dan berjalan kearahku. Kemudian ia pun duduk disebelahku. Aku tidak tahu harus berbuat atau berkata apa, karena ia sudah terlanjur melihatku menangis. Lama kami terdiam di bangku itu, Tuhan..mengapa pria ini masih disini? Apa yang sebenarnya ingin ia lakukan?
“Aku..pernah menyukai seseorang waktu masih SMA dulu..”ucap Hankyung, matanya menerawang dan sesungging senyum muncul di ujung bibirnya.
Aku mengalihkan pandanganku darinya, aku tak sanggup melihatnya tersenyum untuk orang lain.
“Tapi orang itu telah membuatku patah hati...”lanjut Hankyung, ia pun menengok kearahku dan menunjukkan cincin di jemarinya, “ tapi aku ini sangat bodoh...karena sampai saat ini aku masih mengenakan cincin yang ia tolak..”
“Me..mengapa..kau masih memakainya?” tanyaku dengan suara yang parau.
“Karena aku menyukainya..masih menyukainya..bahkan aku kemari untuknya..”
Kau memang bodoh Hankyung! Mengapa kau harus menceritakan ini semua padaku? Apakah tak cukup jelas penderitaan yang tergambar dari wajahku ini? Apakah perasaan cemburuku tak juga bisa kau rasakan?
“Aku hampir menyerah malam ini..tapi aku tak ingin menyesal dan terperangkap dalam rasa penasaran yang mengganguku...Menurutmu mengapa ia menolakku tanpa mengucapkan sepatah kata pun?”tanya Hankyung.
“Molla...” aku pun bangkit dari tempat dudukku dan hendak pergi meninggalkan tempat itu, namun Hankyung meraih tanganku.
“Aku bilang aku tidak tahu!!” pekik ku
“Kau pasti tahu jawabannya!!”
Aku terkejut dengan teriakanku, namun aku lebih terkejut lagi ketika Hankyung berteriak balik padaku. Ia mencengkeram kuat tanganku dan matanya menunjukkan kemarahan.
“Kau pasti tahu jawabannya....” ucap Hankyung sekali lagi, kali ini dengan nada yang melunak.
“Aku tidak tahu! Apa yang harus kukatakan? Seharusnya kau bertanya pada gadis itu! Bukan padaku! Aku tidak tahu!! Aku tidak tahu!!” jawabku kesal.
Hankyung terdiam menatapku yang terisak, wajahnya penuh tanda tanya. Mungkin ia merasa sikapku sangat aneh.
“Aku..tidak tahu! Kumohon..jangan menyakitiku lagi...”
“Lagi? Menyakitimu lagi? Apa maksud ucapanmu?”
Aku memandang Hankyung dengan tatapan tidak percaya. Bertahun-tahun yang lalu aku maklum jika ia tidak meyadari perasaanku, tapi hari ini ia sungguh keterlaluan! apakah ia tidak mengerti mengapa aku menangis?
“Kumohon..tanyakan saja pada gadis itu..jangan padaku!” Ucapku sambil melepaskan tanganku dari cengkramannya, aku pun mengambil tasku dan hendak meninggalkan tempat itu.
“Lee Sinhye! Kau kira apa yang kulakukan sekarang?”
Aku menghentikan langkahku, berusaha mencerna maksud perkataannya.
“Kau menyuruhku untuk bertanya pada gadis itu kan? Apakah kau tahu bahwa saat ini aku sedang melakukan hal itu?”
Aku membalikkan badanku dan memandangnya bingung.
“Kau gadis yang membuatku patah hati...” ucap Hankyung pelan.
***
Aku terisak ketika mendengar kabar mengenai kepindahan Hankyung. Aku merasakan kesedihan menggelayutiku, padahal tinggal satu semester lagi kami lulus. Kemudian handphoneku pun berdering.
“Shinhye? Kau ada dimana?” tanya Sera
“Ada apa?” tanya ku lemah
“Ayo ke bandara!!”
“Untuk apa?”
“Ya ampun!! Ya untuk menyampaikan perasaanmu lah!”
Aku terdiam mendengar ucapan Sera, dan aku pun menitikkan airmataku lagi.
“Kalaupun ia mengetahuinya..untuk apa? Ia sudah tak ada di sini..”ucapku terisak
“Ya ampun...dia hanya pergi ke luar negeri! Bukan ke alam lain! Ayo cepat!!”
“Tapi..”
“Pokoknya aku tidak ingin melihatmu menyesal dikemudian hari..”
“Sera..”
“Aku juga pernah merasakan hal yang sama..kau juga tahu bagaimana tersiksanya aku kan? Aku tak ingin melihat sosok diriku yang bodoh dalam dirimu..Pokoknya cepat kemari!”
Sera pun menutup telfonnya, sementara yang kulakukan hanyalah terdiam duduk, Haruskah aku menemuinya? Bagaimana jika ia tidak menyukaiku? Bukankah itu sama artinya dengan mempermalukan diriku sendiri?
DDdrt..Ddrt..
Handphoneku bergetar. Sera kembali memangilku. Aku terdiam sesaat..kemudian aku pun bangkit dari dudukku. Aku harus membuang rasa takutku. Aku harus berani mengutarakan isi hatiku. Seperti yang Sera katakan..aku tak ingin menyesal di kemudian hari. Aku pun segera berlari dan menaiki bus yang menuju ke Bandara, ketika aku sampai di Bandara aku pun segera berlari ke pusat informasi untuk bertanya mengenai jam keberangkatan pesawat yang akan terbang ke China. Lututku terasa lemas ketika petugas memberitahukanku bahwa pesawat terakhir telah lepas landas sepuluh menit yang lalu..andai saja aku lebih berani...andai saja aku membuang keragu-raguanku lebih awal.
Ddrt..Ddrt..
Sera kembali memanggilku
“Ya! Shinhye! Ada dimana kau sekarang?”
“A..ku..ada di bandara..tapi ia sudah pergi..apa yang harus kulakukan?”
“Dasar Babo!! Kau tak usah cemas, aku punya sesuatu yang bisa menghiburmu!dan sebagai gantinya hari ini kau harus mentraktirku!”
“Ne?”
“Jangan banyak tanya! kau cepat datang saja!Aku baru saja keluar dari Bandara..aku tunggu kau di taman saja ya?”
“Arraseo”
***
“Kau gadis yang membuatku patah hati...” ucap Hankyung pelan.
Aku terdiam dan airmata mengalir di kedua pipiku, aku tak tahu apa yang harus kulakukan..apakah ini hanya ilusiku saja? Atau ia memang mengatakan kalau akulah yang membuatnya patah hati?
“Lee Shinhye...Kaulah gadis yang kusukai selama ini..”
Aku pun terduduk seketika, dan airmataku tak henti-hentinya mengalir. Apa maksud dari semua ini? Apa yang harus kulakukan? Aku tak tahu apakah aku harus bahagia atau bersedih..mengapa ia baru mengatakannya padaku setelah ia terikat dengan wanita lain?
“Shinhye..bisakah kau memberikanku alasan mengapa kau menolakku?”
“Aku tak tahu...aku tak pernah tahu kalau kau menyukaiku..lalu bagaimana bisa aku menolakmu?”
“Han Sera..Aku memberikan pesan pada Han Sera..”
Aku pun teringat dengan kejadian saat di Bandara..setelah mendapat panggilan dari Sera, aku pun segera menemuinya di taman dan Ketika aku melihat Sera, ia tersenyum lebar padaku akan tetapi saat itu aku tak mengerti dengan arti dari senyuman itu karena ketika Sera hendak menghampiriku tiba-tiba sebuah mobil melaju dan menabrak Sera. Saat itu yang kulakukan hanyalah menangis histeris, ia terlihat ingin mengungkapkan sesuatu namun karena darah terus mengalir dari kepalanya maka secara perlahan-lahan ia pun kehilangan kesadarannya.
“Han Sera.... meninggal hari itu..” Ucapku pelan
Hankyung terdiam mendengar ucapanku dan ia pun mematung selama beberapa saat, kemudian ia pun menghampiriku dan memeluk tubuhku erat.
***
Aku dan Hankyung kini duduk berdampingan, tak ada sepatah kata pun yang terucap dari bibir kami. Kami berdua hanya menatap langit yang ditaburi beberapa bintang yang berkilauan.
“Maafkan aku...” Ucap Hankyung, membuka pembicaraan.
“Untuk apa?”
“Maafkan aku karena aku tak mengetahui tentang Sera..dan juga aku minta maaf karena telah berfikiran negatif tentangmu..”
Aku tersenyum mendengar ucapan Hankyung
“Shinhye..jadi selama ini kau menyukaiku?”
Wajahku terasa panas, aku yakin saat ini pipiku tengah bersemu merah. Aku pun menganggukkan kepalaku dan aku pun langsung menundukkan wajahku, secara sekilas aku pun melihat senyum mengembang di wajah Hankyung.
“Ah..Langit hari ini bagus sekali!!!” Ucapnya penuh semangat.
“Hankyung, boleh aku mengetahui pesan itu?”
Hankyung melihat kearahku dan mengangguk, ia pun mulai menceritakan apa yang terjadi di Bandara. Saat itu ia menitipkan alamat dan no telfon yang dapat dihubungi dan ia juga menitipkan sebuah cincin untukku.
“Jadi...cincin itu adalah tanda bahwa hatimu masih untukku?”tanya ku sambil menunjuk kearah jemari Hankyung.
“Ne..” ucap Hankyung sambil tersenyum,
“Ah...aku jadi ingin tahu dimana cincin itu sekarang...”
“Gwenchana...sekarang itu tidak penting lagi..”Ucap Hankyung sambil menggenggam tanganku, “Yang penting sekarang kita bisa saling mengetahui isi hati kita...mulai hari ini kita harus saling terbuka mengenai perasaan kita...tak ada lagi yang boleh ditutupi..ok?”
“Ehm..” jawabku sambil mengangguk
“Sudah larut...ayo kuantar pulang..”
“Ne..”
Aku pun mengambil tasku,namun tiba-tiba lipgloss ku terjatuh dan mengelinding.
“Ah..retsletingnya terbuka..”keluhku
“Biar ku ambil.”
Hankyung pun berjalan menuju ke tempat lipgloss itu menggelinding, kemudian ia memfokuskan matanya pada benda lain yang terselip di sela-sela tanaman, ia pun memungut benda itu.
“Shinhye..kemarikan jemarimu...”
Aku pun tak mengerti maksud ucapan Hankyung, kemudian ia meraih tanganku dan memasang sebuah benda yang sama persis dengan benda yang melingkar di jari manisnya.
“Cin..cincin ini?”
“Sepertinya memang harus aku sendiri yang memasang cincin ini,..”
Aku pun memandang cincin itu dengan haru, airmataku pun terjatuh dan menetes di pipiku.
“Kau bahagia karena akhirnya cincin itu ketemu..atau kau justru sedih karena aku memberikanmu cincin usang?”
“Ah..Ani..aku sangat bahagia..cincin yang tujuh tahun lalu harusnya menjadi milikku, akhirnya benar-benar telah menjadi milikku..”
Hankyung pun kembali memelukku dan ia pun mengecup keningku. Aku tak tahu apakah saat ini aku sedang bermimpi atau tidak. Pria yang selama ini ku tunggu akhirnya memelukku dengan hangat dan penuh kerinduan. Inilah saatnya untukku untuk mengatakan kata itu..kata yang terus terkunci dan tertahan di mulutku.
“Saranghae...” Ucapku,
“Nado..Norul Saranghae..”Ucap Hankyung senang, ia pun mempererat pelukannya. Setelah cukup lama kami berpelukan, ia pun melepaskanku.
“Shinhye...lepaskan saja cincin itu..”
“Mwo?”
Aku tak mengerti maksud ucapan Hankyung, cincin ini baru saja terpasang di jari ku, baru sepuluh menit yang lalu..dan kini ia memintaku untuk melepasnya? Sebenarnya apa sih yang kini dipikirkannya.
“Lepaskan cincin itu..karena..”
“Karena apa?”
“Karena aku ingin memasang cincin pernikahan di jarimu itu...OK?” Ucap Hankyung sambil memamerkan senyumnya dan tampaknya ia tahu bahwa ia tidak perlu menunggu jawabanku karena sebelum aku membuka mulutku, ia telah menguncinya terlebih dahulu dengan bibir lembutnya. Great Reunion..Great Night..AND Great Kiss.

The End..^^

Minggu, 28 Maret 2010

24.00

Created By Abhie

Yesung membuka matanya, pandangannya kabur, ia pun mengerjapkan kedua matanya. Berhasil..sekarang pandangannya menjadi sedikit jelas. Yesung memandang ke sekeliling ruangan yang tampak asing baginya, Yesung tidak mengerti dengan apa yang terjadi, ia mencoba untuk bangkit namun pusing yang menderanya berhasil menahannya untuk tetap berbaring di tempat tidur, kemudian dilihatnya selang infuse yang terpasang di tangannya. Yesung pun mencoba mengumpulkan potongan kejadian yang ada di ingatannya…

-27 Maret 2010, pukul 23.50-
Setelah menggelar show di luar kota, para member suju harus kembali ke Seoul secepat mungkin. Karena mobil van Suju telah penuh, terpaksa Yesung mengendarai mobil bersama dengan salah satu staff SM. Malam itu Hujan turun dengan cukup deras, rute yang harus mereka tempuh pun cukup berbahaya.
“Ah…harusnya perusahaan membeli van yang lebih besar.. masa aku jadi terdampar begini?” keluh Yesung.
“setidaknya kau memiliki cukup ruang kan?” jawab staff SM yang kini tengah mengemudi.
“Hehehe..iya juga sih, ah..Hyung kenapa jalan disini gelap sekali?”
“Sepertinya lampu jalannya mati.. hujan juga belum reda, aku jadi tidak bisa melihat dengan jelas.”
“Sekarang sudah pukul 24.00! kalau begitu pelan-pelan saj..”

Yesung mengerutkan dahinya dan mencoba mengingat sisa kejadian malam itu, tiba-tiba pintu kamar terbuka, Heechul yang tadinya ingin masuk malah berlari keluar.
“Yesung sadar! Yeesung sadar!” teriak Heechul di luar kamar, tidak lama para member pun berhamburan masuk ke dalam kamar.
“Kau sudah sadar Yesungie?” tanya Leeteuk yang tidak kuasa menahan airmatanya.
“Apa yang terjadi?” tanya Yesung lemah
“Hyung.. kau sungguh tidak ingat dengan apa yang terjadi?” tanya Wookie
“Ne..Aku tidak bisa mengingatnya..”jawab Yesung
“Kau dan Jongshin Hyung..mengalami kecelakaan, dan Kau tidak sadarkan diri selama tiga hari!” Ucap Heechul
“Benarkah?lalu bagaimana keadaan Jongshin Hyung?”
“Dia..”
Belum sempat Kangin bercerita, Dokter dan beberapa suster pun datang untuk memeriksa keadaan Yesung.
“Nanti aku ceritakan lagi..”ucap KangIn.
***
Yesung membuka matanya, jam menunjukkan pukul 24.00. Tidak ada siapa pun di kamarnya. Sebenarnya Yesung tidak diperbolehkan untuk meninggalkan tempat tidurnya namun karena tenggorokannya kering dan tidak ada botol mineral disampingnya, Ia pun terpaksa mengambil botol infusnya dan bangkit dari ranjangnya. Baru berjalan beberapa langkah tiba-tiba ada seseorang yang masuk kedalam kamarnya.
“Jongshin Hyung...gwenchana?” tanya Yesung pada seorang pria yang kini berdiri di hadapannya. Pria itu tersenyum pada Yesung, wajahnya pucat, ia menuntun Yesung kembali ke ranjangnya.
“Hyung..kau baik-baik saja kan? Wajahmu pucat sekali..” ucap Yesung khawatir.
Pria itu tersenyum dan mengangguk, ia menyerahkan sebotol air mineral yang dibawanya.
“Omo..Gomawo Hyung..aku memang sangat haus..”ucap Yesung, kemudian ia pun mengambil botol itu dan meneguk isinya.
“Mianhae Yesungie..” ucap Jongshin
Yesung tertawa mendengar ucapan pria itu, “ Hyung..kenapa kau minta maaf? Aku bersyukur kalau Hyung tidak apa-apa..”
“Yesung, kau harus menemui Park Haeri!”
“Siapa dia?”
“Kau harus menemuinya..sampaikan maafku untuknya, katakan padanya bahwa ia harus kembali..”
“Kenapa aku harus menemuinya?”
“Yesung...aku pamit dulu”
“Secepat ini?” tanya Yesung sedikit kecewa, kemudian ia pun melihat jamnya. Pukul satu pagi. “Ah..ternyata sudah jam satu ya? Kalau begitu Hyung istirahatlah!”
Pria itu mengangguk dan ia pun berjalan menuju ke pintu, ia pun melambaikan tangannya sebelum pergi. Yesung mengerutkan keningnya.
Park Haeri..siapa dia? Ehm..mungkin kekasihnya? Kenapa aku yang harus menemuinya? Aargh..aku belum tanya nomor kamar Jongshin Hyung!
Yesung pun buru-buru mengambil botol infusnya dan ia pun hendak menyusul Jongshin Hyung akan tetapi ketika ia membuka pintu kamarnya, sosok Jongshin Hyung sudah tidak ada lagi.
Cepat sekali ia pergi..batin Yesung,
ia pun hendak kembali kedalam kamarnya namun ia melihat seorang gadis sedang berjalan-jalan di lorong rumah sakit. Gadis itu menganggukkan kepalanya dan tersenyum padanya. Yesung pun tersenyum pada gadis itu.
***
“Mwo?? Apa yang kau katakan? Tidak mungkin! Aku masih mengobrol dengannya semalam!” ucap Yesung dengan nada tidak percaya, “Botol itu! Kau lihat botol yang ada di meja ku kan? Itu pemberian darinya!” ucap Yesung sambil menunjuk Botol mineral yang ada di atas mejanya.
“Hyung..botol itu aku yang bawa..semalam aku keluar untuk membeli botol air itu untukmu!” ucap Siwon yang berusaha meyakinkan Hyungnya
“Tidak mungkin!! Siwon! kau jangan berbohong padaku!!”
“Hyung..Aku tidak akan bercanda untuk hal seserius ini!” tampik Siwon
“Jongshin Hyung...meninggal di tempat kecelakaan, ia sudah tidak bernyawa ketika polisi menemukan kalian” Ucap Hankyung
“Tidak mungkin..aku masih berbicara dengannya semalam..kami..”
“Yesungie..” potong Leeteuk sambil memegang pundak Yesung, “sebaiknya kau istirahat..”
“Malam ini giliran Eunhyuk dan Kibum yang akan menjagamu..kami harus pergi dulu.” Ucap Hankyung.
“Ne..” sahut Yesung lemas
Leeteuk, Hankyung dan Siwon pun pergi meninggalkan Yesung sendiri.
Yesung mencoba menahan airmatanya, ia tidak tahu harus berbuat apa lagi. Siwon benar..ia tidak akan bercanda untuk urusan seperti ini..lalu apa yang Yesung alami semalam? Apakah itu hanya bunga tidur saja?
***
“Sepertinya lampu jalannya mati.. hujan juga belum reda, aku jadi tidak bisa melihat dengan jelas.”
“Sekarang sudah pukul 24.00! kalau begitu pelan-pelan saj..”
Belum sempat Yesung melanjutkan ucapannya, tiba-tiba dari arah berlawanan ada seseorang yang sedang mengendarai sebuah sepeda motor. Mobil yang ditumpangi Yesung berusaha menghindari motor itu namun gagal, mobil Yesung menyerempet si pengendara motor. Yesung menoleh kebelakang untuk memastikan keadaan si pengendara motor dan tiba-tiba saja semuanya menjadi gelap.

Yesung pun membuka matanya, nafasnya tidak beraturan, keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya.
“Aku ingat..aku ingat apa yang terjadi...”gumam Yesung,
“Hyung..kau tidak apa-apa?”tanya Kibum yang terbangun dari tidurnya, ia pun segera menghampiri Yesung. “ Hyung..apa yang terjadi?”
“Kami..menabrak seseorang...kami menabrak seseorang...” ucap Yesung, bibirnya bergetar dan air mata mengalir di kedua pipinya.
Kibum berusaha menenangkan Hyungnya itu, ia pun pergi membeli sebotol air mineral. Sementara itu Yesung hanya terdiam diatas ranjangnya, jam menunjukkan pukul dua belas malam. Kemudian Yesung melihat sebuah siluet melintas di pintunya.
“Kibum?” panggil Yesung.
Tak ada jawaban. Yesung pun bangkit dan menuju pintu kamarnya, ia membuka pintu kamarnya pelan-pelan agar Eunhyuk tidak terbangun. Seorang gadis tampak tengah berjalan-jalan di lorong itu.
“maaf..apa yang sedang kau lakukan di sini?” ucap Yesung pada gadis itu.
Gadis itu membalikkan badannya,“ Kau bertanya padaku?” tanya Gadis itu.
“Ne..ah! kemarin aku juga melihatmu dilorong ini!”
“Benarkah? Aku tidak ingat...”
“Ah..begitu ya?” ucap Yesung sedikit kecewa,
“ Ehm..kau dirawat disini?” tanya Gadis itu
“Iya..aku baru mengalami sebuah kecelakaan.” Ucap Yesung, ia pun duduk di bangku di depan Kamarnya. Gadis itu pun duduk di sebelahnya.
“Orang yang mengendarai mobilku meninggal di tempat...dan..” Yesung tak sanggup melanjutkan perkataannya, “aku tidak tahu kau akan percaya atau tidak..tapi aku yakin sekali kalau aku bertemu dengan nya kemarin malam! Bahkan ia sempat memintaku untuk menemui seseorang!”
Gadis itu hanya terdiam mendengar ucapan Yesung.
“Kau.. percaya dengan ucapanku?”
Gadis itu mengangguk pelan dan tersenyum, “Terkadang memang ada hal-hal tertentu yang tak bisa dimengerti dan dipercayai oleh orang lain...”ucap Gadis itu.
Yesung memandang gadis itu dan tersenyum. Aneh rasanya..padahal ini adalah kali pertama ia berbicara dengan gadis ini, tapi ia langsung merasa nyaman dengannya.
“O iya..aku Yesung! Siapa namamu?” ucap Yesung sambil menjulurkan tangannya.
Gadis itu terdiam dan tampak bingung, gadis itu memegangi kepalanya dengan kedua tangannya.
“Kenapa? Kau sakit?” tanya Yesung panik.
Gadis itu menggelengkan kepalanya, gadis itu mulai menangis dan tiba-tiba gadis itu mencengkeram kerah baju Yesung,
“A..Apa yang terjadi padamu?”Tanya Yesung panik
“ Hyung…Kau sedang apa?” tanya Eunhyuk sambil menguap
Yesung menengok kearah Eunhyuk, “Aku tidak berbuat apapun padanya!”
“Berbuat pada siapa?” Tanya Eunhyuk bingung
“Pada…”Ucapan Yesung terputus ketika ia menengok kesampingnya, gadis itu sudah tidak ada lagi disampingnya.
***
“Hiiiiii… Hyung jangan berkata yang tidak-tidak dong!! Bulu kudukku merinding semua nih!” Ucap Eunhyuk.
“Aku berkata yang sebenarnya! Semalam memang ada seorang gadis disampingku!”
“Hyung…malam ini giliranku yang berjaga nih..” Ucap Kyu
“Terserah kalau kalian mau percaya padaku atau tidak!” ucap Yesung dengan nada kesal, ia pun menutupi sekujur tubuhnya dengan selimut.
“Haish! Hyung jangan ngambek gitu dong..” ucap Kibum, “ Baiklah.. kalau begitu aku akan menginap lagi disini!”
“Kau serius ?” ucap Kyu dengan wajah gembira
“Ne!” ucap Kibum mantap, “ Eunhyuk Hyung.. kau menginap lagi kan?”
“Aku??? Oh..NO! thanks!”jawab Eunhyuk

Malam pun tiba, sekarang tepat pukul 24.00.
Yesung, Kyu, Eunhyuk dan Kibum pun tetap terjaga didalam kamar pasien, tak ada satupun dari mereka yang terpejam.
“Haish!! Aku sudah bilang kalau aku tidak mau ikut!!” gerutu Eunhyuk
“Sst!! Berisik! Aku selalu melihatnya jam segini!” ucap Yesung
Kemudian sebuah bayangan kembali melintas di pintu kamarnya, Yesung pun membuka sedikit pintu kamarnya. Dilihatnya sosok gadis yang ia temui semalam,
“Itu gadis yang kemarin…” bisik Yesung
Kibum, Kyu dan Eunhyuk pun mengintip secara bergantian dari pintu tersebut, namun tak ada satu pun diantara mereka yang dapat melihat gadis itu.
“Aku tidak lihat apa-apa...”Ucap Kyu
“Aku juga..” sahut Eunhyuk
“Tampaknya yang bisa melihat gadis itu hanya kau Hyung!” Ucap Kibum.
Yesung terdiam mendengar ucapan Kibum, kemudian ia pun memberanikan diri untuk menemui gadis itu.
“E..E..Hai!” ucap Yesung
Gadis itu menoleh kearah Yesung dan tersenyum, gadis itu memakai baju yang sama, tak ada yang berubah.
“Kau menyapaku?” tanya gadis itu.
Yesung mengerutkan keningnya, gadis itu tampaknya tidak mengingat kejadian semalam.
“Apa aku mengenalmu?” tanya gadis itu
“A..ti..tidak! aku hanya penasaran saja! mengapa kau berjalan di lorong rumah sakit di jam seperti ini?” tanya Yesung yang mencoba menahan ketakutannya.
“Aku juga tidak mengerti mengapa aku ada disini..aku bertanya pada suster jaga, tapi dia malah mengacuhkanku!”
“Aku Yesung..” ucap Yesung, Yesung menarik nafas dalam-dalam, “ namamu siapa?”
Gadis itu terdiam dan reaksinya sama seperti kemarin malam, tiba-tiba gadis itu terduduk di lantai rumah sakit, ia menangis..ia menangis sejadi-jadinya.
Yesung tidak tahu harus berbuat apa, Ia menoleh ke arah para dungsaengnya yang hanya bengong menyaksikan Yesung yang sedang berbicara seorang diri.
“Mengapa kau menangis? Namamu siapa?”
Gadis itu menatap kearah Yesung, air matanya terus mengalir di pipinya dan jatuh ke lantai namun anehnya.. lantai itu tetap kering.
“A..Aku..Park Haeri..” isaknya
Yesung terpaku ketika mengetahui nama gadis itu, Park Haeri...itu adalah nama yang disebutkan oleh Jongshin Hyung. Apa hubungan anatara Haeri, Jongshin dan dirinya?
“Aku...aku..aku ingat...”isak Haeri, tangannya bergetar hebat, “Aku baru saja pulang dari rumah nenekku..aku mengendarai sebuah motor bersama ayahku..malam itu hujan deras..lampu jalan mati..dan tiba-tiba ada sebuah mobil dari arah berlawanan...kami berusaha menghindar..tapi tidak bisa! Jalan terlalu licin...kami terjatuh...” ucap Haeri terbata-bata,
Yesung kembali mengingat kejadian saat terjadi kecelakaan, Motor itu! motor yang ia tabrak ternyata adalah motor yang dikendarai Haeri dan Ayahnya. Kemudian ia pun teringat pesan yang diucapkan oleh Jongshin Hyung,“Kau harus kembali...” gumam Yesung pelan, “ Kau tunggu aku disini! Jangan kemana-mana!” perintah Yesung pada Haeri, Yesung pun masuk ke kamarnya dan menemui para dungsaengnya.
“Hyung...kau berbicara pada hantu itu?” Tanya Eunhyuk
“Dia belum mati...” ucap Yesung
“Hyung tahu darimana kalau dia belum mati?”Tanya Kyu
“Jongshin Hyung menyuruhku menemuinya dan mengatakan padanya bahwa ia harus kembali...”
“Maksudmu..Dia harus kembali ke dalam tubuhnya?” tebak Kibum.
Yesung mengangguk, “ saat kecelakaan itu ada korban lain kan?”
“Ya..ada seorang gadis dan seorang pria paruh baya..jangan-jangan..”
“ Ya..Kyu..gadis itu adalah Park Haeri..”
***
Kyu, Eunhyuk dan Kibum pun mendatangi suster jaga, mereka bertanya apakah ada seorang pasien yang bernama Park Haeri di Rumah sakit ini. Tidak lama mereka pun kembali ke dalam kamar Yesung.
“Bagaimana hasilnya?” tanya Yesung
“Gadis itu telah dipindahkan ke rumah sakit di dekat rumahnya..” Ucap Kibum
Yesung menatap kesampingnya dengan pandangan iba, “Tubuhnya sudah mulai memudar..Kita harus ke rumah sakit itu sebelum fajar.” ucap Yesung pada Ketiga dungsaengnya.
Mereka pun masuk ke dalam mobil dan pergi tanpa sepengetahuan manajemen mereka. Sesampainya di kota tempat tinggal Haeri, mereka langsung mencari ke semua rumah sakit yang ada.
“Sudah jam Empat pagi...”ucap Eunhyuk
Yesung menatap cemas pada Haeri yang kini semakin samar.
“Disini!! Ini kamar Park Haeri!!” Teriak Kyu yang berada di ujung lorong.
Mereka pun berlari menuju kamar itu, Yesung mengetuk pintu kamar itu namun tidak ada seorang pun yang membuka pintu itu.
“Maaf..ada apa ya?” tanya seorang suster yang kebetulan lewat
“Kami ingin bertemu dengan pasien yang bernama Park Haeri!” jawab Yesung
“Omo..Su..Super Junior!”pekik Suster itu.
“Ne! Tapi bisakah kau mengijinkan kami untuk bertemu dengan Park Haeri?” ucap Kyu.
“A..Dia baru saja dibawa ke ruang gawat darurat! Tiba-tiba saja kondisinya drop!”
“Mwo??!!”
Yesung pun langsung berlari ke ruang gawat darurat, disusul dengan ketiga dungsaengnya.
***
“Keluar! Kau tidak boleh ada disini!” teriak seorang Dokter begitu Yesung menerobos masuk kedalam UGD.
“Aku harus masuk! Aku harus masuk!” Teriak Yesung, Ia pun kemudian menghampiri seorang Ibu-ibu yang wajahnya terlihat lelah, “Ajjuma..aku harus masuk..aku harus masuk”
“Kau ini siapa? Haeri sedang ditangani oleh Dokter! Kau dengar sendiri apa kata Dokter kan? Kau tidak boleh masuk!”
“Ajjuma..aku mohon..aku mohon..” ucap Yesung, kali ini ia berlutut di depan Ibu Haeri sambil menangis.
“Aku tidak bisa membiarkanmu masuk..”
Lampu kamar ruang gawat darurat pun mati dan para dokter pun keluar dengan wajah penuh penyesalan.
“Maaf..kami sudah berusaha semampu kami..”ucap salah satu Dokter dengan kepala tertunduk.
Ibu Haeri pun langsung tak sadarkan diri begitu mendengar kabar itu, sementara itu Yesung hanya terduduk diam di lantai.
“Kau sudah berusaha Hyung...”Ucap Kibum sambil menepuk pundak Yesung.
“Andwae..andwae...”Ucap Yesung, Ia pun langsung masuk ke ruang UGD. Ia membuka kain yang menutupi tubuh Haeri, gadis itu terdiam dan tak bergerak.
“Haeri...ini saatnya kau kembali ke tubuhmu! Haeri!!!” Teriak Yesung, namun roh Haeri tak lagi muncul. Yesung menggenggam jemari Haeri dengan erat dan menangis di samping ranjang Haeri. “Haeri..kau harus kembali..kau harus hidup..”
Tit..tit..tit..
Yesung menengok ke arah alat pembaca detak jantung, sesungging senyum muncul di wajahnya, Ia pun segera keluar dan berlari memanggil Dokter.
“Dokter!! Haeri masih hidup! Cepat kembali! Cepat! Haeri masih hidup!”
**
Yesung menggenggam sebuket bunga mawar putih, ia menarik nafasnya dan mengetuk pintu kamar pasien No 214. Seorang Ajjuma membuka pintu kamar itu dan menyambut Yesung dengan senyuman.
“Kau sudah datang ? silahkan masuk..” Ucap Ajjuma itu.
“Ne..” ucap Yesung, Ia pun masuk ke dalam kamar itu.
“ Dia baru sadar seminggu yang lalu…” Ucap bibi itu sambil tersenyum kearah Haeri yang kini terbaring di ranjang, “Kau pasti ingin bicara dengannya kan? Kalau begitu Bibi tinggalkan kalian berdua ya...” ujar Ibu Haeri
“Ah..Baiklah, Gomawo Ajjuma..”
Ibu Haeri tersenyum dan menepuk pundak Yesung, kemudian ia mencium kening putrinya dan meninggalkan Yesung dan Haeri berdua. Setelah Ibu Haeri pergi, Yesung pun duduk di samping ranjang Haeri. Ia mengelus pipi gadis itu dengan lembut.
“Akhirnya kau bangun juga Haeri..aku menunggumu selama ini..aku percaya kau akan kembali hidup..”
Yesung menggenggam jemari Haeri dan memandang gadis itu dengan lekat, wajah gadis itu sudah tidak sepucat tiga bulan terakhir. Ya..ini sudah tiga bulan sejak kejadian di ruang gawat darurat itu, ketika alat pembaca detak jantung menunjukkan bahwa Haeri masih hidup, Yesung segera berlari memanggil Dokter. Haeri berhasil diselamatkan malam itu, namun Haeri tidak begitu saja kembali. Perlu tiga bulan untuk Haeri agar Ia benar-benar Hidup dan bangun dari Komanya. Dan Selama tiga bulan itu Yesung selalu mengunjungi Haeri tiap akhir pekan, namun sayang Yesung sedang berhalangan hadir saat Haeri bangun dari Koma dan karena itulah Yesung sudah tak sabar untuk bertemu dan berbicara dengan Haeri hari ini.
Tiba-tiba Jemari Haeri bergerak di genggaman Yesung.
“Nuguseyo?” tanya Haeri ketika ia melihat seorang Pria tengah menggenggam jemarinya.
“Aku Yesung...”
Haeri mengerutkan keningnya, ia tidak mengenal pria yang ada dihadapannya itu, namun ia merasa pria itu bukanlah orang asing baginya. Wajah dan suaranya terdengar familiar. Sementara itu Yesung pun mengerti dengan kondisi yang dialami Haeri, wajar jika gadis itu tidak mengenalinya, ketika ia baru sadar dari kecelakaan pun ia tidak bisa mengingat keseluruhan kejadian yang menimpanya. Dengan perlahan Yesung pun mencoba menceritakan apa yang terjadi pada mereka berdua.
“Kau tidak percaya dengan ucapanku ya?” tanya Yesung ketika Haeri hanya terdiam dengan wajah yang bingung.
“Terkadang.... memang ada hal-hal tertentu ...yang tak bisa dimengerti dan dipercayai oleh orang lain...” Ucap Haeri
Yesung tercekat ketika mendengar pernyataan Haeri, itu adalah ucapan yang sama yang pernah Haeri ucapkan padanya.
“Haeri?”
Haeri memandang wajah Yesung dengan mata yang berkaca-kaca.
“Aku merindukanmu...sangat merindukanmu..”Ucap Haeri sambil meneteskan air mata,
“Kau mengingatku?” tanya Yesung dengan nada tidak yang percaya.
Haeri mengangguk pelan. Senyum pun mengembang di wajah Yesung.
“Aku juga..aku juga merindukanmu..” Ucap Yesung sambil memeluk tubuh mungil Haeri. Yesung melepaskan pelukannya dan menggengam kedua tangan gadis itu.
“Ada satu lagi yang belum aku ceritakan padamu...” ucap Yesung pelan.
“Apa?”
“Aku mencintaimu, Park Haeri...”
Haeri terdiam sejenak ketika mendengar pengakuan Yesung.
“Aku juga ada satu hal yang belum kuceritakan padamu Yesung..” ucap Haeri sambil melepaskan kedua tangannya dari genggaman Yesung.
“Apa?”tanya Yesung dengan wajah yang cemas.
“Nado saranghae...” Bisik Haeri pelan, Ia pun kemudian buru-buru memeluk Yesung dengan erat sebelum pria itu memasang muka cemberut.
The End

Minggu, 21 Maret 2010

Unforgettable Hokkaido

Created By Abhie.

Akhirnya aku mendaratkankan kakiku di tanah di Pulau Hokkaido, Pulau kedua terbesar setelah Pulau Honshu di negeri matahari terbit. Aku kemari untuk menemui pamanku yang sejak beberapa tahun yang lalu telah menetap di Pulau ini, tepatnya di sebuah Kota bernama Kota Asahikawa di Subprefektur Kamikawa, Karena panoramanya yang indah kota ini biasa disebut sebagai Kota wisata. Ah….aku sangat beruntung sekali berada disini, maklum orang jepang saja belum tentu dapat ke pulau ini karena biaya transportasi dan penginapan yang cukup mahal. Papan petunjuk cuaca memperlihatkan 20 derajat celcius, ehm..cukup dingin juga. Aku merapatkan sweaterku dan melihat arloji ditanganku, jam menunjukkan pukul sepuluh pagi. Aduh..aku tidak sabar untuk bertemu Paman kesayanganku itu, disini ia membuka usaha penginapan untuk para turis lokal dan mancanegara. Sambil menunggu jemputan, aku pun membuka kamus Bahasa Jepangku. Ponselku berdering dan ternyata panggilan dari Pamanku. Aku menjawab panggilannya dan aku pun segera menuju ke luar bandara. Tiba-tiba seorang Pria menubrukku dan menyebabkan Hp ku terjatuh, aku terdiam melihat ponselku tergeletak tidak berdaya di lantai.
“Gomenasai..” ucapnya sambil membungkuk, ia pun memungut dua buah ponsel yang jatuh dilantai. Kemudian ia pun menyerahkan ponsel ku dan pergi dengan terburu-buru. Aku masih terdiam melihat ponsel yang baru kubeli dengan tabunganku sendiri, Hiks layarnya mati! Ponsel yang baru kubeli dua hari yang lalu mati! Aargh!!!!!!!!! Aku menoleh ke belakangku dan mencari sosok pria menyebalkan yang membuat ponselku rusak. Setelah mempercepat langkahku akhirnya aku melihatnya, pria itu mengenakan sebuah topi, masker dan jaket coklat muda. Style yang cukup aneh bagiku. Pria itu pun melihat kearahku dan ia pun sepertinya hendak menghampiriku. Tiba-tiba segerombolan gadis yang membawa-bawa spanduk berlari ke arahku. Aku pun bingung harus berbuat apa dan belum sempat aku minggir tiba-tiba ada seorang gadis yang menabrakku hingga aku terjatuh. Ah sial! Tadi ponsel ku jatuh dan sekarang aku sendiri yang terjatuh! Kemudian aku pun bangkit dan lengkaplah penderitaanku! Ya.. Pria yang susah payah ku temukan justru ikut menghilang bersama segerombolan gadis tadi. Dan aku pun hanya bisa menggenggam ponselku dengan erat dan menggerutu didalam hati. Aku pun segera berbalik arah dan menuju pintu keluar bandara. Setelah aku keluar dari bandara, Paman dan Sepupuku sudah menungguku di depan sebuah mobil berwarna merah. Aku pun segera berlari kearah mereka dan memeluk keduanya dengan erat.
***
“Kenapa kau tidak mengangkat ponselmu? Tadi sewaktu kau mandi Ibumu menelepon kemari dan mengeluh padaku! Katanya baru tiba disini beberapa jam saja kau sudah mulai melupakannya!” Ucap Bibiku sambil tersenyum.
“Ah..Ponselku rusak! Tadi waktu di bandara ada yang menabrakku.”
“Terus kau tidak meminta ganti rugi? Bukankah itu ponsel barumu?” tanya Sepupuku.
“Ah..Oenni!aku tidak ingin mengingat kejadian itu lagi!” ucapku sebal.
Kemudian Pamanku datang dengan tergopoh-gopoh dan wajah yang berseri-seri.
“Yoohee, kau pergilah ke penginapan dan bantu Ayah! Kita kedatangan Tamu dengan jumlah yang banyak!” ucap Pamanku, kemudian ia melihat kearahku “Jiyoung..kau istirahat dulu saja! Besok baru kau jalan-jalan dengan Yoohee, tidak apa-apa kan?”
“Aku ikut bantu ya?” tanya ku menawarkan diri.
“Tidak usah! Kau pasti capek, istirahatlah! Aku menyuruhmu kemari untuk bersenang-senang bukan untuk bekerja! Ok?” Ucap Pamanku, kemudian ia pun pergi bersama dengan Ajjuma dan Yoohee Oenni.
Aku mencoba menutup mataku dan membaringkan tubuhku, tapi aku tetap tak bisa tidur. Rasanya tidak enak ketika beristirahat disaat orang-orang sedang sibuk bekerja. Aku pun bangkit dan memakai Kimono yang diberikan Yoohee Oenni, setelah merapikan kimonoku aku pun keluar rumah dan menuju ke penginapan milik Paman yang tidak jauh dari rumah. Ah..memakai Kimono ini ternyata membuatku sulit bergerak! Aku yang terbiasa berjalan dengan langkah yang lebar tiba-tiba harus bersabar dengan langkah kaki yang kecil. Masih setengah perjalanan menuju ke Penginapan, aku pun sudah tidak bisa bersabar lagi. Aku menengok ke sekelilingku dan setelah memastikan bahwa tidak ada orang, aku pun segera mengangkat kimonoku hingga selutut kaki. Baru berjalan beberapa langkah, tiba-tiba aku melihat seorang pria yang jaraknya hanya beberapa meter dihadapanku. Aku dapat melihat bahwa ia berusaha menahan tawanya, aku pun segera menurunkan kimonoku dan berjalan seperti tidak ada apa-apa. Pria itu juga kemudian berpura-pura melihat ke sekelilingnya dan mengacuhkanku, karena malu akhirnya aku pun segera mempercepat langkahku dan..Bruk!! Aku malah tersungkur di tanah tepat satu meter di depan pria itu! Argh..aku tak dapat mengangkat wajahku!! Pasti dia sedang mentertawakanku!
“O...Ogenki deska?”tanya Pria itu sambil memegang lenganku.
Aku pun menengadah dan melihat wajahnya yang tampan, Pria itu tersenyum padaku.
Aku pun buru-buru bangkit dari tanah dan merapikan kimonoku. Ehm..Ogenki deska? Apa artinya ya?
“Ogenki deska?” tanya Pria itu sekali lagi.
Tu..tunggu! kenapa si Jepang ini nanya mulu sih? Aku kan harus memutar otakku dulu! Ehm..Ah iya! Ogenki deska itu..berarti dia menanyakan keadaanku ya? Ehm..berarti aku harus jawab Gwenchanayo.
“Watasi wa.. hai genki des”Ucapku.
Pria itu pun tersenyum dan tiba-tiba ekspresi wajahnya seperti teringat akan sesuatu,
“Cotto matene kudasai” Ucap Pria itu sambil berlari meninggalkanku.
Aku tidak mengerti ucapan pria itu, jadi aku hanya ber-“hai” ria. Namun dari gerakan tangannya sepertinya ia menyuruhku untuk menunggunya, tapi apa yang akan ia lakukan ya? Apa Dia ini pegawai penginapan ya? Tapi dia terlalu tampan untuk menjadi seorang pegawai,,, tapi memang ada kaitan antara wajah dengan jenis pekerjaan ya? Hehehe....bicara soal wajah tiba-tiba aku merasa wajah pria itu sangat familiar. Aku pernah melihatnya dimana ya? Sudahlah..ehm sekarang aku harus menunggu pria itu atau langsung menuju ke penginapan ya? Tapi aku kan tidak mengenalnya, lagipula aku tidak bisa bahasa jepang! Bisa-bisa aku mati kutu ketika ia mengajak ku berbicara. Ah.. Aku kabur saja deh.
***
Sesampainya di penginapan, Yoohee Oenni menatapku dengan pandangan heran.
“ Apa yang kau lakukan disini? Dan mengapa kimonomu kotor begitu?”
“Aku bosan dikamar jadi aku ingin membantu Oenni disini! Tapi ditengah jalan aku malah terjatuh” jawabku sambil tersenyum.
“Aigoo! Kau ini masih seperti anak-anak saja! Ayo cepat ganti kimonomu!” ucap Yoohee Oenni, Ia pun menyuruh salah satu pegawainya yang bernama Yumeko untuk memberikanku kimono ganti. Setelah mengganti kimono aku pun langsung mencari sepupuku itu.
“Kau bilang ingin membantuku kan? Ikuti aku dan bawa baki ini!” ucap Yoohee sambil menyodorkan satu baki berisi tiga mangkok ramen.
“Ne!” ucapku sambil mengambil alih baki itu.
Aku pun mengikuti langkah kaki Oenniku dan kami pun memasuki sebuah ruangan yang cukup luas.
“Wah..Teukie Hyung tidak ada nih! Berarti jatahnya untukku ya?” ucap seorang Pria yang badannya gemuk. Aku sangat kaget ketika turis itu berbicara dengan bahasa Korea.
“Aish!! Ini jatah untuk Teukie Hyung! Ia belum makan apapun sejak di pesawat!” ucap seorang pria yang tubuhnya mungil dan imut-imut.
“Ah..Wookie! kau ini perhatian sekali pada hyungmu yang satu itu!” ucap seorang wanita yang cantik dan manis yang dandanannya mirip seorang pria.
“ Ya! Kau kan ada aku!” goda seorang Pria yang pronounciation nya sangat lucu.
“Ah..Hankyung! kau bisa saja deh!” ucap wanita cantik itu sambil tersenyum.
Kemudian wanita itu mengambil seekor udang milik seorang pria yang berambut ikal.
“Heechul Hyung!! kembalikan udangku!!”
“Dasar Kyu pelit!”
Mwo? Hyung? Ah..ternyata dia laki-laki! Mengapa Laki-laki bisa secantik itu? Dia bahkan lebih cantik dariku!
“ Silahkan dinikmati...” Ucap Yeohee Oenni, ia pun segera menuju keluar ruangan dan aku tentu saja mengekornya. Aku menutup pintu geser itu dengan perlahan, dan aku terkejut ketika seorang pria berdiri di belakangku.
“Anata...” ucap Pria itu, ia pun menggaruk-garukan kepalanya “ Haish!! Bahasa Jepangnya ponsel apa ya?” ucapnya dengan bahasa Korea.
Aku pun tersenyum mendengar keluhannya.
“Aku bisa Bahasa Korea” ucapku
“Hah? Jadi kau bisa mengerti bahasa Korea ya? Baguslah kalau begitu!”ucap Pria itu, kemudian ia merogoh sesuatu di dalam kantung celananya. “Ponselmu tertukar dengan punyaku!” ucap Pria itu sambil menyerahkan sebuah ponsel padaku.
“Omo!! Jadi ini ponselku? Kau..Pria bermasker yang menabrakku di bandara?”
“Ne..Jadi kau tidak sadar kalau ponsel kita tertukar?”
“Ne..soalnya Hp itu rusak....”
“Mwo? Bisakah kau memberikannya padaku sekarang?” Pinta Pria itu.
Akupun mengangguk dan mengajaknya ke rumah Paman, aku menyuruhnya menunggu di teras depan. Aku pun segera ke kamarku dan mengambil ponsel yang kusimpan didalam tas.
“ Ini..” ucapku sambil menyerahkan ponsel itu. Pria itu mengambil ponselnya dan memeriksa ponsel itu, kemudian ia menyalakan ponselnya.
“Ponsel ini bukannya rusak, Tapi dia memang dinonaktifkan!” ucap Pria itu sambil tersenyum padaku.
“Ah..Kuraesso.” jawabku dengan kikuk, Ah betapa bodohnya aku..aku tidak mengeceknya dan langsung mengambil kesimpulan kalau ponsel itu rusak!
“Namaku Leeteuk! Namamu siapa?”
“Aku..Han Jiyoung.”
“Kau orang Korea? Pantas tadi kau terjatuh ketika memakai kimono!”
“Ne..aku kira kau juga orang Jepang! Makanya tadi aku kabur..hehehe”
“Sudah berapa lama tinggal di Jepang?”
“Ehm? Aku sedang liburan disini..aku tinggal di Korea kok..Kalian juga liburan disini?”
“Ya..sambil bekerja kami juga sekalian liburan disini..syuting mv mungkin hanya akan menghabiskan waktu selama dua atau tiga hari..dan sisanya kami akan bersenang-senang.”
“Syuting MV?”
“Iya..Untuk Lagu terbaru kami, kau.. tidak tahu Super Junior ya?”
“Ne?”
Aku mematung tak percaya dengan ucapannya, Di hadapanku kini duduk seorang member dari grup terpopuler di Korea. Super Junior! Sedikit demi sedikit aku pun mulai mengumpulkan ingatanku, ya..maklum selama setahun ini aku hanya memfokuskan diri untuk menghadapi ujian akhir SMA, jadi selama setahun itu aku jarang sekali menonton televisi. Aku pun memandang Pria itu sekali lagi..ya..dia adalah Leeteuk, orang yang berperan sebagai Leader Suju. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, dan tiba-tiba saja darah segar mengalir dari hidungku.
“Jiyoung..gwenchana?” sahut Leeteuk dengan suara yang panik.
***
Kya!!! Aku terpukau ketika melihat lautan ungu dihadapanku, ya.. kini aku berada di tengah-tengah padang Lavender. Aargh wangi dari bunga-bunga ini semakin memanjakan hidungku. Aduh..berbicara tentang hidung, aku jadi ingat kejadian semalam. Pasti image ku sudah rusak dimata Leeteuk! Bagaimana tidak? Dalam satu hari saja aku sudah banyak menunjukkan sisi jelekku..mulai dari saat aku terjatuh, lalu bagaimana bodohnya aku karena mengira ponselnya rusak dan ternyata tidak cukup sampai disitu! Aku malah tidak menyadari kalau dia adalah anggota Superjunior dan setelah aku sadar, aku justru mimisan!
“ Hei! Apa yang sedang kau pikirkan?” tanya Leeteuk yang mengagetkanku.
“ Ah..aniyo…” ucapku terbata.
“Bagaimana dengan kesehatanmu? Tiba-tiba saja kau mimisan..aku jadi khawatir dan tidak tenang!”
“Ah..hanya mimisan saja kok, bukan masalah besar!”
“Baguslah!”
“Leeteuk-ssie, Jiyoung-ah! Ayo kita ke kedai es krim!” teriak Yoohee Oenni.
Kamipun segera menghampirinya, ehm… sebenarnya hari ini aku berencana jalan-jalan dengan Oenniku. Tapi karena di penginapan tidak ada pegawai yang bisa berbahasa Korea, akhirnya terpaksa Yoohee Oenni yang bertugas menjadi pemandu wisata bagi suju dan staff nya. Dan akhirnya aku pun ikut dalam rombongan superjunior untuk menikmati indahnya padang lavender di Kota Furano, Hokkaido. Setelah menikmati softcream lavender yang sangat lembut, kami pun mampir ke sebuah warung ramen. Dan setelah selesai makan siang, Para member Suju pun kembali melanjutkan syuting untuk MV terbaru mereka. Lalu apa yang harus ku lakukan sambil menunggu mereka? Hahaha jangan khawatir! aku punya tontonan yang sangat menghibur kok! Aku bisa duduk dengan tenang sambil menyaksikan ketigabelas member super junior berakting. Ya..menatap para cowok ganteng itu memang sama asyiknya dengan memandang bunga-bunga lavender yang tengah bermekaran di sekelilingku. Gyaaa aku tidak tahu berapa banyak wanita yang iri bila mendengar ceritaku ini..Ajjussie!! gomawo karena telah mengajakku berlibur di Hokkaido!^^
***
Hari ini kami akan menuju ke The Snow Crystal Museum, ya..sesuai dengan namanya museum ini merupakan museum mengenai sejarah terbentuknya salju. Yoohee Oenni mengajukan usul agar museum itu dijadikan salah satu lokasi syuting. Aku pun segera naik ke bus dan disana belum ada satu orang pun yang naik. Aku mengambil kursi di pojok paling belakang dekat jendela. Beberapa menit kemudian satu per satu member super junior pun masuk kedalam Bus.
“Annyeong Jiyoung!” Sapa Leeteuk yang langsung duduk di sebelahku
“ Haish!!! Hyung! Dari kemarin kau selalu saja menempel pada Jiyoung.. gantian dong!” ucap Eunhyuk sambil menarik-narik Leeteuk.
“Gyahaha siapa yang duluan dia yang dapat!” ucap Leeteuk sambil mengeluarkan tawa khasnya.
“Jiyoung kau tidak bosan terus bersama dengan ajjusie ini?” Ucap Kyuhyun yang duduk didepanku.
“Ne?..ahahaha” aku hanya tertawa mendengar pertanyaan Kyu, habis mau bagaimana lagi? Aku memang tidak bisa menjawab pertanyaannya, karena sejujurnya aku memang menyukai kedekatan antara aku dan Leeteuk. Diantara para member suju aku memang paling nyaman jika berada didekat Leeteuk, ya..secara dia telah melihat sisi diriku yang konyol jadi aku tidak perlu bersikap pura-para manis didepannya.
“Wuah...aku ngantuk!” ucap Leeteuk sambil menguap, ia pun menyenderkan kepalanya di bahuku dan memejamkan matanya. Aku menahan nafasku dan berusaha menjaga posisi dudukku. Aduh..si Ajjusie ini tidak tahu apa kalau aku sudah cukup deg-degan kalau ia duduk disampingku? Eh..dia justru dengan santainya menyenderkan kepalanya padaku!
Beberapa menit kemudian, Kami pun sampai di museum Es yang bangunannya mirip dengan kastil yang ada di Austria.
“Hei..disini ada altarnya!” Teriak Wookie.
“Wah..menikah disini bagus juga ya...apalagi pemandangannya bagus!” Ujar Leeteuk,
“Kau mau menikah disini, Jiyoung?” tanya Leeteuk tiba-tiba padaku.
Aku membelalakan mataku ketika Leeteuk bertanya padaku, rasanya seperti di lamar secara tiba-tiba. Heheheh ya mungkin aku memang berlebihan, tapi siapa juga yang tidak kaget dengan pertanyaan seperti itu?
“Hyung..kau seperti pedofil saja! Kau kan sudah tua! Masa kau mau mengajak Jiyoung menikah?” ucap Kyu dengan senyum evil nya.
“Kau menakuti anak kecil saja Hyung!” ucap Sungmin yang lalu mengajakku menjauhi Leeteuk.
“Ya!!! Kau bilang saja ingin mengambil Jiyoung dariku!! Pake alasan lagi!” teriak Leeteuk.
Kami pun berkeliling ke dalam museum dan kami pun masuk ke sebuah studio mini yang memutar sebuah video mengenai sejarah terbentuknya bunga salju, namun karena video itu diputar dalam bahasa Inggris akhirnya yang benar-benar menyaksikan video itu hanyalah Kibum dan Siwon sementara aku dan member lainnya malah asyik tertidur.
Senja pun datang, para member pun kemudian bersiap-siap untuk melakukan syuting. Ya syuting kali ini memang sengaja untuk mengambil pemandangan Kastil di sore hari. Dan memang terasa sekali nuansa romantisnya. Aku melihat kearah Teukie yang memakai tuksedo putih. Tampan..ah..sepertinya aku bakal mimisan lagi nih.
**
“ Ya!!! Tunggu aku!!!” teriak Tukie
“ Kami duluan ya!!! Nanti Hyung menyusul...” ucap Kangin
“Kalian tega meninggalkanku?”
“Ini sudah jam dua belas!!! Kalau kami menunggumu kita bisa-bisa baru bermain jam tiga!” teriak Heechul yang terus berjalan meninggalkan Leeteuk sendiri.
Aku yang baru saja keluar dari bus langsung menjadi incaran Leeteuk.
“Jiyong-ah!! Kau tunggu aku yah...hanya lima belas menit lagi kok...”
“tapi..”
“Haish!!! Masa kau juga tega meninggalkanku sich?”
Aku terdiam mendengar ucapan Leeteuk, ehm..padahal aku juga ingin bermain salju sekarang. Aku bisa mengerti perasaan para member yang tega meninggalkan leeteuk seorang diri disini. Mengapa? Karena kami sudah tiba di taman nasional Daisetsuzan Kurodake ini sejak jam tujuh pagi, dan sampai sekarang kami belum juga berkesempatan untuk bermain salju di atas puncak gunung di taman nasional yang terkenal dikalangan para penggemar ski ini.
“Jiyoung-ah...” panggil Teukie dengan wajah yang memelas.
“Baiklah,..kita pergi sama-sama” jawabku
“Gomawo” Teriak Teukie dan ia pun tertawa dengan tawa khasnya lagi dan bertingkah seperti seorang anak laki-laki yang baru dibelikan mainan.
Aku pun menyaksikan proses dari pengambilan adegan teakhir dari MV ini, Leeteuk yang kekanak-kanakan tiba-tiba berubah menjadi sesosok pria dewasa dengan senyum yang hangat, sedikit aneh bagiku melihatnya tersenyum seperti itu karena seingatku ia selalu tertawa dengan suaranya melengking yang menjadi ciri khasnya. Dan yang lebih aneh aku malah menyukai suara tawanya itu.
“Jiyoung ah...aku sudah selesai nih! Ayo kita susul para dungsaeng ku yang kejam itu!”
“Ok!”
Kami segera beranjak dari lokasi syuting dan langsung menuju ke sebuah loket untuk membeli tiket kereta gantung Sounkyo Kurodake Ropeway. Dari tepi kaca kereta ini, kami disuguhi dengan pemandangan yang sangat cantik.
“Wah...tinggi sekali” ucapku kagum ketika melihat pemandangan yang ada di bawah kami. “Leeteuk-ssie!!! Ayo lihat ini! Orang-orang itu terlihat seperti semut semua!! Ayo cepat!!!”
“Aniyo..aku mau disini saja!”
“Wae?” tanyaku heran, Leeteuk tidak menjawabku dan hanya duduk terdiam di tempatnya, aku pun berjalan mendekatinya dan hal itu menyebabkan Kereta gantung kami bergoyang. Aku pun berjalan oleng kearahnya,
“Kya...” Teriak Leeteuk sambil memegang kedua lenganku.
“Wae? Kenapa kau malah yang teriak?hahaha” tanyaku sambil tertawa
“Jangan bergerak Jiyoung.....” ucap Leeteuk,
“ Wae?” tanyaku, aku pun menguncangkan kakiku ke lantai dan bermaksud untuk menggodanya. Tiba-tiba Leeteuk menarikku ke dalam pelukannya.
“Lee...Leeteuk? le..lepaskan aku sekarang!”
“Shiro!!! Nanti kau pasti akan bergerak-gerak supaya kereta ini bergoyang!”
“Leeteuk-ssie..mianhae, aku tidak akan melakukan ini lagi..cepat lepaskan aku!!!”
“Shiro!!! Ini hukuman untukmu! Aku akan melepaskanmu kalau kita sudah sampai!”
“Tapi...”
“SSsst..sudah jangan berisik!” ucapnya sambil mempererat pelukannya.
Aku pun terdiam dan tak bergerak, saat ini aku sangat gugup dan jantungku seperti hendak meloncat keluar. Aku tidak tahu kapan kami akan sampai karena perjalanan ini menjadi terasa sangat lama, aku ingin segera membebaskan diriku dari harum tubuh pria ini, karena semakin lama aku menghirupnya semakin tak sadar aku dibuatnya. Buktinya tanpa sadar aku malah menyandarkan kepalaku di dadanya. Apakah saat ini jantungnya berdebar secepat debaran jantungku?
“Jiyeong-ah..kita sudah sampai.” Ucap Teukie ketika kereta gantung itu berhenti.
“Ne?”
“Kita sudah sampai.” Ucap Teuki sambil tersenyum
Aku melepaskan tanganku dari pinggangnya dan buru-buru keluar dari kereta itu dengan wajah semerah kepiting rebus. Setelah itu kami pun bergabung dengan member suju lainnya. Teukie bermain dengan semangat bersama para dungsaengnya, sementara yang kulakukan hanyalah berusaha menghindari Teukie. Aku sendiri tidak mengerti dengan tindakanku ini, yang jelas aku selalu merasa kalau wajahku akan berubah menjadi merah tiap kali ia melihatku dan rasanya sangat memalukan jika ia mengetahui keadaanku ini.
***
Kami baru sampai di penginapan Pamanku sekitar jam delapan malam dan setelah makan malam, para member dan staffnya langsung berpamitan untuk tidur lebih awal. Sepertinya tenaga mereka sudah terkuras karena kelelahan. Hanya aku yang masih terjaga hingga pukul sebelas malam. Aku pun keluar dari kamarku dan berjalan-jalan di luar rumah, aku melihat seorang pria sedang duduk di sebuah bangku taman yang masih berada di area penginapan. Aku mencoba memfokuskan mataku untuk melihat lebih jelas, dan ternyata orang itu adalah Leeteuk. Aku pun segera berbalik dan hendak kembali ke rumah.
“Jiyoung!” panggil Leeteuk
Aku pun membalikkan badan ku dan tersenyum kaku padanya. Leeteuk melambaikan tangannya dan menyuruhku duduk disampingnya. Aku pun melangkahkan kakiku dengan berat dan menuju ke arahnya.
“Kenapa?” tanya Leeteuk ketika aku duduk di sampingnya.
“Kenapa apa?” tanyaku bingung.
“Kenapa kau menghindariku?”
“Ne? A..aku tidak begitu..kapan aku menghindarimu?”
Leeteuk memicingkan matanya dan memandangku dengan pandangan yang siap memojokkanku,“Kau baru saja melakukannya tahu! Lagi pula kau memang menghindariku sejak kita turun dari kereta gantung!”
“a.aniyo!”
“Haish! Gothjimal!! Wae? Kau tidak menyukaiku ya?” Tanya Leeteuk, kali ini dengan tampang yang serius.
“Ahahhaaha..Leeteuk-ssie kau sepertinya sudah lelah! Sebaiknya kau istirahat saja!” jawabku, berusaha mengalihkan pembicaraan. Leeteuk hanya diam mendengar jawabanku dan ia tidak melepas pandangannya dari wajahku.
“Aku menyukai mu.” Ucap Leeteuk
Aku menoleh kaget kearahnya dan tiba-tiba ia mendekatkan wajahnya kearah ku dan ia pun mengecup lembut bibirku. Singkat. Ia pun melihat kearahku seolah hendak memastikan bahwa aku tidak keberatan dengan tindakannya, kemudian ia pun mendekatkan wajahnya lagi dan secara natural aku pun memejamkan kedua mataku, dan kami pun berciuman namun tiba-tiba saja ada kilatan cahaya. Leeteuk segera menarik diriku dan kami berlari menuju arah penginapan. Ekspresi leeteuk berubah menjadi pucat, ia segera menuju ke kamar manajernya.
“ Haish!!! Mengapa kau melakukan hal itu Teukie?” tanya Manajer itu dengan wajah kesal, “ apa mereka berhasil mengambil gambar kalian?”
“Aku tidak tahu..tapi sepertinya iya”
“Haish!!” teriak Manajer itu.
Para member pun keluar dari kamar mereka dengan wajah yang panik.
“Hyung..ada beberapa wartawan diluar!” ucap Kibum
“Kalian bereskan perlengkapan kalian! Besok pagi-pagi kita kembali ke Seoul!” ucap Manajer itu. Para member pun menuruti perintah manajer mereka dan segera kembali ke kamar masing-masing. Leeteuk menarik tanganku dan mengajaknya kedalam kamarnya.
“Apa yang terjadi?” tanyaku dengan perasaan yang cemas.
“Wartawan itu telah memotret kita..dan saat ini jalan yang terbaik adalah kembali ke Korea Secepat mungkin.”
Aku terdiam dan bingung dengan keadaan yang kami hadapi, Leeteuk menggenggam tanganku dan menatap kedua mataku.
“Kita akan berjumpa di Korea…aku pasti akan mencarimu disana..”
***
Gambar kami memang termuat di beberapa majalah dan Koran namun untungnya gambar itu tidak jelas sehingga berita tersebut tidak beredar lama, setelah berita itu benar-benar reda Superjunior pun meluncurkan album baru mereka. Sudah hampir enam bulan aku kembali ke Korea dan selama enam bulan ini aku tidak berhubungan dengannya maupun anggota lainnya. Sebenarnya sejak sebulan yang lalu aku telah pindah ke kota Seoul dengan harapan dapat menemuinya lagi dan saat ini untuk yang pertama kalinya, Aku menyaksikan secara langsung sosoknya yang tengah berdiri diatas panggung. Aku tidak tahu apakah ia menyadari keberadaanku atau tidak, yang jelas saat ini ia tampak bahagia bersama para dungsaengnya. Selama beberapa waktu ini aku mencoba untuk memandang situasi kami dari sudut pandangnya sebagai seorang artis yang digila-gilai oleh banyak orang, aku tahu bahwa cara yang paling aman adalah tidak menghubungiku untuk sementara waktu. Baiklah..Bukan karena aku ingin mengerti posisinya melainkan karena rasa takut, cemas dan gelisah yang memaksaku untuk berfikir seperti itu, namun semakin hari ketakutan itu semakin menyerang diriku hingga akhirnya aku memutuskan untuk tidak menaruh harapan yang terlalu tinggi. Aku akan menganggap bahwa pertemuanku dengannya adalah sebuah adegan manis yang harus aku lakoni dalam hidupku, namun aku selalu gagal untuk melupakannya, aku tak bisa melupakan senyumannya, aku tak bisa melupakan sentuhannya. Seperti saat ini..aku selalu menangis ketika mengingatnya. Acara pun berakhir dengan tepukan meriah dari para audience, hanya aku yang terdiam sambil meneteskan airmata. Para penonton pun memandangku dengan heran, aku pun segera menghapus airmataku. Aku pun segera berlari menuju toilet dan menangis sepuasnya, mulai hari ini aku harus bangun dari mimpiku..harus!
Aku pun membasuh wajahku dengan air dingin dan aku pun memakai kacamata untuk menyamarkan mataku yang sembab. Aku pun segera keluar dari toilet itu dan..
“Brukkk”
Aku menabrak seseorang, Hp ku terjatuh dan tergeletak di jalan,
“Mianhaeyo” ucap orang itu sambil menyerahkan Hp ku, kemudian ia pun lagsung pergi sebelum aku melihat wajahnya.
“Haish...” ucapku ketika aku melihat layar Hp ku yang mati, kemudian aku pun teringat kembali dengan kejadian yang dulu pernah kualami, kini aku pun memeriksa Hp itu. Dan ternyata Hp itu dinonaktifkan...
***
Aku terpaku diam ketika melihat wallpaper yang dipasang di Hp itu..ada gambar diriku yang sedang mengenakan Kimono Biru yang pernah kupakai waktu pertama kali aku sampai di Asahikawa.
Aku memandang Hp yang kini ada di genggamanku dan dengan ragu-ragu akupun segera menjawab panggilan masuk.
“Yeobseyo?” ucapku
“Kenapa baru dinyalakan? Ku kira kau pergi begitu saja!”
“Yeobseyo?” ucapku lagi...bulir hangat kembali menetes dari pelupuk mataku, aku tak tahu harus berkata apa, aku masih tidak percaya ketika mendengar suara orang ini.
“Mwo? Apa saat ini kau hanya bisa berkata yeobseyo?”ucapnya
“Yeobseyo.....”
“Haish...sedang menangis ya?”
Aku pun hanya menggelengkan kepalaku dan tak menjawab pertanyaannya,
“Hei!! jangan membohongiku..aku tahu saat ini kau tengah menangis!”
“A..aku tidak bohong..” ucapku, kemudian aku pun merasakan ada keganjilan dan aku pun segera membalikkan badanku dan aku melihat seorang Pria yang sedang menyenderkan tubuhnya di tembok sambil tersenyum padaku. Seketika itu juga aku tak mampu menahan diriku, aku tak mampu mengendalikan air mata yang terus mengalir. Leeteuk menghampiriku dan memelukku dengan erat, ia mengusap rambutku dan mengelus punggungku dengan lembut.
“Mianhae..aku berjanji akan mencarimu sesampainya di Korea, namun aku tak bisa melanggar peraturan dari manajemenku...jadi terpaksa aku menunda janjiku, aku tahu kau sudah pindah ke Seoul dan aku ingin menemuimu setelah acara ini..dan ternyata justru kau yang berusaha mencariku..mianhae..mianhae karena tak bisa menepati janjiku...” ucapnya sambil tetap memelukku.
“Kau...kau tidak berniat untuk melupakanku kan?” tanyaku
“Tentu saja tidak!! Mana mungkin aku bisa melupakanmu..kau adalah gadis manis yang telah menjadi bagian dari hatiku” ucap Leeteuk tersenyum
Aku pun menengadahkan wajahku dan tersenyum padanya, Leeteuk pun menghapus airmataku dan ia pun mendekatkan wajahnya.
“Klik”
Leeteuk pun menarikku ke dalam toilet wanita, di dalam toilet itu aku dan Leeteuk saling memandang dengan pandangan yang cemas.
“Hyung!!!! cepat keluar!!!kalau kau ada disitu nanti malah akan timbul berita yang lebih kacau!!”Ujar seseorang yang ada diluar
Leeteuk pun membuka pintu toilet dengan hati-hati.
“Haish!! Sialan kau Donghae!!! Kau menakutiku saja!” Ucap Leeteuk, kemudian ia pun menyuruhku keluar dari Toilet.
“Kalian ini selalu saja bermesraan di tempat umum..untung aku yang memotret kalian! Hehehe” ucap Donghae sambil tersenyum jahil.
“Dasar!! Hyung ini tidak ada kapoknya ya? nanti kalau ketangkap wartawan lagi..baru deh nangis-nangis ingin bertemu Jiyoung..” ucap Kyuhyun
“Aargh!!! Tutup mulutmu!” teriak Leeteuk
“Ya sudah kami tinggal dulu ya..nanti kalau kalian sudah puas bertemu, jangan lupa temui member suju yang lain..mereka pasti akan senang bertemu denganmu!” ucap Donghae.
Donghae dan Kyu pun meninggalkan kami berdua, Leeteuk pun memandangku.
“ Padahal aku ingin berduaan lebih lama denganmu, tapi benar apa yang dikatakan Kyu...kita tidak boleh tertangkap wartawan lagi.”
“ Jadi apa yang diucapkan Kyu itu benar? kau menangis karena ingin bertemu aku?” tanyaku
“Ayo..kita temui member yang lain” jawab Leeteuk yang berusaha mengalihkan pembicaraan, ia pun segera menggandeng tanganku.
“Kenapa kau menggandengku? Nanti kalau ketangkap wartawan gimana?” tanyaku panik
“Haish...masa menggandeng tangan pun tidak boleh? Ah..aku tidak peduli lagi dengan wartawan itu!” ucap Leeteuk, ia pun berbalik dan menghadapku, kemudian tanpa aba-aba ia pun menciumku.
Malam itu memang tidak di ketahui wartawan, tapi Leeteuk terpaksa harus mendengarkan ceramah selama tiga jam dari Manajernya yang tidak sengaja lewat ketika kami berciuman. Hehehe sepertinya lain kali kami memang harus lebih berhati-hati.^^


The End

Selasa, 16 Maret 2010

Mnet Scandal-Fake girlfriend.

Created by Abhie

Aku tercengang ketika sesosok pria berlutut dihadapanku sambil membawa sebuket mawar merah yang cantik, bagaimana tidak? Pria yang dihadapanku itu adalah orang yang baru pertama kali aku temui dan yang paling membuatku kaget adalah kenyataan bahwa pria itu merupakan salah satu anggota super junior yang saat ini tengah menjadi pujaan remaja se-Korea..ya..ia adalah Lee Donghae.
“Maukah kau menjadi kekasih ku selama seminggu ?” tanyanya.
Aku bingung dengan apa yang terjadi dan tidak tahu harus berkata apa. Aku hanya bisa mematung di tengah kerumunan para mahasiswi yang menatap iri.
“Hyojoo..kau mau jadi pacarku kan?” tanyanya sekali lagi.
Melihat reaksiku yang hanya terdiam, Donghae pun langsung menatap bingung pada seorang pria. Pria itu menyuruh kameramen untuk mematikan semua kamera, kemudian pria itu pun mendatangiku. “Kau terpilih dalam acara Mnet scandal..kau akan menjadi kekasih Donghae selama seminggu..”
“Kenapa? kenapa aku yang terpilih?” tanya ku tergagap.
Pria itu mengerutkan keningnya, “Kau mengirim formulir pada kami kan?” tanya Pria itu, kemudian pria itu pun memanggil seorang staf wanita. Staf itu memberikan sebuah amplop yang berisi formulir acara mnet scandal. Kemudian Pria itu pun menyerahkan amplop itu padaku, aku pun segera membaca formulir itu.
“ Ah!! Sepertinya kalian salah paham.. disini tertulis Han Hyojoo, itu bukan aku! Marga ku adalah Park!”
“Mwo???” teriak Pria itu, kemudian Pria itu berjalan kearah Donghae dan mereka pun tampak mendiskusikan sesuatu. Tak lama, Donghae dan pria itu pun segera mendatangi ku.
“Aku adalah produser acara ini..aku mohon bantuan anda, kami akan memberikan bayaran yang setimpal atas kerjasamanya”
“Tapi..aku tidak bisa”
“Kami sudah terlanjur kemari dan para mahasiswi disini juga telah mengetahui kalau aku memintamu untuk menjadi pacarku..jika mereka tahu yang sebenarnya maka akan banyak rumor yang tidak enak dan mau tidak mau kau juga sudah terlibat didalamnya.” Jelas Donghae, ia menatapku dengan wajah penuh harap, “ Ku mohon..”
Setelah berfikir dan menimbang perkataan Donghae, Aku pun menyerah dan menganggukkan kepalaku, seketika itu juga Donghae tersenyum padaku. “Gomawo..”ucapnya.
“Tapi...apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa akting..” tanyaku bingung
“Kalau begitu tidak usah berakting, anggap saja selama tujuh hari ini aku adalah pacar aslimu!” ucapnya sambil menepuk Kepalaku.
***
Hari ini adalah hari kedua dari tujuh hari yang kami sepakati. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi hari ini dan aku tidak menyangka kalau kamera ini akan mengikutiku kemana-mana, aku kira kamera ini hanya akan muncul jika kami akan syuting tapi ternyata tidak. Yang membuatku tambah bingung ternyata aku juga tidak diberi script tentang adegan yang akan muncul. Produser hanya mengatakan padaku bahwa jadwal yang padat mungkin membuat Donghae tidak bisa menemaniku selama tujuh hari penuh. Jika aku memang berniat untuk mengikuti acara ini tentunya aku akan bersedih, tapi mengingat bahwa keterlibatanku dalam acara ini adalah karena ketidaksengajaan maka aku pun bersikap biasa saja, aku justru bersyukur jika kami tidak bertemu setiap hari karena tidak mudah bagiku untuk berpura-pura menjadi pacar seseorang yang baru saja aku kenal.
“Hyojoo!” panggil seorang Pria dari dalam mobil, pria itu pun turun dari mobilnya dan menghampiriku yang tengah menunggu bus.
“Donghae?”
“Ne..Pagi ini aku tidak ada pekerjaan, jadi aku ingin mengantarkanmu ke kampus” Ucapnya sambil tersenyum.
“ Kau mau naik bus?” tanyaku takjub.
Donghae hanya tersenyum padaku, “ Eh..Busnya datang! Ayo naik!” ucap Donghae sambil menggandeng tanganku. Kami pun duduk di bangku paling belakang.
“Wah..sudah lama aku tidak naik bus umum!” ucapnya.
“Sesenang itukah?” tanyaku. Donghae pun mengangguk dan menyapa orang-orang yang berada di dalam bus. “Annyeong haseyo...sekarang kami sedang berpacaran! Mohon doa restunya..” ucapnya tiba-tiba sambil mengangkat tanganku ke udara.
“A..Apa yang kau lakukan?” tanyaku sambil menutup wajahku yang memerah, Donghae pun tersenyum dan ia mencubit pipiku dengan gemas.
“Ah..Imutnya” sahutnya, aku tidak tahu apa yang dipikirkannya saat ini. Bagaimana bisa ia memperlakukan ku seperti ini dihari kedua pertemuan kami? didepan banyak orang seperti ini?
“Hyojoo..ani..Chagi..hari ini aku tidak bisa menemanimu, tapi besok aku pasti akan stand-by untukmu! 24 jam penuh!”
Aku pun tersenyum kikuk mendengar ucapannya, Chagi? Ah..aku tak pernah mendengar kata-kata itu sebelumnya, dan sepertinya Donghae tahu akan hal itu dan mungkin itulah sebabnya ia terus memanggilku Chagi. Selama di perjalanan Donghae lebih banyak bercerita dibandingkan aku, ia juga menceritakan bagaimana kehidupannya di asrama bersama dua belas member lainnya. Dan tidak terasa kami pun sampai di kampusku, kami pun turun dari bus itu. Donghae mengantarku sampai ke gedung fakultas.
“Chagi.. nanti aku sms ya!”ujarnya sebelum kami berpisah.
***
Hari ketiga.
Aku membaca ulang sms-sms yang dikirim Donghae, dia sangat perhatian dan juga humoris. Awalnya aku bingung bagaimana caranya agar aku dapat berkomunikasi tanpa terlihat canggung, namun Donghae sangat pandai membaca pikiranku hingga akhirnya sedikit demi sedikit jarak antara kami pun mulai memudar. Tiba-tiba Hp ku berbunyi dan ada satu sms yang masuk ke inbox ku.
Chagiya..mianhae, jadwalku dimajukan sehari jadi aku tidak bisa menemuimu hari ini.... sekarang aku harus siaran di Chinchin radio..kau harus mendengarkan aku ya…Arghh..bogosipta ^^
Aku tersenyum sekaligus kecewa ketika membaca sms Donghae, aku pun membalas smsnya.
Gwenchana..aku pasti akan mendengarkan siarannya, hwaiting!! Nado bogosipta..^^
Kyaaa..apa yang kulakukan? Aku menulis nado bogosipta? Aargh… sms kami kan bisa saja di tayangkan di acara ini..Ah babonya aku!! Tidak lama sms balasan pun datang.
Arraseo..aku akan bekerja keras!! Kh kh kh kalau begitu besok kita kencan ya..ok?Chagi..siarannya sudah mulai nih..annyeong^^
Akupun meletakkan couple phonesl yang diberikan padaku dan langsung menyalakan radioku. Acara radio itu berjalan dengan mulus hingga akhirnya penyiar radio itu menanyakan tentang hubungan kami.
“Donghae-ssi..setahuku kau memiliki kekasih ya saat ini?”tanya penyiar radio itu.
“ A..Ne..” jawab Donghae
“Bagaimana hubungan kalian?”
“Hubungan kami? Ehm..awalnya memang sedikit canggung, tapi dia adalah tipe ideal ku jadi aku terus berusaha agar kami bisa dekat..”
“Wah..wajah Donghae sampai bersemu merah nih.. pasti gadis itu benar-benar mencuri hatimu ya? Hahahaha”
“Benarkah? Kurasa begitu..mungkin dia memang pencuri hati yang ulung”
“Ah..aku jadi iri mendengarnya! Apakah kau ingin memberinya pesan suara?”
“Ehmm..baiklah.” ucap Donghae, kemudian suasana pun menjadi sepi. “Chagiya... Nan kunyang noerago!” ucapnya singkat.
“Ah....aku jadi tambah iri!!! Aku yakin saat ini Pacarmu sedang tersenyum mendengar pesanmu, tapi sayangnya kebersamaan kita dengan para member suju harus berakhir disini.. dan lagu terakhir akan dinyanyikan secara live oleh Superjunior. Annyeong”
Dan siaran radio itu pun berakhir. Aku terdiam masih tidak percaya dengan apa yang diucapkan Donghae, aku pun menenggelamkan wajahku kedalam bantal. Kyaaaa padahal ia tidak mengucapkannya dihadapanku, tapi mengapa jantungku berdegup begitu kencang? Tidak mungkinkan kalau aku menyukainya secepat ini? Aarghh..bagaimana ini? Aku tak bisa mengendalikan senyumku..rasanya bibir ini terus mengembang tanpa bisa ku hentikan. Donghae..apa yang harus kulakukan sekarang?
***
Hari keempat.
Aku merapikan dandananku di depan cermin, saat ini aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan selain bercermin dan bolak-balik sambil mengintip dari jendela rumahku untuk melihat apakah Donghae sudah datang atau belum. Tingtong! Bel rumahku berbunyi.
Aha! Donghae rupanya telah datang, aku pun bercermin sekali lagi kemudian aku pun mengambil bekal makanan yang aku buat. Dari balik jendela aku melihat Donghae tengah berdiri didepan pintuku sambil merapikan rambutnya.
“Annyeong...” sapaku.
Donghae menatapku diam, kemudian ia pun tersenyum kearahku. “Kau memakai make up? Wah..kau cantik sekali..”
“Gomawo..” ucapku sambil tersenyum.
Donghae pun melihat keranjang yang aku bawa, “Kau membuat bekal?” tanyanya dengan wajah yang antusias
“Ne..”
Ia mengambil keranjang itu dari tanganku dan mengintip isinya, “kau membuatnya sendiri? Untukku?”
“Ne..tapi aku tidak tahu apakah kau akan menyukainya atau tidak.”
“Tentu aku menyukainya! Meskipun kau memasukkan racun, aku pasti akan tetap menyukainya.. gomawo chagia..”
“Aish!!Gotjimal!” ucapku sambil memukul lengannya dengan pelan.
Donghae pun tersenyum melihat reaksiku, kemudian ia mengajakku kedalam mobilnya, dan kami pun segera melaju menuju sebuah taman di pinggir kota. Kami pun mencari sebuah tempat yang sepi dan setelah berkeliling kami pun mendapatkan sebuah tempat di dekat danau. Donghae menggelar tikar yang ia bawa dan kami pun duduk bersebelahan.
“Aaargh!!!” ucapnya tiba-tiba sambil merentangkan kedua tangannya, ia pun kemudian meletakkan kepalanya di pangkuanku dan memejamkan kedua matanya. Aku hanya terdiam dan tak berkata apapun.
“Chagi..aku selalu bermimpi ingin melakukan hal ini jika aku memiliki seorang kekasih, menurutmu aku orang yang membosankan ya?”
“Ehm? Tidak..aku lebih menyukai ketenangan seperti ini, aku tidak suka dengan keramaian.”
“Ehm… jawabanmu itu tepat seperti yang kuduga.”gumamnya.
“Benarkah? Aku heran kenapa kau bisa membaca pikiranku dengan baik..Donghae, kau memiliki kekuatan supranatural ya?” ucapku dengan wajah penuh selidik.
Donghae pun bangkit dan duduk disebelahku, “Berikan tanganmu!”
“Untuk apa?”
“Biar kuramal!” ucapnya sambil meraih tanganku. Kemudian wajahnya berubah menjadi serius dan ia pun mulai membaca garis tanganku.
“ Kau sedang lihat apa sih?”
“Chagi..sepertinya kau memang ditakdirkan untukku..”
“Haish! Kau ini memang berlidah manis ya?” ucapku sambil menarik tanganku.
“Aniyo..ditanganmu memang tertulis seperti itu kok!” Ucap Donghae membela diri.
“Kau membawa sepeda dibelakang mobilkan? Ayo kita bersepeda!” ajakku, Donghae pun terdiam dan langsung berbaring lagi di pangkuanku.
“Donghae!! Ayo bangun!! Ayo kita bersepeda..ayo..” rajukku.
“Shiro!! Aku ingin tiduran disini sampai besok pagi!”
“Ayo bangun! Cepat bangun!” perintahku sambil menggelitiknya. Ia pun tertawa geli dan akhirnya menyerah padaku. Kemudian Ia pun menurunkan sepeda yang di letakkan di belakang mobil dan ia pun memboncengku berkeliling taman. Kami hanya berkencan hingga sore hari karena Ia harus pergi untuk latihan.
“Chagi..aku tidak mau pergi..” ucapnya dengan nada manja.
“Kita kan masih bisa bertemu besok! Ayo cepat! Pasti anggota suju yang lain sedang menunggumu!”
“Ah..biarkan saja! Aku disini saja ya?”
“Tidak boleh! Ayo cepat pergi sebelum Leeteuk-ssie mengomelimu!” ucapku.
Dan Hpnya pun berbunyi, ia pun membaca pesan yang masuk.
“ Ah...Teukie Hyung sudah mengomeliku!” ucapnya sambil tertawa.
“Tuh kan.. Makanya kau segera kesana sekarang!”
“Ah...malangnya aku..Teukie hyung mengomeliku dan kekasihku malah mengusirku pergi, kurasa kekasihku sudah tidak menyukaiku” ucapnya, Aku pun hanya tersenyum mendengar ucapannya.
“Baiklah kalau begitu..sesuai keinginanmu maka aku akan pergi sekarang!” ucapnya, kemudian ia memegang kedua pipiku dan mencium keningku dengan lembut.
“Aku pergi.. jangan lirik pria lain ya!” ucapnya yang masih memegang kedua pipiku.
Ia pun pergi dan melambaikan tangannya padaku, Aku hanya bisa tersenyum dan membalas lambaiannya. Dan ketika ia telah pergi yang bisa kulakukan hanyalah menyentuh keningku sambil senyum-senyum sendiri. Aargh..kalau begini caranya mungkin aku bisa terkena serangan jantung! Sepertinya mulai sekarang aku harus mempersiapkan mentalku agar tidak terlihat seperti orang bodoh setiap kali Donghae melakukan tindakan yang mengejutkan.
***
Hari kelima.
“ Kyaaaaaaaaaa! Super Junior! Donghae Oppa! Siwon Oppa!” teriak gadis yang berdiri di sebelahku.
Siang tadi Donghae mengirimkan sms yang menyuruhku untuk datang ke Lotte departemen, dan akhirnya disinilah aku sekarang berada, di tengah kerumunan Elf yang mengelu-elukan nama tiap personel Super junior. Aku baru pertama kali ini melihat penampilan Donghae secara langsung, ia menge-rap dan menari dengan lincah. Mataku terus mengikuti setiap gerakannya, dan tiba-tiba ia mengedipkan matanya dan menunjuk kearahku. Aku tidak tahu apakah itu adalah bagian dari aksi panggungnya ataukah karena ia memang menyadari keberadaanku? Yang jelas malam ini aku sungguh terpesona dengan kharisma yang terpancar dari dirinya. Setelah menyanyikan dua lagu tiba-tiba Donghae turun dari panggung dan berjalan menuju ke arahku, dan Para bodyguard pun sibuk menghalangi para elf yang menjerit-jerit dan berusaha menyentuhnya. Ketika ia sampai kehadapanku ia pun tersenyum dan menggandeng tanganku, kemudian ia mengajakku keatas panggung.
“Elf..Gadis ini adalah kekasihku! Mohon doa restu kalian..” ucapnya.
“Andwae!! Oppa..Andwae!!” teriak para Elf, namun ada juga yang berteriak “Popohae! Popohae!”
Dan setelah perkenalan mendadak itu, aku besama seluruh anggota super junior pun menuju ke sebuah Restaurant. Selama kami di restaurant, para anggota superjunior pun sibuk menggoda dan menjahili kami, termasuk Kibum dan Siwon yang kukira pendiam. Semakin mengobrol dengan para member, aku pun semakin mengetahui sifat dan karakter Donghae. Tanpa sadar kami pun larut dalam percakapan dan canda tawa hingga akhirnya jam pun menunjukkan jam dua belas malam dan Donghae pun segera mengantarkanku sampai ke rumah dengan selamat dan dengan satu kecupan dikeningku. Lagi.
***
Hari Keenam.
Aku menatap layar laptopku dan membaca sebuah berita mengenai kejadian semalam, tampaknya banyak para Elf yang patah hati karenanya. Aku pun membaca salah satu komentar yang ada di postingan tersebut.
Meskipun kesal, tapi aku yakin itu hanyalah akting untuk acara Mnet Scandal. Donghae Oppa pasti melakukannya karena ia dipaksa untuk memberikan kesan yang baik pada pacar palsunya itu. Lagipula dua hari lagi acara itu juga akan berakhir..Yippie! dan akhirnya Donghae Oppa pun akan melupakan pacar palsunya itu!.
Aku tertegun membaca komentar itu, tiba-tiba aku tersadar dengan posisiku yang sebenarnya. Aku hanyalah pacar palsunya. Dan tanpa terasa Air mataku pun menetes dari kedua pelupuk mataku. Aku tak mengira bahwa aku akan benar-benar jatuh cinta padanya, besok adalah hari terakhirku bersamanya. Dan mungkin komentar itu benar, Ia akan melupakanku setelah ini semua berakhir. Hatiku terasa sakit. Sangat sakit.
Tiba-tiba Ponselku pun berbunyi.
“ Ne?” ucapku dengan suara yang parau.
“Chagi? Ada apa dengan suaramu?”
“ Ehm..sepertinya aku terkena flu..” ucapku berbohong.
“ Gwenchana? Ah.. ini pasti karena aku mengajakmu keluar hingga larut malam! Kau sudah minum obatkan?”
“ Ne..aku sudah minum obat.”
“Syukurlah..Chagi, hari ini aku pergi ke luar kota jadi hari ini aku tidak bisa menemuimu”
Airmata ku pun kembali tertumpah dan Donghae sepertinya mendengar suara isakanku.
“Chagia?”
“Ne..” jawab ku yang berusaha menjaga suaraku agar ia tidak menyadari kalau aku menangis.
“ Kau menangis?”
“Aniyo..aku kan sudah bilang kalau aku sedang flu!” ucapku mengelak.
“Baiklah..sekarang kau cepat istirahat, besok aku akan menjengukmu, Ok?”
“Ok”
“Annyeong..”
Donghaepun memutuskan telfonnya. Dan aku pun kembali menangis.
Aku menatap jam wekerku, pukul satu pagi. Aku berfikir sejenak dan bertanya-tanya mengapa ada orang yang mengetuk-mengetuk pintu rumahku di jam seperti ini? Aku pun memutuskan untuk bangkit dari tempat tidurku dan menuju ke ruang tamu. Aku mengintip dari balik tirai jendela dan kulihat seorang pria tengah berdiri membelakangi pintu rumahku. Aku ragu-ragu untuk membuka pintu, tapi pria itu kemudian berbalik. Donghae?Aku pun mengerjapkan mataku. Ya..aku tak bermimpi. Pria itu adalah Donghae. Aku pun segera membuka pintu rumah.
“ Donghae? Apa yang kau lakukan disini?” tanya ku sambil melihat ke sekeliling rumah, tidak ada satu kamera pun disana.
“ Aku khawatir padamu! Kau sudah tidak apa-apa kan?”tanyanya dengan wajah yang cemas, ia pun menyentuh keningku. “Tidak panas. Kau sudah baikkan ya?”
“A..Ne..” ucapku tergagap.
“Kenapa matamu terlihat sembab? Seperti habis menangis saja!” Ucapnya sambil tersenyum, Aku hanya terdiam mendengar ucapannya. Kau benar, Lee Donghae.. aku memang telah banyak menangis hari ini.
“Chagi..Kau kenapa sih? Sepertinya kau memikirkan sesuatu yang lain! Hah..aku kecewa sekali, setelah pekerjaanku selesai aku langsung kemari untuk menemuimu! ku kira kau akan senang melihatku! Ternyata Aku hanya mengganggu istirahatmu ya?”
“Ani..Tentu saja aku senang..Kau pasti lelah...”Ucapku sambil mengelus pipinya. Donghae terdiam dan ia meletakkan tangannya diatas tanganku agar tanganku tetap menempel dipipinya, “ Chagi..ini pertama kalinya kau berinisiatif menyentuhku..”
“Ehm?”
“Ya..biasanya aku yang selalu memulai skinship denganmu..”
Aku pun tersenyum mendengar ucapannya, “Sesenang itu kah?”
“Tentu saja aku senang! Itu artinya kau mulai merasa nyaman di dekatku!”ucapnya tersenyum, “chagi..aku harus kembali ke asrama sebelum manajer ku tahu..Kau sudah tidak apa-apa kan?”
“Ne..aku sudah baikan. Pulanglah..kau juga harus beristirahat!”
Donghae menarikku kedalam pelukannya,“Mimpikan aku ya..”
“Ehm” jawabku sambil mengangguk.
Ia pun melepaskan pelukannya dan kembali ke asramanya.
***
Hari Ketujuh.
Ini adalah hari terakhirku menjadi kekasih Lee Donghae, Hari ini aku memutuskan untuk tidak memikirkan apa yang akan terjadi setelah hari ini. Ya..aku berniat untuk menikmati kencan terakhirku dengannya. Aku tidak ingin merusak kebersamaan kami.
“Donghae...Aku tidak mau nonton film Horor!”
“Baiklah kalau begitu kita pilih film yang lain saja! Kau mau nonton apa?”
“Ehm..Film yang di studio dua sepertinya bagus..” ucapku sambil menunjuk ke sebuah poster.
Akhirnya Kami membeli dua buah tiket film yang kutunjuk tadi dan ketika kami masuk ternyata studio itu sudah gelap, Donghae pun menggenggam tanganku dan menuntun ku sampai ke bangku kami. Film yang kami lihat ternyata bergenre romans, namun ternyata film itu berakhir dengan tragis dimana aktris utamanya diceritakan meninggal dalam sebuah kecelakaan.
“Jangan menangis..” Ucapnya sambil menyeka airmataku.
“Ah..aku cengeng ya..?” ucapku.
“Ani..kau sangat manis! Tapi jangan sering menangis ya..karena senyuman lebih cocok untukmu..Kau harus tahu bahwa kau itu sangat cantik ketika tersenyum.” ucapnya sambil mencubit pipiku. Aku pun langsung tersenyum mendengarnya, setelah selesai menonton Kami pun segera menuju ke Apkujong.
“Donghae!! Lihat!” ucapku sambil menunjuk sebuah Couple t-shirt.
“ Wae?”
“Kita pakai itu yuk!”
“Ah..shiro..” ucapnya malas.
“Ayo..ayo..ayo..ayo.” pintaku, entah darimana aegyoku pun muncul padahal selama ini aku tidak pernah bermanja-manja pada orang lain. Donghae pun tersenyum melihat sikapku dan akhirnya ia menuruti permintaanku dan akhirnya kami pun berdiri berdampingan di sebuah cermin di distro itu.
“Ehm..Berarti kita harus berjalan berdampingan terus nih.”
“Memangnya kenapa?”
“Kalau kita berdampingan kan gambarnya utuh berbentuk hati, tapi kalau sendiri-sendiri t-shirt ini jadi lebih mirip t-shirt orang patah hati!” ucapnya.
Aku pun hanya mengangguk pelan, kemudian kulihat bayangan diriku yang memakai t-shirt itu. Ah.. sebentar lagi akan ada gadis yang benar-benar patah hati.
“Chagi..Ayo kita ke Sungai Han!” ajak Donghae.
Dan kami pun menuju ke Sungai Han, lokasi yang menjadi tujuan terakhir dari kencan kami. Kami duduk berdampingan dan memandang sungai Han tanpa berbicara apapun hingga produser memberi kami tanda bahwa waktu kami hanya tersisa sepuluh menit.
“ Gomawo Hyojoo..karena telah memberikan kenangan indah untukku” ucap Donghae sambil menggenggam tanganku.
“Nado......” Aku tidak sanggup berkata apapun karena air mataku telah mendahuluiku. Donghae menyeka airmataku dan tersenyum,
“Chagi..aku sudah bilang kan kalau kau sangat cantik kalau tersenyum?”
“Ne..” ucapku sambil mengangguk, namun aku tetap tak bisa tersenyum padanya.
Donghae pun menarikku kedalam pelukannya, aku pun memeluknya dengan erat, aku ingin menghirup wangi tubuhnya untuk yang terakhir kali.
Setelah beberapa detik, ia pun mencium keningku dan melepaskan pelukannya.
“Jangan menangis lagi...” Ucapnya.
Aku pun masih mematung ditempat itu ketika Donghae secara perlahan-lahan pergi meninggalkanku. Aku sama sekali tidak menengok ke belakang, aku tidak ingin melihat punggungnya yang menjauh dari ku. Aku pun terduduk kembali, ku lihat couple phones yang ku genggam. Haruskah aku mengirimnya sebuah sms? Jika aku memberikan tanda jika aku ingin tetap bersamanya akankah ia berfikir hal yang sama? Namun Komentar-komentar negatif yang pernah kubaca seakan muncul dihadapanku, aku takut..aku takut jika komentar-komentar itu menjadi kenyataan, aku takut jika Donghae benar-benar akan melupakanku. Tapi aku sangat ingin berada disisinya..aku ingin menggandeng tangannya dan tertawa bersamanya. Aku pun menulis sebuah pesan,namun ketika hendak kukirim ternyata no ponsel Donghae sudah terputus. Para kameramen itu pun mematikan Kameranya.
“Terimakasih atas kerjasamanya.” ucap Kameramen berikut para staffnya, mereka pun membereskan perlengkapannya dan pergi meninggalkanku sendiri.
Setelah Kru Mnet Scandal pergi, aku pun duduk di tempat yang sama sebelum berpisah dengan Donghae. Aku menundukan kepalaku dan menangis, padahal ia baru pergi selama beberapa menit dan hatiku sudah sedemikian sakitnya hingga dada ini terasa sesak.
“Wah..kukira aliran Sungai Han sudah deras! Ternyata sungai di pipi Chagiya ku lebih deras! Kalau sudah begini, lalu apa yang harus kulakukan nih?” sahut seseorang di belakangku.
Aku pun menoleh pada sumber suara itu, Aku melihat Donghae berdiri sambil tersenyum.
“ Donghae? Kenapa kau ada disini?” ucapku dengan suara yang parau.
“ Aku kan tidak bilang ingin berpisah denganmu! Aku hanya bilang jangan menangis lagi..tapi ternyata kau tidak mendengarkan ucapanku ya?” ucapnya, Ia pun duduk disampingku dan menghapus airmataku. “ Persediaan air matamu banyak sekali sih?”
Aku tersenyum tipis mendengar ucapannya, kemudian aku pun memandang kearahnya.
“ Aku tahu kau pasti heran kenapa aku ada disinikan?” tanya nya.
“ Ne.. karena acara ini sudah berakhir..aku kira kau tidak akan menemuiku lagi..”
“ Kukira juga akan seperti itu..”
“ Lalu kenapa kau kemari?”
“ Teukie Hyung mengatakan padaku, Jika aku benar-benar menyukaimu maka aku harus berada disampingmu..tapi dengan syarat aku tidak melukai para fansku.”
“ Jadi karena itu kau tidak mengirimkan sms padaku?”
“ Ya kira-kira seperti itu..jadi untuk sementara kita sembunyi-sembunyi dulu, kelak fans kami pun akan mengerti dan mendukung kita.”
“ Kau benar-benar yakin kalau mereka akan mengerti?” tanya ku ragu.
“ Tentu saja! Mereka kan Elf! Elf itu adalah fans..ani..mereka itu adalah keluarga kami, mereka selalu ingin para anggota Suju mendapatkan kebahagiaan, dan jika mereka mengetahui kalau kau adalah sumber kebahagiaanku.. aku yakin mereka akan merestui kita.” Ucapnya sambil tersenyum, ia pun merangkul bahuku.
“ Chagi.. kau harus sabar ya pacaran denganku!”
Aku pun tersenyum dan mengangguk.
Donghae menatapku dengan lekat, “ Chagi..Saranghae” ucapnya.
“ Nado saranghae..”
Dengan perlahan Ia pun mendekatkan wajahnya padaku dan mengecup lembut bibirku. Ah..seribu satu kata mungkin tidak cukup untuk menggambarkan bagaimana perasaanku saat itu.. O iya untuk Para Elf, kumohon secepatnya untuk merestui kami ya, Aku akan mewakili kalian untuk menjaga Donghae. OK?? Gomawo^^.

The End.

Site Meter